News / Nasional
Selasa, 09 Desember 2025 | 10:49 WIB
Kendaraan melintas di jalan yang berada di antara lahan pertanian yang rusak akibat terendam banjir dan lumpur banjir bandang di Pidie Jaya, Aceh, Senin (8/12/2025). [ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/nz]
Baca 10 detik
 
 

Suara.com - Upaya dalam penanganan bencana yang melanda wilayah Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat kini diperkuat oleh pemanfaatan riset inovasi dan teknologi dalam negeri.

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) saat ini telah mengerahkan satuan tugas khusus yang membawa Task Force Supporting Penanggulangan Bencana ke wilayah terdampak dengan harapan dapat dimanfaatkan secara langsung untuk mempercepat proses evakuasi, pemetaan risiko, serta pemulihan para korban.

“Kita hadir dengan teknologi dan inovasi yang berbasis pengalaman panjang BRIN dalam penanganan bencana,” ujar Arif Satria, Kepala BRIN.

Dua teknologi utama yang menjadi sorotan ini adalah, Arsinum, alat pemroses air yang mampu mengubah air keruh menjadi air siap minum secara cepat dan aman diprioritaskan untuk daerah yang krisis sumber air akibat jaringan pipa rusak.

Petani menyelamatkan padi pascapanen yang terendam banjir bandang di Pidie Jaya, Aceh, Senin (8/12/2025). [ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/nz]

Dan, drone berteknologi canggih yang dapat mendeteksi objek di permukaan tanah hingga kedalaman 100 meter dimanfaatkan untuk membaca kontur dan mencari sumber air alternatif, sekaligus memetakan area berpotensi longsor dan banjir susulan.

Arif menyebut bahwa keterlibatan langsung BRIN di area terdampak bukan sebatas distribusi teknologi dan bantuan logistik saja. Melainkan, para peneliti disana menyerap data satelit untuk mendapatkan informasi aktual dari kondisi lapangan sebagai bahan riset inovasi di masa depan.

“Memahami pengalaman langsung di lokasi terdampak kita jadi tahu inovasi apa yang harus dihasilkan untuk membantu masyarakat lebih baik lagi,” ujarnya. Ia menilai bahwa riset yang lahir dari tuntutan nyata akan menghasilkan inovasi yang lebih aplikatif dan efektif, terutama menghadapi pola bencana yang kini semakin kompleks akibat perubahan iklim ekstrem.

Ketua Task Force BRIN, Joko Widodo, menyampaikan bahwa penanganan bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat dilakukan dengan struktur kerja terfokus melalui empat unit utama, yakni tim survei dan pemetaan, analisis data satelit, teknologi air bersih, serta layanan kesehatan dan kerentanan sosial.

Kini setiap keputusan distribusi bantuan dan pembukaan akses jalur daruratnya mengandalkan analisis berbasis teknologi, ilmu ilmiah, dan data keantariksaan agar tidak lagi bergantung pada perkiraan semata.

Baca Juga: Bencana Banjir Bandang Rusak 65 Ribu Hektar Sawah di Provinsi Aceh

Sementara itu, gerakan BRIN Peduli berhasil mengumpulkan Rp269.176.425 serta bantuan obat-obatan senilai Rp29.000.000 untuk mendukung operasi kemanusiaan.

Sekretaris Utama BRIN, Nur Tri Aries Suestiningtyas, memastikan bahwa bantuan tahap awal berupa makanan dan pakaian telah dikirim melalui koordinasi bersama BNPB dan akan disalurkan secara transparan dan tepat sasaran.

Penulis: Muhammad Ryan Sabiti

Load More