News / Nasional
Rabu, 10 Desember 2025 | 19:10 WIB
Menteri Ekonomi Kreatif (Ekraf) RI, Teuku Riefky Harsya, menyoroti kebutuhan mendesak akan fasilitas sanitasi dan air bersih bagi para pengungsi korban banjir di Aceh. (Foto: Tim Media Kemenekraf)
Baca 10 detik
  • Menteri Ekraf Teuku Riefky menyoroti kebutuhan mendesak air bersih dan sanitasi bagi korban banjir Aceh saat kunjungan kerja (Selasa, 9/12/2025).
  • Riefky akan segera berkoordinasi dengan Menko Infrastruktur AHY untuk menindaklanjuti aspirasi perbaikan infrastruktur vital.
  • Kunjungan tersebut meliputi Pidie, Pidie Jaya, dan Bireuen, di mana ia menyerap aspirasi warga langsung di posko pengungsian.

Suara.com - Menteri Ekonomi Kreatif (Ekraf) RI, Teuku Riefky Harsya, menyoroti kebutuhan mendesak akan fasilitas sanitasi dan air bersih bagi para pengungsi korban banjir di Aceh.

Hal tersebut menjadi temuan utama dalam kunjungan kerjanya menyisir wilayah terdampak bencana di Tanah Rencong, Selasa (9/12/2025).

Dalam kunjungannya ke Kabupaten Pidie, Pidie Jaya, hingga Bireuen, Teuku Riefky menerima banyak keluhan langsung dari pemerintah daerah maupun masyarakat di posko pengungsian.

"Mereka menitipkan aspirasi soal sanitasi, air bersih, kebersihan, serta peralatan untuk membersihkan lumpur dari rumah warga,” ucap Riefky dalam keterangannya, Rabu (10/12/2025).

Untuk menindaklanjuti masalah sanitasi dan infrastruktur ini, Riefky memastikan akan segera berkoordinasi dengan kementerian teknis terkait.

Ia dijadwalkan langsung membawa laporan kondisi lapangan ini kepada Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan.

"InsyaAllah besok kami bertemu Menko Infrastruktur AHY untuk menyampaikan hal ini agar bisa didisposisikan kepada kementerian terkait,” katanya.

Selain itu, komunikasi juga telah dibangun dengan Menteri Pekerjaan Umum (PU) guna mempercepat penanganan infrastruktur, termasuk perbaikan jalur dan jembatan darurat yang vital bagi mobilitas dan distribusi bantuan.

"Kami sangat prihatin dengan situasinya. Tapi kami tahu pemerintah daerah sedang berupaya menyambungkan jembatan alternatif agar mobilitas warga pulih,” katanya.

Baca Juga: Bencana Banjir Sumatra, BAKTI Komdigi Sediakan 18 Akses Internet dari Satelit Satria-1

Aspirasi warga ini, ia dengar langsung dengan menempuh perjalanan darat.

Seorang warga berjalan di depan rumah yang luluh lantak pascabanjir di Desa Bundar, Karang Baru, Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh, Selasa (9/12/2025). [ANTARA FOTO/Erlangga Bregas Prakoso/mrh/foc]

Putra asli Aceh ini bahkan harus menyeberangi sungai menggunakan perahu di malam hari karena akses jembatan yang putus, demi mengejar target peninjauan ke Aceh Tamiang.

“Tadi pukul tujuh malam WIB kami menyeberang menggunakan boat karena akses jalan terputus total. Tidak ada pilihan lain karena besok pagi pukul 04.00 WIB kami harus bergerak dari Lhokseumawe menuju Aceh Tamiang,” ungkapnya.

Di beberapa lokasi, Riefky juga terlihat dibonceng menggunakan sepeda motor warga untuk bisa blusukan ke desa-desa yang sulit dijangkau mobil.

Seluruh upaya ini, menurutnya, adalah wujud kehadiran negara di tengah masyarakat.

“Ini semua sesuai arahan Bapak Presiden untuk terus melihat, mendengarkan, dan membantu masyarakat yang tertimpa bencana, khususnya di Aceh,” pungkasnya.

Load More