- WO Ayu Puspita menipu puluhan calon pengantin dengan modus profesionalitas, harga miring, dan bonus menggiurkan.
- Kasus ini terungkap Desember 2025 setelah layanan pernikahan lunas raib; korban menggerebek dan melaporkan kasus ini ke polisi.
- Polda Metro Jaya menetapkan lima tersangka dengan total kerugian korban mencapai Rp16 miliar.
Berdasarkan keterangan korban seperti Nadia dan analisis para ahli, modus operandi WO Ayu Puspita mengikuti pola rapi yang mematikan:
1. Topeng Profesionalitas
WO Ayu Puspita jauh dari kesan usaha abal-abal. Berbadan hukum (PT), eksis secara profesional di media sosial, dan berani menyewa stan mahal di pameran besar menjadi modal utama untuk membius kepercayaan korban.
2. Jebakan Harga Miring dan Bonus Mewah
Diskon tak masuk akal menjadi umpan. Nadia mendapatkan paket senilai Rp179 juta hanya dengan membayar Rp137 juta. Iming-iming honeymoon ke Bali dan ratusan porsi sushi menjadi pemanis yang sulit ditampik.
3. Menciptakan Urgensi Palsu
Setelah Nadia membayar DP Rp73 juta, ia terus didesak untuk melunasi pembayaran demi mendapatkan potongan tambahan Rp10 juta.
"Waktu itu untuk full payment, sebenarnya aku nggak ada uangnya," kenang Nadia.
Demi mengejar "hemat", keluarganya mencarikan dana talangan. Pada 22 Agustus, transfer sebesar Rp64 juta dilakukan. Dalam sekejap, total Rp137 juta uang kerja keras keluarganya lenyap. Mimpi buruk itu baru disadari Nadia lewat pesan singkat seorang teman.
Baca Juga: Skandal Wedding Organizer Ayu Puspita: Lima Orang Dilaporkan ke Polisi, Korban Rugi Ratusan Juta
"Dia nge-share semua berita yang ada di media sosial soal WO Ayu Puspita. Di situ, lah aku baru tahu dan deg-degan, ini beneran nggak ini. Ternyata benar," ungkap Nadia getir.
4. Skema Ponzi: Gali Lubang Tutup Lubang
Banyak kasus penipuan WO tidak dimulai dengan niat jahat, melainkan mismanagement. Pelaku menggunakan uang dari klien baru (seperti Nadia) untuk menutupi biaya acara klien lama. Ketika arus kas macet, seluruh sistem runtuh bak kartu domino.
Alarm Keras Bagi Konsumen dan Pemerintah
Kasus ini menjadi pelajaran mahal. Harga murah patut dicurigai, pelunasan di muka sangat berisiko, dan kontrak harus mengikat secara hukum.
Sekretaris Eksekutif Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Rio Priambodo, menyoroti perlunya perbaikan sistemik agar kasus serupa tak terus berulang.
Berita Terkait
-
Digelar Terpisah, Korban Ilegal Akses Mirae Asset Protes Minta OJK Mediasi Ulang
-
Mengenal Skema Ponzi: Dugaan Borok di Balik Bisnis Vendor Ayu Puspita Dinanti
-
Skandal Wedding Organizer Ayu Puspita: Lima Orang Dilaporkan ke Polisi, Korban Rugi Ratusan Juta
-
Ratusan Korban Datangi Rumah Bos WO di Jaktim, Polisi: Situasi Sempat Memanas
-
Diduga Gelapkan Uang Ganti Rugi Rp5,9 M, Lurah Rawa Burung Dilaporkan ke Polda Metro Jaya
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Dari OTT ke Jejak Dana Gelap Pilkada: Seberapa Mahal Biaya Kampanye Calon Kepala Daerah?
-
Prabowo ke Pengungsi Banjir Aceh: Maaf, Saya Tak Punya Tongkat Nabi Musa, Tapi Rumah Kalian Diganti
-
Dasco Unggah Video Prabowo saat Bikin Kaget WWF karena Sumbangkan Tanah di Aceh
-
Borok Penangkapan Dirut Terra Drone Dibongkar, Pengacara Sebut Polisi Langgar Prosedur Berat
-
Pramono Anung Wanti-wanti Warga Jakarta Imbas Gesekan di Kalibata: Tahan Diri!
-
WALHI Sebut Banjir di Jambi sebagai Bencana Ekologis akibat Pembangunan yang Abai Lingkungan
-
Pramono Anung Bahas Peluang Siswa SDN Kalibaru 01 Cilincing Kembali Sekolah Normal Pekan Depan
-
Cuma Boleh Pegang HP 4 Jam, Siswa Sekolah Rakyat: Bosen Banget, Tapi Jadi Fokus Belajar
-
Legislator DPR Minta Perusak Hutan Penyebab Banjir Sumatra Disanksi Pidana
-
Farhan Minta Warga Tak Terprovokasi Ujaran Kebencian Resbob, Polda Jabar Mulai Profiling Akun Pelaku