- Tiga pelajar Indonesia dari Tim Bayu Sakti menciptakan Drone Rajawali berbasis AI untuk mitigasi bencana.
- Drone Rajawali mampu pemetaan area terdampak dan mendeteksi kerusakan struktur tanpa GPS stabil.
- Inovasi ini meraih juara pertama World Robot Games dan peringkat keempat World Robot Summit 2025.
Suara.com - Indonesia dikenal sebagai negara yang rawan bencana alam. Di balik kondisi geografis yang menantang, masalah lain kerap muncul saat bencana terjadi, mulai dari akses yang terputus hingga terbatasnya informasi kondisi di lapangan. Dari kegelisahan inilah lahir inovasi Drone Rajawali, karya tiga pelajar SMA Indonesia.
Mereka adalah Ksatria Wibawa Putra Murti dan Owen Tay Jia Hao, siswa kelas 11 ACS Jakarta, serta Arga Wibawa, lulusan SMA Al Irsyad Satya Islamic School. Bersama dalam Tim Bayu Sakti, ketiganya mengembangkan Drone Rajawali sebagai drone berbasis kecerdasan buatan yang dirancang khusus membantu proses penanganan bencana.
Drone Rajawali bukan sekadar drone biasa. Alat ini mampu bergerak secara mandiri dan memetakan area terdampak bencana, mendeteksi tanda bahaya seperti retakan bangunan, label hazard, hingga kerusakan struktur yang berisiko membahayakan tim penyelamat. Data yang dikumpulkan menjadi acuan penting dalam menentukan langkah evakuasi dan mitigasi risiko.
Inovasi ini sudah menembus kancah internasional. Tim Bayu Sakti berhasil meraih peringkat keempat dunia dalam kategori Drone Disaster Challenge di ajang World Robot Summit (WRS) 2025 di Fukushima, Jepang. Tak lama kemudian, mereka juga menyabet juara pertama kategori Innovation AI Robot dalam World Robot Games (WRG) di Taipei, Taiwan, menjadikan mereka tim Indonesia pertama yang meraih prestasi di kedua ajang bergengsi tersebut.
Bagi Ksatria, pengembangan Drone Rajawali lahir dari keinginan menghadirkan solusi nyata untuk persoalan yang sering luput dari perhatian.
“Korban bencana tidak selalu jatuh saat bencana terjadi, tetapi justru ketika bantuan terlambat datang akibat terputusnya akses dan komunikasi. Drone Rajawali diharapkan dapat membantu pemetaan risiko, memberikan jalur aman, serta memperluas jangkauan tim penyelamat di jam-jam krusial,” ujarnya.
Owen menambahkan bahwa teknologi drone adalah solusi yang relatif lebih terjangkau dan memungkinkan dikembangkan mandiri di Indonesia. Arga menilai pengakuan di tingkat internasional menjadi bukti bahwa pelajar Indonesia mampu menciptakan inovasi kompetitif dan relevan dengan kebutuhan global.
Peran sekolah juga menjadi kunci keberhasilan ini. Tim Bayu Sakti mengapresiasi ACS Jakarta yang memberikan dukungan selama proses pengembangan Drone Rajawali, mulai dari fleksibilitas akademik hingga pendampingan guru. Dukungan ini memungkinkan mereka menyeimbangkan kegiatan belajar dengan riset dan kompetisi.
Drone Rajawali dirancang untuk menjawab tiga tantangan utama dalam penanganan bencana: keselamatan tim penyelamat, keterbatasan akses, dan minimnya personel. Dengan teknologi pengenalan gambar berbasis AI dan sensor LIDAR, drone tetap dapat berfungsi meski tanpa GPS dan jaringan komunikasi stabil. Antarmuka kendali yang sederhana membuatnya mudah dioperasikan di lapangan.
Baca Juga: Polisi Ungkap Pemicu Kebakaran Maut Terra Drone: Akibat Baterai 30.000 mAh Jatuh
Meski sudah menuai berbagai prestasi, Tim Bayu Sakti menyadari bahwa pengembangan Drone Rajawali masih berada pada tahap awal. Mereka berharap teknologi ini terus disempurnakan dan menjadi inspirasi lahirnya lebih banyak inovasi anak muda Indonesia yang berdampak langsung pada keselamatan dan kemanusiaan.
(Reporter: Clarencia Gita Jelita)
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
-
29 Unit Usaha Syariah Mau Spin Off, Ini Bocorannya
-
Soal Klub Baru usai SEA Games 2025, Megawati Hangestri: Emm ... Rahasia
Terkini
-
Pascabanjir di Padang, Penyintas Mulai Terserang ISPA dan Penyakit Kulit
-
Prabowo Panggil Semua Kepala Daerah Papua ke Istana, Sinyal Gebrakan Baru?
-
Pakai Analogi 'Rekening Koran', Hasan Nasbi Tantang Balik Penuduh Ijazah Jokowi
-
Pengelola SPPG di Bogor Klaim 90 Persen Sumber Pangan MBG Sudah Lokal
-
Kagetnya Roy Suryo Usai Lihat LP di Polda Metro Jaya: Ternyata Jokowi Dalang Pelapor
-
KPK 'Obok-obok' Tiga Lokasi, Buru Bukti Fee Proyek Bupati Lampung Tengah
-
Api di Kramat Jati: Saat Ratusan Kios Jadi Abu dan Harapan Pedagang Diuji?
-
7 Fakta Panas Gelar Perkara Khusus Ijazah Jokowi, dari Adu Tuntutan Hingga Narasi Sesat
-
Gubernur Bobby Nasution Fokus Air Bersih-Infrastruktur Pascabencana di Sumut
-
Bantuan Logistik Kementan-Bapanas Tiba di Belawan, Bobby Nasution: Penyemangat Pascabencana di Sumut