News / Metropolitan
Rabu, 17 Desember 2025 | 20:40 WIB
Ilustrasi truk pengangkut sampah. (Pixabay)
Baca 10 detik
  • Pemkot Tangerang Selatan merespons viralnya tumpukan sampah di Flyover Ciputat dengan mengerahkan satgas dan 15 armada tambahan.
  • Masalah utama muncul karena produksi sampah harian 1.300 ton melebihi kapasitas olah 1.050 ton per hari.
  • Pemkot melakukan sterilisasi darurat dan merencanakan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah sebagai solusi jangka panjang.

Suara.com - Pemandangan tumpukan sampah yang menggunung di area flyover Ciputat, Tangerang Selatan, yang sempat viral dan menuai keluhan tajam dari warga, akhirnya menemui titik terang.

Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan memulai aksi cepat dengan mengerahkan armada tambahan dan satuan tugas khusus untuk mengangkut sampah yang telah berhari-hari meresahkan tersebut.

Langkah ini diambil sebagai respons langsung atas krisis sampah yang tidak hanya mengganggu estetika kota, tetapi juga menimbulkan ancaman kesehatan serius bagi masyarakat sekitar.

Di tengah sorotan publik, Pemkot Tangsel secara terbuka menyampaikan permohonan maaf atas kelalaian dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan.

Permohonan maaf tulus tersebut disampaikan langsung oleh Wali Kota Benyamin Davnie melalui Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kota Tangerang Selatan, Tb. Asep Nurdin.

"Bapak Wali Kota menyadari dan merasakan betul betapa tidak nyamannya kondisi ini bagi warga. Tumpukan sampah yang tinggi, bau menyengat, hingga ancaman kesehatan dari air lindi adalah masalah serius. Beliau menegaskan bahwa kenyamanan dan kesehatan lingkungan warga adalah prioritas utama kami," ujar Asep dalam keterangannya, Rabu (17/12/2025).

Asep tidak menampik adanya masalah fundamental dalam pengelolaan sampah di kota satelit Jakarta ini.

Ia memaparkan data bahwa produksi sampah harian warga Tangsel telah mencapai angka fantastis, yakni 1.200 hingga 1.300 ton. Sementara itu, kapasitas angkut dan olah yang dimiliki pemerintah saat ini hanya berada di angka 1.050 ton per hari.

Adanya defisit atau selisih ratusan ton setiap harinya inilah yang terakumulasi dan akhirnya "meledak" menjadi tumpukan liar di berbagai fasilitas publik, termasuk di Ciputat.

Baca Juga: Darurat Sampah, Terpal Jadi Andalan Pemkot Tangsel

Sebagai langkah darurat yang paling dinantikan warga, Pemkot Tangsel kini telah mengambil tindakan konkret di lapangan.

Sebuah Satuan Tugas Khusus dibentuk bersama pengerahan 15 armada truk tambahan yang difokuskan untuk menyisir dan mengangkut tumpukan sampah di titik-titik vital.

Kemudian sterilisasi lingkungan yaitu area yang telah dibersihkan langsung disemprot dengan Bio-Desinfektan untuk menetralkan air lindi yang berbahaya dan menghilangkan bau. Kemudian penempatan personel gabungan di lokasi rawan untuk mencegah pembuangan liar.

"Tidak ada lagi toleransi untuk pembuangan sampah sembarangan di fasilitas publik," kata Asep.

Meski demikian, Pemkot Tangsel menegaskan bahwa pengerahan truk tambahan ini hanyalah solusi jangka pendek untuk meredam gejolak.

Akar masalah kelebihan kapasitas sampah sedang ditangani melalui proyek strategis jangka panjang, yakni pembangunan Fasilitas Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL). Proyek ambisius ini diharapkan dapat menjadi solusi permanen.

Load More