News / Nasional
Senin, 22 Desember 2025 | 18:26 WIB
Salah satu penulis Reset Indonesia, Dandhy Laksono, di lokasi diskusi yang dibubarkan aparat pemerintah dan kepolisian di Madiun. (Suara.com/Ist)
Baca 10 detik
  • Diskusi bedah buku 'Reset Indonesia' di Madiun dibubarkan aparat kecamatan dan kepolisian sebelum dimulai.
  • Buku tersebut berisi kritik kolektif jurnalis tentang ketimpangan tanah, marginalisasi adat, dan ironi pembangunan di Indonesia.
  • Pembubaran acara memicu kontroversi, di mana aparat mengklaim masalah izin, sementara panitia melihatnya sebagai pembungkaman gagasan.

Kemudian sekitra pukul 20.00 WIB, panitia terpaksa membubarkan peserta dan membereskan lokasi. Diskusi pun batal digelar.

Minggu dini hari sekitar pukul 03.05 WIB, aksi intimidasi berlanjut. Dua mobil milik tim penulis yang terparkir di sekitar lokasi dikabarkan dilempari telur oleh empat orang tak dikenal yang mengendarai dua sepeda motor.

Mengapa 'Reset Indonesia' Dianggap Menakutkan?

Apa sebenarnya isi buku ‘Reset Indonesia’ hingga aparat merasa perlu turun tangan? ‘Reset Indonesia’ bukanlah fiksi. Ia adalah karya kolektif empat jurnalis: Farid Gaban, Dandhy Laksono, Yusuf Priambodo, dan Benaya Harobu, hasil ekspedisi 15 tahun ke sudut-sudut terdalam Indonesia.

Buku ini adalah potret nyata dari keresahan yang terpendam di berbagai daerah:

Ketimpangan Tanah

Salah satu sorotan utamanya adalah fakta bahwa "satu orang menguasai 58 persen tanah di Indonesia," yang berdampak langsung pada krisis perumahan bagi generasi muda.

"Generasi Z dan milenial, 81 juta orang tidak bisa punya rumah," ungkap Benaya Harobu, salah satu penulis saat merilis buku tersebut di Pos Bloc, Sawah Besar, Jakarta, Sabtu (4/10/2025).

Marginalisasi Masyarakat Adat

Baca Juga: Kenapa Dinamakan Dirty Vote II o3? Makna Otot, Otak, Ongkos di Karya Dandhy Laksono

Buku ini juga merekam kisah Suku Ata Modo di Pulau Komodo, yang ruang hidupnya tergusur oleh industri pariwisata premium. Mereka yang dulunya pemburu dan pelaut, kini terpaksa menjadi penjual cenderamata.

Ironi Pembangunan

Penulis dalam buku Reset Indonesia juga merangkum ketimpangan yang terjadi di Labuan Bajo.

Di tengah gemerlap kota yang dijuluki seribu sunset itu, mereka menceritakan bagaimana warga lokal justru kesulitan mendapatkan air bersih dan harus membelinya dengan harga mahal, sementara hotel-hotel mewah di sekitarnya memiliki kolam renang yang begitu luas.

Perlawanan Lokal

Buku ini juga mengangkat kisah inspiratif seorang nelayan bernama Nur Kawit di Trenggalek yang gigih menolak tambang emas. Kisah ini digambarkan sebagai simbol perlawanan terhadap eksploitasi sumber daya alam.

Load More