- Fraksi NasDem mendukung penuh mekanisme pemilihan kepala daerah melalui perwakilan di lembaga legislatif daerah (DPRD).
- Pengembalian mandat ke DPRD dianggap memiliki landasan konstitusional kuat, sejalan dengan nilai Pancasila dan demokrasi perwakilan.
- Langkah ini bertujuan mengurangi biaya politik tinggi Pilkada langsung serta menjaga stabilitas nasional daerah.
Menurutnya, sejak awal para pendiri bangsa telah merancang Indonesia bukan sekadar sebagai demokrasi elektoral yang bersifat numerik, melainkan demokrasi yang mengedepankan kebijaksanaan kolektif melalui lembaga perwakilan.
“DPRD adalah lembaga perwakilan yang lahir dari mandat rakyat. Mekanisme pilkada melalui DPRD dapat menjadi ruang untuk menghadirkan kepemimpinan daerah yang lahir dari proses permusyawaratan, kebijaksanaan, dan tanggung jawab kolektif,” jelas Viktor.
Dengan menempatkan DPRD sebagai pemilih, diharapkan proses penyaringan calon pemimpin daerah bisa lebih mendalam secara kualitatif, bukan sekadar adu popularitas di ruang publik yang seringkali mengabaikan kompetensi teknis dan integritas.
Evaluasi Sistem Politik yang Berbiaya Tinggi
Tidak dapat dimungkiri, salah satu tantangan terbesar dalam sistem Pilkada langsung selama ini adalah tingginya biaya politik yang harus dikeluarkan oleh para kandidat.
Hal ini seringkali menjadi celah terjadinya praktik korupsi dan penyalahgunaan wewenang saat menjabat demi mengembalikan "modal" kampanye.
Viktor mengingatkan bahwa maraknya kasus hukum yang menjerat para kepala daerah belakangan ini harus menjadi alarm bagi seluruh elemen bangsa untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem yang ada.
“Kita tidak bisa hanya menuntut integritas individu, sementara sistem politiknya masih mahal, kompetitif secara tidak sehat, dan rentan mendorong penyalahgunaan kekuasaan,” ungkapnya.
Baginya, demokrasi tidak boleh hanya berhenti pada prosedur seremonial semata. Fokus utama dari sebuah sistem pemilihan adalah bagaimana melahirkan pemimpin yang mampu bekerja efektif untuk kepentingan rakyat tanpa terbebani oleh utang budi kepada penyokong dana kampanye yang masif.
Baca Juga: Waketum PAN Sebut Pilkada Lewat DPRD Layak Dipertimbangkan: Bisa Tekan Politik Uang dan Dinasti
Menjaga Stabilitas dan Persatuan Nasional
Menutup pandangannya, Viktor Bungtilu Laiskodat mengajak masyarakat dan para aktor politik untuk menyikapi isu ini dengan kepala dingin.
Ia menilai, polarisasi yang sering terjadi akibat Pilkada langsung di tingkat akar rumput seringkali meninggalkan luka sosial yang sulit disembuhkan dalam waktu singkat.
Stabilitas politik di daerah dianggap sebagai kunci agar pembangunan bisa berjalan secara berkesinambungan tanpa terganggu oleh gejolak politik yang berkepanjangan.
“Perbedaan pandangan boleh ada, tapi jangan sampai ganggu persatuan dan arah kemajuan bangsa” ujarnya.
Viktor berharap seluruh elemen bangsa dapat melihat wacana ini sebagai bagian dari pendewasaan bernegara.
Berita Terkait
-
Waketum PAN Sebut Pilkada Lewat DPRD Layak Dipertimbangkan: Bisa Tekan Politik Uang dan Dinasti
-
Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno Singgung Sila ke-4: Pilkada Lewat DPRD Layak Dikaji dan Konstitusional
-
PDIP Tegas Tolak Usulan Pilkada Lewat DPRD: Sikap Kami Tak Berubah Sejak 2014
-
PAN Setuju Pilkada Lewat DPRD, Tapi Ada Syaratnya
-
Bukan Lewat DPRD, Ini Resep Said Abdullah PDIP Agar Biaya Pilkada Langsung Jadi Murah
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
Terkini
-
DPR Desak KPK Jelaskan Penghentian Penyelidikan Kasus Aswad Sulaiman Secara Transparan
-
Hadapi Tantangan Geografis, Pendidikan dan Kesejahteraan Anak di Maluku Utara Jadi Fokus
-
AMAN Catat Konflik 202 Ribu Hektare Wilayah Adat Bengkulu Sepanjang 2025
-
Harapan Publik Tinggi, KPK Tegaskan Penghentian Kasus Aswad Sulaiman Berbasis Alat Bukti
-
Rentetan Kecelakaan Kerja di Galangan PT ASL Shipyard Kembali Terjadi, Polisi Turun Tangan
-
Viral Sekelompok Orang Diduga Berzikir di Candi Prambanan, Pengelola Buka Suara
-
Bahlil Lahadalia Jamu Cak Imin dan Zulhas Hingga Dasco di Kediamannya, Bahas Apa?
-
Tak Bisa Beli Roti Gegara Cuma Punya Uang Tunai: Kenapa Toko Lebih Suka Cashless?
-
Mendagri: Pemerintah Siapkan Bantuan Renovasi dan Hunian bagi Warga Terdampak Bencana Sumatra
-
Kemendagri Kirim 1.054 Praja IPDN ke Aceh untuk Pulihkan Desa Terdampak Bencana