Suara.com - Ketua Asosiasi Industri Otomotif Italia (ANFIA), Paolo Scudieri menekankan bahwa kendaraan listrik bukan satu-satunya cara untuk mengurangi emisi karbon dari industri otomotif.
Menurutnya metode lain bisa digunakan untuk memenuhi target yang sama sambil mempertahankan pengetahuan dan lapangan pekerjaan di Italia.
"Kendaraan listrik (EV) seharusnya tidak menjadi satu-satunya metode untuk mengurangi emisi karbon. Teknologi lain dapat membantu dekarbonisasi emisi yang dihasilkan oleh industri otomotif," ujar Paolo Scudieri, dikutip dari Autoevolution.
Saat ini komisi Eropa telah mengusulkan pengurangan 100 persen emisi CO2 pada 2035. Hal ini dinilai mengancam industri otomotif dengan mesin pembakaran.
Transisi menuju EV dinilai semakin jelas memperlihatkan bahwa dunia kekurangan logam penting yang diperlukan untuk memproduksi EV. Akibatnya upaya penambangan besar-besaran akan diperlukan agar bisa memenuhi permintaan yang meningkat bahkan hanya untuk pasar Eropa.
Ditambah lagi dengan minimnya infrastruktur untuk mendukung transisi, termasuk pemerataan titik pengisian antarwilayah.
Scudieri mengungkapkan, banyak kekhawatiran yang akhirnya membuat para pelaku industri harus berfokus ke kendaraan listrik bertenaga baterai atau BEV yang saat ini didominasi produsen Asia. Hasilnya ada risiko hilangnya sekitar 73.000 pekerjaan di Italia.
Dia menambahkan bahwa 450 pembuat suku cadang mobil di Italia dari 2.200 berisiko tutup karena tidak bisa mengalihkan produksi ke kendaraan listrik.
"Biofuel, bahan bakar sintetis, dan hidrogen juga dapat berkontribusi untuk mengurangi emisi karbon," ungkapnya.
Baca Juga: Kemenperin Kerja Sama dengan NEDO untuk Teknologi Tukar Pakai Baterai Kendaraan Listrik
Terakhir Scudieri menekankan, pengembangan biofuel dan EV dapat dengan cepat membantu mencapai target pengurangan daripada memilih langsung beralih ke EV.
Berita Terkait
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Peruri Klaim Berhasil Reduksi Emisi Karbon Hingga 102 Persen
-
VF 3 Tegaskan Posisi VinFast Sebagai Salah Satu Pemain Penting Era Kendaraan Listrik
-
Pangkas Emisi 62 Persen, Target Australia Dinilai Lemah dan Terancam Gagalkan Aksi Iklim
-
Foton Menggandeng Kalista Penetrasi Pasar Kendaraan Listrik Komersial Area Jawa Timur
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
Bahlil Vs Purbaya soal Data Subsidi LPG 3 Kg, Pernah Disinggung Sri Mulyani
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Baterai Besar Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
Terkini
-
Geger Skutik Adventure! Kove ADX 180 Datang, Jegal Honda ADV160 dengan Harga Miring?
-
Polytron G3 vs G3+: Mana Mobil Listrik yang Lebih Worth It? Spesifikasi Lengkap dan Harga Terbaru!
-
Panduan Lengkap Motor Listrik Polytron: Pilih FOX-S, FOX-R, Evo, atau Trex? Cek Harga dan Spek!
-
Naksir Access 125? Intip Dulu Harga Motor Suzuki Oktober 2025
-
Apa Saja Mobil Deddy Corbuzier? Ini Isi Garasinya
-
Apa Itu Bio Etanol? Bahan Bakar yang Diklaim Bisa Bikin Pertalite Naik Kasta Jadi Pertamax
-
Penjualan BYD Merosot untuk Pertama Kali di Tengah Gempuran Perang Harga
-
Nissan Terindikasi Siapkan Penantang Honda HR-V dan Toyota Corolla Cross
-
Jajaran Produk Modifikasi Daihatsu Siap Mejeng di IMX 2025
-
7 Fakta Impor BBM: Pertamina Terlanjur Borong Minyak, Swasta Ogah Ambil