Suara.com - Beberapa waktu terakhir, dunia menjadi lebih "panas", terutama muncul isu jika bom nuklir meledak. Lalu apa yang akibatnya jika itu benar terjadi dan diledakkan di tengah kota besar?
Pertanyaan itu dijawab secara gamblang oleh para ilmuwan yang menggunakan simulasi rumit untuk menentukan berapa banyak kematian yang akan disebabkan oleh serangan nuklir jika sampai terjadi. Sebuah tim di Virginia Polytechnic Institute dan State University membangun model komputer yang memprediksi perilaku setiap individu di kota untuk membantu pemerintah merencanakan tanggap daruratnya.
Sebagai contoh, mereka membayangkan bahwa sebuah nuklir meledak di tengah permukaan tanah Washington DC. Tentunya akan menghancurkan seluruh blok kota dan menghancurkan gedung-gedung dalam radius satu mil di setiap arah.
Ini akan membunuh atau melukai beratus-ratus ribu orang, sementara membiarkan jutaan orang berisiko terkena radiasi. Hal ini memang sudah bisa diprediksi banyak orang.
Namun, simulasi adalah upaya memahami apa yang dilakukan individu, menggunakan teknik yang disebut 'pemodelan agen'. Apa yang mereka temukan adalah orang-orang yang tidak melakukan apa-apa memiliki kesempatan kematian tertinggi, mencapai hingga 279.020 orang tewas dalam 48 jam, jika mereka gagal mengambil langkah untuk melarikan diri.
Tim kemudian membandingkan dua kemungkinan tindakan yang berbeda. Pada mulanya, manusia yang disimulasikan melakukan 'pencari penampungan, evakuasi, pencarian perawatan kesehatan, dan kekhawatiran', yang pada dasarnya berarti mereka berusaha bersembunyi, melarikan diri, mendapatkan perawatan dan kemudian menderita kecemasan.
Model kedua mengasumsikan, agen melakukan semua hal ini, tetapi kemudian juga berusaha menyelamatkan anggota keluarga, yang disebut ‘rekonstruksi rumah tangga’, atau ‘membantu dan dibantu’ orang lain. Sayangnya, para pahlawan lebih mungkin tewas daripada orang yang hanya menjaga diri mereka sendiri.
Hal terbaik yang harus dilakukan adalah berlindung sesaat setelah ledakan, sebelum mengambil langkah-langkah untuk melarikan diri dan mencari perawatan kesehatan. Orang-orang yang memberanikan diri keluar dari ruang aman mereka untuk mencari keluarga atau menyelamatkan orang lain menghadapi radiasi dosis tinggi, yang bisa berakibat fatal, sedangkan berlindung untuk sementara waktu dan kemudian mengevakuasi pada pesanan tim tanggap darurat adalah strategi yang jauh lebih berisiko.
Awalnya, evakuasi yang tertunda memiliki dampak positif tertinggi terhadap kesehatan dibandingkan dengan skenario lain. Para ilmuwan menulis dalam makalah 2016 yang merinci simulasi mereka.
Baca Juga: Korea Utara: Bom Nuklir Kami Hanya untuk Amerika Serikat
Dalam beberapa jam pertama ketika paparan radiasi tinggi, kebanyakan orang berlindung dalam skenario evakuasi yang tertunda dan karenanya terkena radiasi yang lebih sedikit. Sementara dalam skenario lain, orang terlibat dalam opsi perilaku lain yang membuat mereka pergi keluar dan justru terpapar dengan radiasi yang sebenarnya.
Berikut cuplikan video tentang simulasi ini:
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
-
Penuhi Syarat Jadi Raja, PB XIV Hangabehi Genap Salat Jumat 7 Kali di Masjid Agung
-
Satu Indonesia ke Jogja, Euforia Wisata Akhir Tahun dengan Embel-embel Murah Meriah
Terkini
-
Akhirnya Bisa Ganti Alamat Gmail! Google Uji Fitur yang Sudah Lama Dinanti Pengguna
-
29 Kode Redeem FF 27 Desember 2025: Bocoran SG2 Meteor dan Toko Prime Januari
-
20 Kode Redeem FC Mobile 27 Desember 2025: Bocoran TOTY Tanpa Galeri dan Ikon Gratis
-
Sempat Dikabarkan Gagal, iPhone Air 2 Kini Dipastikan Meluncur 2026
-
Usai Debut di China, Xiaomi 17 Ultra Diprediksi Bakal Masuk ke Indonesia
-
Pemegang Saham Setujui Akuisisi Electronic Arts oleh Arab Saudi Senilai Ratusan Triliun
-
35 Kode Redeem FF 26 Desember 2025: Klaim Skin Winterland dan Bocoran Fitur Mancing
-
25 Kode Redeem FC Mobile 26 Desember 2025: Sikat 5.000 Gems di Tantangan Beku Fase 2
-
Spesifikasi POCO F8 Pro: Andalkan Snapdragon 8 Elite, RAM 12 GB, dan Audio Bose
-
POCO M8 5G Muncul di Toko Online, Siap Dipasarkan di India dan Indonesia