Suara.com - Uji nuklir Korea Utara baru-baru ini menunjukkan pengesahan pelarangan internasional atas uji bom nuklir lebih mendesak daripada sebelumnya.
Hal itu disampaikan kepala organisasi bermarkas di Wina, yang bertanggungjawab melaksanakan pelarangan itu, pada Senin (1/2/2016).
Pada perundingan pada 1990-an, perundingan Pelarangan Uji Nuklir Terpadu (CTBT) mendapat dukungan seluruh dunia untuk melarang uji nukilr, namun itu harus disahkan delapan negara pemilik tekonologi nuklir, di antaranya Israel, Iran, Mesir dan Amerika Serikat, agar pelarangan itu dapat berlaku.
"Kita harus bertindak," kata sekretaris eksekutif Badan Perjanjian Pelarangan Uji Nuklir Terpadu (CTBTO) Lassina Zerbo kepada wartawan di Paris setelah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius.
Ketegangan meningkat di Asia Timur bulan lalu setelah Korea Utara menguji nuklir keempat kalinya, dan kali ini mereka menguji bom hidrogen.
"Satu-satunya cara untuk menghentikan itu adalah memberlakukan larangan," kata kepala organisasi independen itu yang masih terkait dengan badan PBB.
Zerbo mengatakan perjanjian nuklir antara Iran dan enam negara lainnya tahun lalu dapat menolong mempercepat proses tersebut, yang "telah diseret selama 20 tahun", dan di berharap hal itu dapat mengatur pertemuan antar menteri di Vienna, Juni.
CTBTO berhrap delpan negra yang belum mengesahkan pelarangan uji nuklir dapat menyetujui rancangannya pada Juni, termasuk moratorium di Timur Tengah, diskusi dengan Korea Utara untuk "membawa hal itu menuju moratorium" dan mempercayai perjanjian antara Tiongkok dan Amerika Serikat.
Zerbo mengatakan pengesahan dari Amerika Serikat telah diproirtaskan Presiden Barack Obama tetapi "tangannya terikat karena dia tidak memiliki kekuatan di Senat". (Antara)
Berita Terkait
-
Dituding Punya Senjata Nuklir, Dubes Iran: Jika Punya Bom Nuklir Israel Tak Mungkin Berani Menyerang
-
9 Negara Pemilik Senjata Nuklir dan Kekuatan Mengerikan di Baliknya
-
Dunia Kolaps, Ini yang Terjadi Jika Perang Iran vs Israel Gunakan Bom Nuklir
-
Prabowo Soroti Status Darurat Militer Korsel dan Ancaman Perang Nuklir Eropa: Jangan Terlalu Santai!
-
Ancaman Nuklir Semenanjung Korea dan Peran Indonesia dalam Menjaga Stabilitas Dunia
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Rupiah Tembus Rp 16.700 tapi Ada Kabar Baik dari Dalam Negeri
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Naik!
-
IHSG Berpeluang Menguat Hari Ini, Harga Saham INET dan BUVA Kembali Naik?
-
Zahaby Gholy Starter! Ini Susunan Pemain Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Tinggal Klik! Ini Link Live Streaming Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
Terkini
-
Pelaku Ledakan SMAN 72 Belajar Rakit Bom dari Internet, Kerap Akses Konten Kekerasan di Situs Gelap
-
Atasi Keluhan Pengemudi Ugal-ugalan, Gubernur Pramono Setujui Pelatihan 1.000 Sopir Baru Mikrotrans
-
Antisipasi Cuaca Ekstrem, Pemprov DKI Lanjutkan Operasi Modifikasi Cuaca di Langit Banten
-
Bikin Warga Resah! Polisi Ungkap Pemicu Bentrokan Ormas dan Matel di Cengkareng
-
Genjot Investasi, Pemprov Jateng Raih Penghargaan Pioneer of Economic Empowerment
-
Ini Jawaban Istana soal Rencana Ubah Rp1.000 jadi Rp1 dalam Waktu Dekat
-
Eks Direktur Bongkar Rahasia Terminal BBM Merak: Kenapa Harus Sewa Padahal Bisa Hemat Biaya Impor?
-
Viral! Detik-Detik Bentrok Ormas BPPKB Banten vs Debt Collector di Cengkareng, Bawa Bambu dan Batu
-
Ajukan PK Kasus Korupsi Asabri, Eks Dirut Adam Damiri Merasa Putusan Hakim Tidak Adil
-
Polisi Ringkus Penembak Pengacara di Tanah Abang, Pistol Didapat dari Timor Leste