Suara.com - Pelemahan dolar Australia terhadap dolar Amerika membuat investor khawatir akan terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi. Akibatnya, indeks saham di kawasan regional pada sesi pembukaan perdagangan, Rabu (26/2/2014) dibuka melemah.
Indeks MSCI Asia Pasifik melorot 0,2 persen dan indeks Shanghai Composite juga turun 0,5 persen. Di Jepang, Indeks Nikkei 225 juga melemah 0,3 persen. Hal yang sama juga terjadi di Bursa Efek Indonesia. Pada sesi pembukaan perdagangan, IHSG turun 14,267 poin (0,3 persen) ke level 4.563,024.
Hanya 82 saham naik, 118 saham turun dan 67 saham stagnan. Volume transaksi mencapai 1,2 miliar lot dengan nilai Rp1,4 triliun. Sejumlah saham yang turun antara lain BRI, BNI dan Astra Internasional.
Sedangkan saham yang naik antara lain Global Mediacom, Bank Tabungan Negara dan Media Nusantara Citra.
Sementara itu, indeks Hang Seng justru melonjak 0,3 persen dan indeks Kospi di Korea Selatan tergelincir 0,1 persen.
Dolar Australia mengalami depresiasi menjadi 89,94 per dolar Amerika. Dalam dua hari beruntun, nilai tukar dolar Australia terus anjlok.
“Melemahnya sejumlah mata uang dipandang sebagai sinyal bahwa data ekonomi terbaru dari Cina sebagai indikasi ekonomi tengah melambat,” kata Evan Lucas, analis dari IG Ltd di Melbourne. (Bloomberg/RTI)
Berita Terkait
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
Terkini
-
Industri Petrokimia Dinilai Punya Peluang Besar Berkembang di Indonesia
-
Cadangan Gas Turun, PGN Ungkap Tantangan Industri Migas Nasional
-
Reklamasi: Saat Kewajiban Hukum Bertransformasi Menjadi Komitmen Pemulihan Ekosistem
-
Pemerintah Mulai Pangkas Kuota Ekspor Gas Secara Bertahap
-
Kuota Mudik Gratis Nataru 2026 Berpeluang Ditambah, Cek Link Resmi dan Tujuan
-
Saham INET Melesat 24 Persen Usai Kantongi Restu OJK untuk Rights Issue Jumbo
-
Pabrik VinFast Subang Didemo Warga Kurang dari 24 Jam Setelah Diresmikan
-
Gus Ipul Datangi Purbaya, Usul Bansos Korban Bencana Sumatra Rp 15 Ribu per Hari
-
Hadapi Libur Nataru, BRI Optimistis Hadirkan Layanan Perbankan Aman
-
Nilai Tukar Rupiah Ambruk Gara-gara Kredit Nganggur