Suara.com - Jumlah lapangan produksi minyak bumi dan gas di Indonesia sudah tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan yang selama ini diserap paling banyak untuk sektor industri dan transportasi.
"Produksi kita sudah tidak bisa mengimbangi konsumsi sejak 2004, dan perlu diingat perlu puluhan tahun untuk menikmati hasil produksi dari sumur-sumur baru," kata Sekretaris Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Gde Pradnyana, di Jakarta, Selasa (13/5/2014).
Dia mengatakan, lapangan-lapangan produksi minyak yang kini dieksploitasi merupakan sumber minyak bumi dan gas yang sudah dikuras selama 40 tahun terakhir.
"Kita memang tidak miliki lapangan baru. Dulu kita tarik minyak yang mengandung air, sekarang kita tarik air yang mengandung minyak," ujar dia.
Menurut dia, perlu dukungan pemerintah, terutama dalam hal perizinan untuk mendorong perusahaan-perusahaan dan investor migas dalam melakukan eksplorasi atau pencarian sumur-sumur baru di Indonesia.
Gde Pradnyana mengatakan target lifting minyak bumi pada 2014 dapat sebesar 820 ribu barel/hari, setelah dilakukan optimalisasi pada beberapa titik produksi minyak.
"Memang tidak sesuai dengan target di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2014, yakni 870.000 barel per hari. Namun, setelah kita lihat akan ada potensi-potensi yang sekarang belum dapat kita ekspos," ujarnya.
Sebelumnya, Pelaksana Tugas Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Johanes Widjonarko, mengakui produksi minyak tahun ini memang sulit untuk mencapai target yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2014 sebesar 870 ribu barel per hari, tetapi hanya 840.000 barel per hari.
Johannes juga mengatakan, target lifting minyak bumi Indonesia ini terjadi akibat tidak adanya temuan sumur minyak baru dalam beberapa tahun terakhir. (Antara)
Berita Terkait
-
VP Sekretaris SKK Migas Tewas, Sepeda Melaju 30-40 Km/Jam Sebelum Hantam Bus TransJakarta
-
Terungkap! Pesepeda yang Tewas Tabrak Bus TransJakarta Ternyata Vice President Sekretaris SKK Migas
-
Tujuh Anak Usaha PHE Masuk 10 Besar Produsen Minyak, Pakar: Grade A Migas Memang Ada di Hulu
-
OPEC Tahan Produksi, Harga Minyak Dunia Tetap Kokoh di Pasar Asia
-
OPEC Tahan Produksi, Harga Minyak Dunia Langsung Melesat 1 Persen
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Pakar Ingatkan Risiko Harga Emas, Saham, hingga Kripto Anjlok Tahun Depan!
-
DPR Tegaskan RUU P2SK Penting untuk Mengatur Tata Kelola Perdagangan Aset Kripto
-
Mengapa Rupiah Loyo di 2025?
-
Dukungan LPDB Perkuat Layanan Koperasi Jasa Keselamatan Radiasi dan Lingkungan
-
LPDB Koperasi Dukung Koperasi Kelola Tambang, Dorong Keadilan Ekonomi bagi Penambang Rakyat
-
Profil Agustina Wilujeng: Punya Kekayaan Miliaran, Namanya Muncul di Kasus Chromebook
-
RUPSLB BRI 2025 Sahkan RKAP 2026 dan Perubahan Anggaran Dasar
-
Pemerintah Jamin UMP Tak Bakal Turun Meski Ekonomi Daerah Loyo
-
Mengapa Perusahaan Rela Dijual ke Publik? Memahami Gegap Gempita Hajatan IPO
-
KEK Mandalika Kembali Dikembangkan, Mau Bangun Marina