Suara.com - Nilai investasi ternak unggas di Kabupaten Lebak, Banten, saat ini dilaporkan sudah mencapai Rp1 triliun. Investasi tersebut terutama melalui tiga perusahaan besar yang telah membuka usahanya di daerah itu.
"Kita yakin investasi unggas dua tahun mendatang di Lebak (akan terus) berkembang pesat, karena daerah Tangerang, Bogor dan Bekasi menjadi daerah permukiman," kata Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Lebak, Iman Santoso, di Rangkasbitung, Minggu (1/6/2014).
Iman mengatakan, saat ini perusahaan besar yang sudah menjalankan usahanya di Lebak antara lain adalah PT Anwar Sierad, PT Pofan, dan PT Padma. Perusahaan tersebut bergerak di bidang investasi unggas, terutama untuk memenuhi kebutuhan wilayah Jakarta, Bogor, Bekasi dan Tangerang.
Menurut Iman, kehadiran perusahan-perusahaan tersebut dinilai dapat membantu program pemerintah daerah, terutama dalam hal penyerapan tenaga kerja, juga peningkatan perekonomian masyarakat. Lokasi perusahaan PT Anwar Sierad misalnya menurutnya, mencapai luas 110 hektare di wilayah Kecamatan Curugbitung dan Sajira. Sementara PT Pofan membuka usaha di Kecamatan Warunggunung, dan PT Padma di Kecamatan Cikulur serta Warunggunung.
"Kami mendorong investasi ternak unggas berkembang, karena bisa meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat itu," kata Iman lagi.
Iman pun mengatakan, saat ini Lebak didorong untuk menjadi daerah investasi ternak unggas, terutama karena didukung keberadaan lahan yang begitu luas. Sementara jika dikembangkan di wilayah Tangerang atau Bogor tidak mungkin, bahkan kerap mendapat penolakan warga setempat. Di samping itu menurutnya, Lebak sendiri juga termasuk daerah penyangga ibukota, dengan jarak tempuh hanya berkisar 2,5 jam melalui angkutan darat.
"Kita menargetkan Lebak masuk daerah pengembangan ternak unggas dari luar daerah," katanya.
Lebih jauh, Iman memaparkan bahwa sentra penghasil ternak unggas di Kabupaten Lebak terutama adalah di Kecamatan Maja, Cipanas, Sajira, Curug Bitung, Warung Gunung, serta Cikulur. Saat ini, sektor peternakan di Kabupaten Lebak diperkirakan menyerap tenaga kerja sebanyak 10.000 orang, yang terdiri atas pemilik, pekerja kandang, hingga mereka yang bekerja di sektor angkutan. (Antara)
Berita Terkait
-
Jabar Incar PDRB Rp4.000 Triliun dan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional
-
3 Senjata Cerdas Investasi Rp100 Ribu per Hari untuk Pensiun Mapan Anak Muda
-
KPK Serahkan Rp883 Miliar Hasil Perkara Investasi Fiktif ke PT Taspen
-
KPK Serahkan Rp 883 Miliar Hasil Perkara Investasi Fiktif ke PT Taspen
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Jelang Akhir Tahun Realisasi Penyaluran KUR Tembus Rp240 Triliun
-
Jabar Incar PDRB Rp4.000 Triliun dan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
-
BRI Insurance Bidik Potensi Pasar yang Belum Tersentuh Asuransi
-
Cara SIG Lindungi Infrastruktur Vital Perusahaan dari Serangan Hacker
-
Dukung Implementasi SEOJK No. 7/SEOJK.05/2025, AdMedika Perkuat Peran Dewan Penasihat Medis
-
Fakta-fakta RPP Demutualisasi BEI yang Disiapkan Kemenkeu
-
Rincian Pajak UMKM dan Penghapusan Batas Waktu Tarif 0,5 Persen
-
Tips Efisiensi Bisnis dengan Switchgear Digital, Tekan OPEX Hingga 30 Persen
-
Indef: Pedagang Thrifting Informal, Lebih Bahaya Kalau Industri Tekstil yang Formal Hancur
-
Permata Bank Targetkan Raup Rp 100 Miliar dari GJAW 2025