Suara.com - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu (25/6/2014) pagi bergerak melemah sebesar 30 poin ke posisi Rp12.019 dibandingkan sebelumnya di level Rp11.989 per dolar AS.
"Nilai tukar rupiah pagi ini menyentuh level Rp12.000 per dolar AS, padahal laju dolar AS cenderung mengalami pelemahan di sebagian pasar regional menyusul perkiraan pasar bahwa the Fed tetap mempertahankan suku bunga acuannya di level rendah dalam beberapa bulan mendatang," kata Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada di Jakarta.
Menurut dia, pengaruh neraca perdagangan Indonesia yang masih defisit, ditambah kenaikan harga minyak dunia akibat kisruh yang terjadi di Irak masih menjadi sentimen negatif bagi mata uang rupiah.
"Karena masih adanya kekhawatiran tersebut maka rupiah kembali tertekan," katanya.
Analis pasar uang Bank Mandiri Renny Eka Putri menambahkan bahwa sentimen pasar uang dalam negeri saat ini belum ada yang mendukung penguatan mata uang rupiah baik dari eksternal maupun domestik.
"Kondisi perekonomian global yang belum stabil seiring dengan adanya kisruh geopolitik di Irak dan Ukraina yang masih berlangsung akan mendorong permintaan mata uang safe haven mengalami peningkatan," katanya.
Sentimen dari dalam negeri, lanjut dia, data-data ekonomi Indonesia yang sedianya akan dirilis pada pekan depan sentimennya masih mendatar.
Menurut dia, inflasi masih diekspektasikan tinggi menyusul tahun panen raya nasional yang mulai berkurang dan menjelang bulan puasa dan Hari Raya Lebaran. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
-
Gagal di Sea Games 2025, Legenda Timnas Agung Setyabudi Sebut Era Indra Sjafri Telah Berakhir
Terkini
-
Kenaikan Gaji Pekerja RI Bakal Melambat 5,8 Persen Tahun 2026
-
Pemerintah Janji Tahun 2026 Tidak Ada Potong Gaji, Formulasi Baru Jadi Jaminan
-
Isu Dinamika Bisnis Menyeruak dalam RUPSLB SMGR
-
Lalu Lalang Penumpang Udara saat Nataru Diprediksi Lebih dari 10,5 Juta Orang
-
Krisis Energi di Pengungsian Aceh, Rieke Diah Pitaloka Soroti Kerja Pertamina
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Bank Mega Syariah Salurkan Pembiayaan Sindikasi Senilai Rp870 Miliar
-
PPN Buka Suara Soal Rencana Pemerintah Stop Impor Solar pada 2026
-
Tarif Ekspor Indonesia ke AS 'Dipangkas' dari 32% ke 19%, Ini Daftar Produk Kebagian 'Durian Runtuh'
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya