Suara.com - Nilai tukar rupiah di sepanjang Juni lalu melemah dibandingkan bulan sebelumnya. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Tirta Segara mengatakan, pergerakan nilai tukar rupiah secara rata-rata ada Juni lalu 3,03 persen dibandingkan Mei lalu yang berada di posisi Rp11.892 per dolar Amerika.
Kata Tirta, point to point rupiah juga terdepresiasi sebesar 1,52 persen ke posisi Rp11.855 per dolar Amerika. Menurut dia, pelemahan nilai tukar rupiah selama bulan lalu karena adanya pelaksanaan kampanye pemilu presiden.
"Pergerakan tersebut dipengaruhi oleh perilaku investor yang masih menunggu hasil pilpres di Indonesia", ujar Tirta, dalam konferensi pers di Gedung Bank Indonesia, Kamis (10/7/2014).
Ia menambahkan, BI akan terus menjaga nilai tukar rupiah sesuai dengan kondisi fudamental saat ini. BI juga akan melakukan koordinasi dengan pemerintah khususnya Kementerian terkait melalui kebijakan-kebijakan demi terjaganya stabilitas nilai tukar rupiah.
"Pilpres yang sudah dilaksanakan saat kemarin dengan kondisi yang lancar nantinya sampai disahkannya Presiden dan Wakil Presiden akan mendorong investor untuk melakukan investasi di Indonesia. Sehingga Investasi akan meningkat dan memperngaruhi nilai tukar mata uang Rupiah yang akan mengalami penguatan nantinya", ungkapnya.
Pada sesi penutupan perdagangan, Kamis (10/7/2014), rupiah ditutup menguat di posisi Rp11.565 per dolar Amerika.
Berita Terkait
-
Ketua Banggar DPR Said Abdullah: Merchant Tolak Pembayaran Tunai Bisa Dipidana
-
Rupiah Terus Menguat, Dolar AS Melemah ke Level Rp16.765
-
Rupiah Masuk Zona Hijau, Dolar AS Kepanasan ke Level Rp16.772
-
Nilai Tukar Rupiah Ambruk Gara-gara Kredit Nganggur
-
Rupiah Bangkit Perlahan, Dolar AS Mulai Terpojok ke Level Rp16.760
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
Pemerintah Kucurkan Bantuan Bencana Sumatra: Korban Banjir Terima Rp8 Juta hingga Hunian Sementara
-
Apa Itu MADAS? Ormas Madura Viral Pasca Kasus Usir Lansia di Surabaya
-
Investasi Semakin Mudah, BRI Hadirkan Fitur Reksa Dana di Super Apps BRImo
-
IPO SUPA Sukses Besar, Grup Emtek Mau Apa Lagi?
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
BUMN Infrastruktur Targetkan Bangun 15 Ribu Huntara untuk Pemulihan Sumatra
-
Menpar Akui Wisatawan Domestik ke Bali Turun saat Nataru 2025, Ini Penyebabnya
-
Pemerintah Klaim Upah di Kawasan Industri Sudah di Atas UMP, Dorong Skema Berbasis Produktivitas
-
Anggaran Dikembalikan Makin Banyak, Purbaya Kantongi Rp 10 Triliun Dana Kementerian Tak Terserap
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga