Suara.com - Mulai pekan depan, Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU) akan membatasi penjualan solar subsidi. Anggota BPH Migas Ibrahim Hasyim mengatakan, pembatasan penjualan solar subsidi ini diterapkan di daerah-daerah yang rawan terjadi penyimpangan solar subsidi.
Kata dia, daerah-daerah yang rawan terjadi penyimpangan solar subsidi antara lain di daerah pertambangan dan perkebunan. Menurut dia, pembatasan penjualan solar subsidi ini dala rangka menyelamatkan kuota bbm subsidi di APBN P 2014 yang ditetapkan 46 juta kilo liter selama satu tahun.
“Jadi, daerah-daerah yang kita anggap rawan terjadi penyimpangan solar subsisi penjualannya akan dibatasi. SPBU di daerah itu hanya boleh menjual solar subsidi mulai dari jam 6 pagi hingga jam 6 sore. Keputusan itu tidak dilakukan secara mendadak, kami sudah melakukan sosialisasi ke sejumlah instansi dan pengusaha SPBU juga sudah diberitahu soal aturan ini. Aturan ini berlaku mulai 4 Agustus nanti,” kata Ibrahim kepada suara.com melalui sambungan telepon, Rabu (30/7/2014).
Ibrahim menolak untuk menyebutkan di daerah mana saja aturan pembatasan penjualan solar subsidi ini akan diterapkan. Dia hanya menjelaskan bahwa aturan ini sudah pernah diterapkan di Batam pada awal tahun ini.
“Penerapan aturan ini di Batam berjalan dengan sukses. Penjualan solar subsidi bisa berkurang 30 persen. Jadi kami memutuskan untuk menerapkan aturan ini di daerah-daerah yang rawan terjadi penyimpangan solar subsidi,” jelasnya.
Ibrahim menambahkan, apabila penjualna solar subsisi tidak dibatasi maka kuotanya akan habis pada pertengahan November. Karena, konsumsi bbm subsidi hingga Juni lalu sudah mencapai 22.9 juta kilo liter. Sedangkan kuota yang ditetapkan di APBN P 2014 adalah 46 juta kilo liter.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
Pemerintah Kucurkan Bantuan Bencana Sumatra: Korban Banjir Terima Rp8 Juta hingga Hunian Sementara
-
Apa Itu MADAS? Ormas Madura Viral Pasca Kasus Usir Lansia di Surabaya
-
Investasi Semakin Mudah, BRI Hadirkan Fitur Reksa Dana di Super Apps BRImo
-
IPO SUPA Sukses Besar, Grup Emtek Mau Apa Lagi?
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
BUMN Infrastruktur Targetkan Bangun 15 Ribu Huntara untuk Pemulihan Sumatra
-
Menpar Akui Wisatawan Domestik ke Bali Turun saat Nataru 2025, Ini Penyebabnya
-
Pemerintah Klaim Upah di Kawasan Industri Sudah di Atas UMP, Dorong Skema Berbasis Produktivitas
-
Anggaran Dikembalikan Makin Banyak, Purbaya Kantongi Rp 10 Triliun Dana Kementerian Tak Terserap
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga