Suara.com - Badan Pangatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menilai kebijakan pengendalian bahan bakar minyak bersubsidi bagi SPBU di jalan tol sejauh ini berjalan positif dan efektif mendorong masyarakat menggunakan BBM non subsidi.
"Pembatasan ini hasilnya bertendensi positif, karena penggunaan BBM nonsubsidi jenis Pertamax meningkat di jalan tol. Misalnya di Jakarta naik hingga 60 persen, walaupun data itu tidak dipungkiri terpengaruh arus mudik dan balik," kata anggota Komite BPH Migas, Ibrahim Hasyim di Jakarta, Rabu (20/8/2014).
Ia menjelaskan pembatasan ini dilakukan untuk mendorong penggunaan BBM non subsidi dan mengantisipasi penyimpangan penggunaan BBM bersubsidi di jalan tol, nelayan dan di daerah kawasan pertambangan atau industri di Jawa, Kalimantan dan Jakarta.
"Penyimpangan ini biasa terjadi di daerah dekat area pertambangan perkebunan dan daerah industri," jelasnya.
Menurut dia, penyalahgunaan BBM bersubsidi juga dapat terjadi pada nelayan. Untuk mencegahnya, nelayan yang ingin mengisi BBM bersubsidi harus mendapat surat rekomendasi petugas SKPD setempat.
"Nelayan kan tidak melaut tiap hari, jadi nelayan tidak dilarang menggunakan BBM subsidi. Jadi solar subsidi tetap diberikan ke nElayan yang akan melaut," jelasnya Pengendalian tersebut berlaku hingga akhir tahun 2014 yang merupakan bentuk solusi jangka pendek untuk mengatasi masalah energi.
"Ini kan bentuk antisipasi agar penggunaan Bbm subsidi dapat tercukupi hingga akhir tahun," katanya.
Direktur Eksekutif Centre of Reform on Economics (Core) Indonesia, Hendri Saparini menilai kebijakan pembatasan konsumsi BBM bersubsidi ini akan berdampak pada inflasi.
"Ini akan meningkatkan inflasi, tetapi tidak direncanakan, tidak didesain kebijakan untuk mengantisipasinya, yang murah tidak ada tapi yang mahal ada, ini jelas akan berdampak pada inflasi," jelasnya.
Ia menambahkan bahwa pemerintah yang baru harus membuat rencana atau kebijakan mengenai subsidi BBM.
"Rakyat itu sudah pada posisi menuntut apa langkah untuk mengurangi subsidi Bbm dengan adil, bukan lagi dikurangi atau tidak dikurangi subsidinya tetapi bagaimana membuat desain kebijakan yang adil," katanya. (Antara)
Berita Terkait
-
SPBU di Aceh Beroperasi Normal, BPH Migas: Tidak Ada Antrean BBM
-
Jamin Stok BBM Aman di Aceh, BPH Migas Minta Jangan 'Panic Buying'
-
Jelang Nataru, BPH Migas Pastikan Ketersediaan Pertalite Aman!
-
Bahlil Tunjuk Tim Baru BPH Migas untuk Pelototi Penyaluran BBM Subsidi
-
Mafia Solar di Tapteng, Bambang Haryadi: Kementerian ESDM dan BPH Migas Harus Tanggung Jawab!
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
Terkini
-
Harga Emas di Pegadaian Meroket! Efek Menjelang Tahun Baru?
-
Bank Permata Salurkan Pembiayaan Hijau Rp556 Miliar Sepanjang 2024
-
Bank Indonesia Bongkar Penyaluran Kredit Makin Seret, Apa Alasannya?
-
OJK Rilis Daftar 'Whitelist' Platform Kripto Berizin untuk Keamanan Transaksi
-
Terkendala Longsor, 2.370 Pelanggan PLN di Sumut Belum Bisa Kembali Nikmati Listrik
-
Menperin Minta Jemaah Haji Utamakan Produk Dalam Negeri: Dapat 2 Pahala
-
OJK Sorot Modus Penipuan e-Tilang Palsu
-
Pertamina Rilis Biosolar Performance, BBM Khusus Pabrik
-
UMKM Kini Bisa Buat Laporan Keuangan Berbasis AI
-
Jelang Nataru, Konsumsi Bensin dan LPG Diramal Meningkat, Pertamina Siagakan 1.866 SPBU 24 Jam!