Suara.com - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada sesi penutupan perdagangan, Kamis (18/12/2014) kembali berhasil melewati level 5.100. Fenomena window dressing menjelang akhir tahun menjadi salah satu pemicu naiknya indeks saham.
IHSG BEI ditutup menguat sebesar 77,69 poin atau 1,54 persen ke posisi 5.113,34. Sementara itu indeks 45 saham unggulan (LQ45) naik 16,58 poin atau 1,92 persen ke posisi 881,37.
"Setelah mengalami pelemahan cukup dalam di beberapa hari terakhir, IHSG BEI kembali bergerak menguat menyambut window dressing di akhir tahun 2014, hal ini ditunjukkan dengan masih tingginya arus dana asing (capital inflow) di sepanjang tahun ini di kisaran Rp40 triliun," kata analis dari Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya.
Ia mengemukakan bahwa window dressing dapat diartikan sebagai usaha untuk mempercantik nilai portofolio manajer investasi pada akhir tahun agar laporan keuangan terlihat bagus. Secara umum, window dressing terjadi menjelang akhir tahun.
Di sisi lain, lanjut dia, kesigapan pemerintah dalam menghadapi sentimen eksternal terkait pelemahan pada mata uang rupiah terhadap dolar AS membuat investor cukup nyaman berinvestasi di pasar modal Indonesia.
"Dan belum ada yang perlu dikhawatirkan secara berlebihan terhadap kondisi perekonomian Indonesia, tingginya harapan investor terhadap pemerintahan saat ini merupakan salah satu kunci," katanya.
Secara teknikal, ia mengemukakan bahwa target batas atas level indeks BEI di posisi 5.179 poin. Pada perdagangan akhir pekan (jumat, 19/12) IHSG berpotensi melanjutkan pergerakan naik.
Analis HD Capital Yuganur Wijanarko menambahkan bahwa di tengah proses rebound IHSG BEI pasca koreksi tajam, pelaku pasar dapat mencermati beberapa saham berkapitalisasi besar dan lapis kedua.
"Rekomen akumulasi di beberapa saham kapitalisasi besar dan lapis dua, diantaranya Wijaya Karya Tbk (WIKA), Pembangunan Perusamahan Tbk (PTPP), Jasa Marga Tbk (JSMR), Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM)," katanya.
Tercatat transaksi perdagangan saham di BEI sebanyak 325.854 kali dengan volume mencapai 6,38 miliar lembar saham senilai Rp4,77 triliun. Efek yang mengalami kenaikan sebanyak 214 saham, yang melemah 112 saham, dan yang tidak bergerak nilainya atau stagnan 90 saham.
Bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng menguat 246,37 poin (1,09 persen) ke 22.832,21, indeks Nikkei naik 390,32 poin (2,32 persen) ke 17.210,05, dan Straits Times menguat 16,42 poin (0,51 persen) ke posisi 3.243,65. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
-
Heimir Hallgrimsson 11 12 dengan Patrick Kluivert, PSSI Yakin Rekrut?
-
Pelatih Islandia di Piala Dunia 2018 Masuk Radar PSSI Sebagai Calon Nahkoda Timnas Indonesia
-
6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
Terkini
-
Express Discharge, Layanan Seamless dari Garda Medika Resmi Meluncur: Efisiensi Waktu dan Pembayaran
-
COP30 Brasil: Indonesia Dorong 7 Agenda Kunci, Fokus pada Dana dan Transisi Energi
-
Redenominasi Rupiah Bikin Harga Emas Makin Mentereng? Ini Kata Pengamat
-
Rapel Gaji PNS dan PPPK Mulai Cair November? Cek Mekanismenya
-
637 Ambulans BRI Peduli Telah Hadir, Perkuat Ketahanan Layanan Kesehatan Nasional
-
MIND ID Perkuat Komitmen Transisi Energi Lewat Hilirisasi Bauksit
-
Mengapa Bunga Pindar jadi Sorotan KPPU?
-
Rekomendasi Tempat Beli Perak Batangan Terpercaya
-
Old Money Ilegal Disebut Ketar-ketir Jika Menkeu Purbaya Terapkan Kebijakan Redenominasi
-
Fintech Syariah Indonesia dan Malaysia Jalin Kolaborasi, Dorong Akses Pembiayaan Inklusif