Suara.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan, dirinya tidak mencari prestasi melalui pencapaian angka ekspor, tetapi hanya ingin menyelamatkan laut Indonesia melalui kebijakan yang berkelanjutan.
"Saya bukan menteri yang mencari prestasi dengan angka-angka ekspor," kata Susi Pudjiastuti dalam rilis Kementerian Kelautan dan Perikanan yang diterima di Jakarta, Selasa, (3/2/2015).
Menteri Susi mengatakan, dirinya menginginkan agar berbagai pihak terkait dapat memenuhi terlebih dahulu kebutuhan pangan dan protein domestik atau dalam negeri. Ia juga menginginkan agar bangsa Indonesia bisa mengonsumsi ikan yang selama ini kerap diekspor, apalagi menurut dia selama ini 80 persen orang Indonesia hanya bisa makan tongkol.
Menurut dia, ikan tuna yang mahal semuanya diekspor. "Kita hanya makan tuna kecil-kecil yang bikin gatal," katanya.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti memiliki ambisi agar ekspor sektor kelautan dan perikanan Republik Indonesia menjadi yang tertinggi di antara negara-negara ASEAN.
"Ekspor kita tidak sesuai dengan kondisi geografi kita yang merupakan negara dengan garis pantai terpanjang di dunia, tetapi ekspor kita hanya nomor lima di Asia Tenggara," kata Susi Pudjiastuti.
Menurut Susi, hal tersebut merupakan sebuah kontradiksi dan ironis sehingga perlu dilakukan perubahan agar Indonesia menjadi nomor satu setidaknya di Asia Tenggara.
Apalagi, ia juga mengingatkan arahan Presiden Joko Widodo bahwa RI ingin menjadi Poros Maritim Dunia dan laut sebagai masa depan bangsa.
Sebelumnya, Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) menyatakan pemerintah harus membuang paradigma lama yang menitikberatkan pada peningkatan ekspor, termasuk dalam komoditas perikanan, sebagai patokan penting pertumbuhan ekonomi.
"Ekspor yang dijadikan sebagai patokan pertumbuhan ekonomi sudah tergolong kuno," kata Sekretaris Jenderal Kiara Abdul Halim kepada Antara di Jakarta, Selasa (20/1/2014).
Menurut Abdul Halim, seharusnya pertumbuhan ekonomi di bidang perikanan harus berpatokan kepada beberapa indikator yang lebih berarti dibandingkan sekadar ekspor. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Menkeu Purbaya Yakin Rupiah Menguat Selasa Depan
-
Pertamina Luruskan 3 Kabar Bohong Viral Akhir Pekan Ini
-
Lakukan Restrukturisasi, Kimia Farma (KAEF) Mau Jual 38 Aset Senilai Rp 2,15 Triliun
-
Bank Tanah Serap Lahan Eks-HGU di Sulteng untuk Reforma Agraria
-
Pindah Lokasi, Kemenhub Minta Pemprov Pastikan Lahan Pembangunan Bandara Bali Utara Bebas Sengketa
-
PLTP Ulubelu Jadi Studi Kasus Organisasi Internasional Sebagai Energi Listrik Ramah Lingkungan
-
Tinjau Tol PalembangBetung, Wapres Gibran Targetkan Fungsional Lebaran 2026
-
Harga Emas Antam Naik Lagi Didorong Geopolitik: Waktunya Akumulasi?
-
Menkeu Purbaya: Bos Bank Himbara Terlalu Bersemangat Jalankan Ide Presiden
-
BPJS Ketenagakerjaan-Perbarindo Tandatangani MoU, Berikan Perlindungan Jaminan Sosial Pegawai