Suara.com - Penyediaan air minum hingga mencakup seluruh wilayah di Indonesia sebagaimana ditargetkan pada 2019 diperkirakan akan membutuhkan dana lebih dari Rp274 triliun sehingga diperlukan banyak sumber dana untuk mencukupinya.
"Selain membutuhkan dana sangat besar untuk lima tahun ke depan, yaitu lebih dari Rp274 triliun, dibutuhkan juga pengembangan inovasi teknologi dan kerja sama yang baik antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan PDAM, serta partisipasi dari dunia usaha," kata Direktur Pengembangan Air Minum Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Mochammad Natsir.
Karena itu, ujar dia, Indonesia menghadapi tantangan sangat besar dalam penuntasan target penyediaan air minum yang aman dan berkelanjutan sebesar 100 persen pada akhir 2019.
Apalagi saat ini diperkirakan terdapat lebih dari 50 perusahaan operator pelayanan air minum yang diperkirakan sedang menghadapi beban utang yang sangat besar dan beragam permasalahan lainnya.
Pemerintah melalui Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM) mengevaluasi dan melakukan pembenahan terhadap PDAM untuk dapat meningkatkan kinerja pelayanannya.
"Tujuan kami untuk mengevaluasi PDAM, sekalian menjelaskan mengeni indikator yang kita gunakan untuk mengevaluasi mereka. Sekalian menyosialisasikan petunjuk teknis dan menjelaskan indikator apa aja yang kita gunakan dalam mengevaluasi mereka," kata Kepala Bidang Pemantauan dan Evaluasi Kinerja Pelayanan BPPSAM Marsaulina.
Menurut Marsaulina, terdapat hingga sebanyak 18 indikator yang akan terlihat di mana nilai rendah berada sehingga diketahui apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan pelayanan kinerja perusahaan tersebut.
Berdasarkan data BPPSAM, sejak awal Februari 2015, 11 PDAM telah silih berganti mendatangi kantor Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM) di Jakarta. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
Terkini
-
Bahlil 'Sentil' Pertamina: Pelayanan dan Kualitas BBM Harus Di-upgrade, Jangan Kalah dari Swasta!
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Program AND untuk 71 SLB, Bantuan Telkom Dalam Memperkuat Akses Digitalisasi Pendidikan
-
Dari Anak Tukang Becak, KUR BRI Bantu Slamet Bangun Usaha Gilingan hingga Bisa Beli Tanah dan Mobil
-
OJK Turun Tangan: Klaim Asuransi Kesehatan Dipangkas Jadi 5 Persen, Ini Aturannya
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Buat Tambahan Duit Perang, Putin Bakal Palak Pajak Buat Orang Kaya
-
Bank Mandiri Akan Salurkan Rp 55 Triliun Dana Pemerintah ke UMKM
-
Investasi Properti di Asia Pasifik Tumbuh, Negara-negara Ini Jadi Incaran
-
kumparan Green Initiative Conference 2025: Visi Ekonomi Hijau, Target Kemandirian Energi Indonesia