Pertamina. (Shutterstock)
Pemerintah mengeluarkan surat resmi penunjukan PT Pertamina (Persero) sebagai pengelola Blok Mahakam di Kalimantan Timur setelah 31 Desember 2017.
Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam di Jakarta, Rabu (15/4/2015), mengatakan surat resmi penunjukan sebagai pengelola Mahakam dari Menteri ESDM Sudirman Said diterima pada Selasa (14/4/2015) malam.
"Tadi (Selasa) malam, kami terima surat dari Pak Menteri (Menteri ESDM Sudirman Said) mengenai keputusan Blok Mahakam setelah 2017 diberikan ke Pertamina," kata Syamsu.
Menurut dia, setelah menerima surat tersebut, pihaknya akan membahas masa transisi dari saat ini hingga 31 Desember 2017 secara lebih detail dengan pengelola lama, Total E&P Indonesie.
Dirut Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan, pihaknya masih mengkaji skema bisnis pengelolaan pasca-2017 termasuk mitra yang akan diajak bekerja sama.
"Kami bisa gandeng siapa saja dalam rangka membuat operasi lancar," ujar Dwi.
Sebelumnya, Sudirman Said mengatakan, masa transisi diperlukan agar Pertamina bisa mengelola Blok Mahakam setelah 2017 lebih mulus. Ia berharap Pertamina dan Total E&P Indonesie asal Perancis bisa segera menandatangani pokok-pokok perjanjian (head of agreement/HoA) masa transisi operatorship Blok Mahakam.
Pemerintah menargetkan masa transisi selama dua tahun mulai 1 Januari 2016 hingga 31 Desember 2017.
Selain Total sebagai operator dengan kepemilikan hak partisipasi (participating interest/PI) sebesar 50 persen, Blok Mahakam juga dikuasai Inpex Corporation asal Jepang sebesar 50 persen. Kontrak kerja sama Mahakam dengan Total akan berakhir pada 2017 setelah berjalan 50 tahun. (Antara)
Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam di Jakarta, Rabu (15/4/2015), mengatakan surat resmi penunjukan sebagai pengelola Mahakam dari Menteri ESDM Sudirman Said diterima pada Selasa (14/4/2015) malam.
"Tadi (Selasa) malam, kami terima surat dari Pak Menteri (Menteri ESDM Sudirman Said) mengenai keputusan Blok Mahakam setelah 2017 diberikan ke Pertamina," kata Syamsu.
Menurut dia, setelah menerima surat tersebut, pihaknya akan membahas masa transisi dari saat ini hingga 31 Desember 2017 secara lebih detail dengan pengelola lama, Total E&P Indonesie.
Dirut Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan, pihaknya masih mengkaji skema bisnis pengelolaan pasca-2017 termasuk mitra yang akan diajak bekerja sama.
"Kami bisa gandeng siapa saja dalam rangka membuat operasi lancar," ujar Dwi.
Sebelumnya, Sudirman Said mengatakan, masa transisi diperlukan agar Pertamina bisa mengelola Blok Mahakam setelah 2017 lebih mulus. Ia berharap Pertamina dan Total E&P Indonesie asal Perancis bisa segera menandatangani pokok-pokok perjanjian (head of agreement/HoA) masa transisi operatorship Blok Mahakam.
Pemerintah menargetkan masa transisi selama dua tahun mulai 1 Januari 2016 hingga 31 Desember 2017.
Selain Total sebagai operator dengan kepemilikan hak partisipasi (participating interest/PI) sebesar 50 persen, Blok Mahakam juga dikuasai Inpex Corporation asal Jepang sebesar 50 persen. Kontrak kerja sama Mahakam dengan Total akan berakhir pada 2017 setelah berjalan 50 tahun. (Antara)
Komentar
Berita Terkait
-
Pertamina Beberkan Hasil Penggunaan AI dalam Penyaluran BBM Subsidi
-
Siasat Bertahan SPBU Swasta di tengah Kelangkaan BBM yang masih terjadi
-
Apakah Mitsubishi Xpander Aman Pakai BBM Campuran Etanol 10 Persen?
-
BBM Etanol: BPKN Usul Masyarakat Bisa Minta Ganti Rugi Jika Kendaraan Rusak
-
Anak Riza Chalid Hadapi Sidang Korupsi Pertamina, Pengacara Bantah Keterlibatan Kliennya
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- 5 Link DANA Kaget Terbaru Bernilai Rp 434 Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan!
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
RDN BCA Dibobol Rp 70 Miliar, OJK Akui Ada Potensi Sistemik
-
ESDM Pastikan Revisi UU Migas Dorong Investasi Baru dan Pengelolaan Energi yang Berkelanjutan
-
Penyaluran Pupuk Subsidi Diingatkan Harus Sesuai HET, Jika Langgar Kios Kena Sanksi
-
Tak Mau Nanggung Beban, Purbaya Serahkan Utang Kereta Cepat ke Danantara
-
Modal Asing Rp 6,43 Triliun Masuk Deras ke Dalam Negeri Pada Pekan Ini, Paling Banyak ke SBN
-
Pertamina Beberkan Hasil Penggunaan AI dalam Penyaluran BBM Subsidi
-
Keluarkan Rp 176,95 Miliar, Aneka Tambang (ANTM) Ungkap Hasil Eksplorasi Tambang Emas Hingga Bauksit
-
Emiten PPRO Ubah Hunian Jadi Lifestyle Hub, Strategi Baru Genjot Pendapatan Berulang
-
Penumpang Kereta Api Tembus 369 Juta Hingga September 2025
-
Petrindo Akuisisi GDI, Siapkan Rp 10 Triliun untuk Bangun Pembangkit Listrik 680 MW di Halmahera