Suara.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Perencanaan Mesir (Minister of Planning), Ashraf Al-Araby, pada Kamis (23/4/2015) di acara Peringatan Konferensi Asia Afrika ke 60. Pada kesempatan tersebut, Menteri Perencanaan Mesir mengutarakan ketertarikan untuk mempererat kerja sama antar kedua negara di bidang energi.
“Iya kemarin bertemu dengan Menteri Perencanaan Mesir untuk membahas rencana investasi Mesir di Indonesia pada sektor energi,” katanya, Jumat (25/4/2015).
Dalam pertemuan, salah satu pokok pembahasan kedua menteri adalah perihal program percepatan 35 ribu MW yang saat ini tengah dijalankan oleh pemerintah.
Sudirman mengungkapkan Menteri Perencanaan Mesir mengungkapkan keinginan pemerintah agar dapat turut memfasilitasi pihak swasta negara tersebut untuk melakukan investasi pada proyek percepatan 35 ribu MW.
Menteri ESDM menyambut baik tawaran tersebut seraya menjelaskan bahwa mayoritas dari angka 35 ribu MW tersebut, atau 25 ribu MW merupakan proyek swasta.
“Mereka tertarik untuk berinvestasi di Indonesia. Saya juga mengatakan kepada mereka jika Mesir mempunyai investor yang potensial di sektor energi, saya akan membuka kesempatan bagi mereka untuk berinvestasi,” katanya.
Selanjutnya, Menteri Perencanaan Mesir menanyakan tentang masalah BBM yang tengah dihadapi oleh pemerintah, terutama terkait dengan subsidi, perkembangan harga minyak dunia, serta program pengalihan minyak ke energi baru terbarukan.
Menteri ESDM menjelaskan bahwa salah satu kesulitan yang dihadapi pemerintah tingginya harga energi baru terbarukan yang masih lebih tinggi dibandingkan dengan energi yang bersumber dari energi fosil. Salah satu upaya yang telah dilakukan pemerintah saat ini adalah mewajibkan campuran biofuel dalam BBM sebanyak 15 persen, yang akan ditingkatkan menjadi 20 persen pada tahun 2016.
Perihal imbas harga minyak dunia terhadap harga BBM nasional, Menteri ESDM menjelaskan bahwa saat ini persediaan minyak di pasar saat ini sedang mencukupi sehingga akan menjamin stabilitas harga untuk jangka waktu menengah.
"Sebagai negara pengimpor minyak, sebetulnya saat ini situasinya cukup menguntungkan bagi kita" katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 5 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Kolagen untuk Hilangkan Kerutan, Murah Meriah Mudah Ditemukan
- 6 Hybrid Sunscreen untuk Mengatasi Flek Hitam di Usia Matang 40 Tahun
- 22 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 12 Oktober: Klaim Pemain 112-113 dan Jutaan Koin
Pilihan
-
Uang MBG Rp100 T Belum Cair, Tapi Sudah Dibalikin!, Menkeu Purbaya Bingung
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Kamera Terbaik Oktober 2025
-
Keuangan Mees Hilgers Boncos Akibat Absen di FC Twente dan Timnas Indonesia
-
6 Rekomendasi HP Murah Tahan Air dengan Sertifikat IP, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
6 Fakta Isu Presiden Prabowo Berkunjung ke Israel
Terkini
-
Siap-siap! Kantor Menkeu Purbaya Bakal Kenakan 'Pajak Gula' Buat Coca-cola Cs
-
Menkeu Purbaya: Saya Tak Suka Banyak Utang!
-
Uang MBG Rp100 T Belum Cair, Tapi Sudah Dibalikin!, Menkeu Purbaya Bingung
-
Inovasi Teknologi Ramah Lingkungan dari Bekasi, Gunung Kidul dan Sukadana
-
Menkeu Purbaya Buka Opsi Turunkan PPN, Ditentukan Akhir Tahun
-
Imajinasi Iklim dari Pinggiran: Cerita yang Tak Terdengar di Forum-forum Megah Pemerintah
-
Pemerintah Tarik Utang Hingga Rp 501,5 Triliun, Wamenkeu Ungkap Realisasinya
-
Target Lifting Minyak APBN 2025 Sudah Terlampaui, Menteri Bahlil: Insya Allah Lebih dari Target
-
Kolaborasi dengan Kemenkop, DJKI Kemenkum Targetkan 8.000 Koperasi Merah Putih Daftarkan Merek
-
Menteri Bahlil: 1 Sumur Minyak Rakyat Bisa Hasilkan Rp 2,4 Juta per Hari, Lebih Besar dari Gaji PNS