Suara.com - Komisioner Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU), Muhammad Syarkawi Rauf, menilai target pertumbuhan ekonomi pemerintah sebesar 7 persen dalam masa awal kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wapres Jusuf Kalla, akan sulit dicapai.
"Saya ragu kalau ekonomi bakal tumbuh 7 persen. Kalau dilihat dari kuartal I saja, hanya 4,7 persen. Ini akan sulit. Orientasi dan kebijakan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi perlu dilakukan perubahan," kata Syarkawi, dalam diskusi 'Perekonomian Lebaran', di Gado-gado Boplo, Jakarta, Sabtu (20/6/2015).
Syarkawi memperkirakan, pertumbuhan ekonomi nasional hanya mampu menembus angka 5,2 persen pada akhir tahun 2015. Hal tersebut lantaran kebijakan yang dibuat oleh pemerintahan Jokowi menurutnya masih berorientasi pada investasi pertambangan.
"Kebijakan yang digunakan masih menggunakan kebijakan lama, yakni genjot investasi di pertambangan. Ini akan sulit untuk mendongkrak pertumbuhan kita. Bahkan di akhir tahun, kalau melihat pergerakan Bank Dunia, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya sekitar 5,1 sampai 5,2 persen," jelasnya.
Menurut Syarkawi lagi, untuk bisa tumbuh 7 persen, maka ekonomi Indonesia perlu ditopang oleh peningkatan produktivitas dan efisiensi industri di dalam negeri.
Syarkawi menilai, tidak mungkin pemerintah hanya mengandalkan pertumbuhan ekonomi dari kegiatan bisnis yang dilakukan industri saat ini, maupun dari penjualan sumber daya alam. Menurutnya, kombinasi kedua hal tersebut tanpa dibarengi dengan upaya pemerintah menjaga dan mendorong iklim persaingan usaha, tentu akan sia-sia.
"Sekarang sudah bagus. Penataannya saja (yang) perlu diperbaiki. Pemerintah seharusnya bisa mendorong efisiensi industri, mendorong dilakukannya inovasi industri, sehingga bisa melahirkan produktivitas. Ini yang harus diperbaiki oleh pemerintahan saat ini," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Menkeu Purbaya Yakin Rupiah Menguat Selasa Depan
-
Pertamina Luruskan 3 Kabar Bohong Viral Akhir Pekan Ini
-
Lakukan Restrukturisasi, Kimia Farma (KAEF) Mau Jual 38 Aset Senilai Rp 2,15 Triliun
-
Bank Tanah Serap Lahan Eks-HGU di Sulteng untuk Reforma Agraria
-
Pindah Lokasi, Kemenhub Minta Pemprov Pastikan Lahan Pembangunan Bandara Bali Utara Bebas Sengketa
-
PLTP Ulubelu Jadi Studi Kasus Organisasi Internasional Sebagai Energi Listrik Ramah Lingkungan
-
Tinjau Tol PalembangBetung, Wapres Gibran Targetkan Fungsional Lebaran 2026
-
Harga Emas Antam Naik Lagi Didorong Geopolitik: Waktunya Akumulasi?
-
Menkeu Purbaya: Bos Bank Himbara Terlalu Bersemangat Jalankan Ide Presiden
-
BPJS Ketenagakerjaan-Perbarindo Tandatangani MoU, Berikan Perlindungan Jaminan Sosial Pegawai