Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan, ada sisi negatif dan positif dari langkah PT Pertamina (Persero) meluncurkan produk bensin baru bernama Pertalite dengan kadar oktan 90 atau berada diantara Pertamax dan Premium.
Sofyan mengatakan, dampak negatifnya adalah meningkatnya jumlah impor minyak. Hal tersebut dikarenakan, kilang minyak milik Pertamina sudah pada tua dan tidak bisa memproduksi BBM dengan oktan tinggi.
Menurutnya, saat ini refinery (kilang minyak) milik Pertamina usianya sudah 40-50 tahun, sehingga sulit untuk memproduksi BBM dengan kadar oktan tinggi.
"Ya, ya. Pasti. Karena itu kan harus blending. Masalahnya, saat ini refinery Indonesia tidak kuat. Sekarang usianya mencapai 40-50 tahun. Dalam dua sampai tiga tahun mendatang paling sedikit konsumsi RON 92," kata Sofyan saat ditemui di kantornya, Kamis (23/7/2015).
Meski begitu, Sofyan menilai rencana tersebut akan bermanfaat bagi masyarakat. Hal tersebut lanataran bahan bakar tersebut memiliki kualitas yang lebih baik untuk kendaraan masyarakat di Indonesia, apalagi bila dibandingkan dengan bensin premium.
Sofyan berharap, produksi Pertalite ini diharapkan dapat menggantikan konsumsi BBM jenis Premium RON 88 dan dalam dua sampai tiga tahun ke depan, konsumsi BBM di Indonesia mengikuti standar UERO II.
"Pertalite itu adalah bentuk diversifikasi produk oleh Pertamina, nanti kita akan menuju pada standar Euro II paling sedikit. Jadi saya dukung terus apa yang dilakukan Pertamina selama tujuannya baik ke masyarakat dan memberikan efek positif bagi negara,” katanya.
Standar EURO II adalah standar emisi untuk kendaraan bermotor yang diperkenalkan di Uni Eropa pada 1995 yang membatasi emisi kendaraan sampai 7 g/kWh dari NOX dan 0,15 g/kWh dari PM (Particle Matter) ketika dites menggunakan driving cycle NEDC.
Seperti diketahui, PT Pertamina berencana akan meluncurkan bahan bakar minyak (BBM) jenis baru yakni Pertalite denga RON 90.
Rencananya, dalam minggu ini, Pertamina akan melakukan uji pasar petralite yang digelar di 103 SPBU di tiga kota di Indonesia yang rinciannya yakni 44 SPBU di Jakarta, 30 SPBU di Surabaya dan selebihnya akan dilaksanakan di beberapa SPBU di Bandung.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
IHSG Cetak Rekor Pekan Ini, Investor Asing Banjiri Pasar Modal Indonesia
-
Cara Hemat Rp 10 Juta dalam 3 Bulan untuk Persiapan Bonus Natal dan Tahun Baru!
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Beda Jenjang Karier Guru PNS dan PPPK, Apakah Sama-sama Bisa Naik Jabatan?
-
Menkeu Purbaya Yakin Rupiah Menguat Selasa Depan
-
Pertamina Luruskan 3 Kabar Bohong Viral Akhir Pekan Ini
-
Lakukan Restrukturisasi, Kimia Farma (KAEF) Mau Jual 38 Aset Senilai Rp 2,15 Triliun
-
Bank Tanah Serap Lahan Eks-HGU di Sulteng untuk Reforma Agraria
-
Pindah Lokasi, Kemenhub Minta Pemprov Pastikan Lahan Pembangunan Bandara Bali Utara Bebas Sengketa