Suara.com - Pemerintah mengusulkan asumsi nilai tukar rupiah dalam RAPBN 2016 sebesar Rp13.400 per dolar AS dengan memperhatikan berbagai faktor.
Saat menyampaikan Keterangan Pemerintah atas RUU APBN Tahun 2016 beserta Nota Keuangannya di depan Rapat Paripurna DPR di Jakarta, Jumat (14/8/2015), Presiden Joko Widodo menyebutkan perbaikan performa perekonomian global yang dimotori oleh Amerika Serikat dan perlambatan perekonomian Cina, depresiasi yuan serta pemulihan ekonomi Uni Eropa dan Jepang, diperkirakan akan berpengaruh pada nilai tukar rupiah tahun depan.
Presiden menyebutkan, asumsi ekonomi makro tahun 2016 ditetapkan dengan mempertimbangkan seluruh dinamika perekonomian global dan domestik serta prospek perekonomian nasional.
Selain nilai tukar rupiah, pemerintah mengusulkan pertumbuhan ekonomi tahun 2016 sebesar 5,5 persen. Kondisi ekonomi global diproyeksikan membaik sehingga kinerja ekspor-impor serta permintaan global atas produk-produk Indonesia juga meningkat.
"Pembangunan infrastruktur juga akan mendorong kinerja pembentukan modal tetap bruto dan konsumsi nasional," kata Jokowi.
Sementara peningkatan konektivitas nasional dan realokasi belanja ke sektor-sektor produktif diharapkan mampu menggerakkan perekonomian nasional, menjaga daya beli masyarakat dan mengendalikan laju inflasi.
Sedangkan laju inflasi diperkirakan mencapai 4,7 persen. Hal itu dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti perkembangan harga komoditas pangan dan energi dunia, pergerakan nilai tukar rupiah serta perubahan iklim.
Menurut Presiden, pemerintah akan terus berkoordinasi dengan Bank Indonesia dan menggerakkan pemerintah daerah dalam rangka pengendalian inflasi nasional.
"Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi Daerah terus kita aktifkan, pemerintah juga akan menjaga harga bahan pangan dan energi di domestik dengan menyediakan alokasi anggaran dan dana cadangan dalam rangka ketahanan pangan nasional," katanya.
Sementara itu, rata-rata suku bunga Surat Perbendaharaan Negera (SPN) tiga bulan diasumsikan berada pada tingkat 5,5 persen. Surat Utang Negara diharapkan tetap menarik bagi investor.
Asumsi rata-rata harga minyak mentah Indonesia dalam tahun 2016 diperkirakan sebesar 60 dolar AS per barel. Asumsi itu mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi seperti pasokan dan faktor geopolitik.
Kapasitas produksi minyak dan gas bumi selama tahun 2016 diperkirakan mencapai 1,985 juta barel setara minyak per hari, yang terdiri dari produksi minyak bumi sebesar 830.000 barel per hari dan gas bumi sekitar 1,155 juta barel setara minyak per bari.
"Asumsi dasar ekonomi makro yang ditetapkan tersebut diharapkan dapar mencerminkan kondisi perekonomian yang lebih realistis sehingga akan mendorong tingkat kepercayaan pasar yang lebih tinggi," kata Presiden. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
-
Laga Klasik Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Kartu Merah Ismed, Kemilau Boaz Solossa
-
Prabowo 'Ngamuk' Soal Keracunan MBG: Menteri Dipanggil Tengah Malam!
-
Viral Video Syur 27 Detik Diduga Libatkan Oknum Dokter di Riau
Terkini
-
Gaji Tukang Masak MBG dan Pencuci Piring Nampan MBG: Bisa Capai 5 Jutaan?
-
Katalog Promo Superindo Spesial "Weekday": Diskon Minyak Goreng dan Sabun Hingga 50 Persen
-
Rupiah Mulai Menguat, Sesuai Prediksi Menkeu Purbaya
-
IHSG Dibuka 'Ngegas' Awal Pekan, Investor Tunggu Rilis Data Ekonomi Kunci
-
Anak Muda Jadi Kunci Penting Tingkatkan Literasi Keuangan, Ini Strateginya
-
Telkomsel melalui Ilmupedia Umumkan Pemenang Chessnation 2025, Ini Dia Daftarnya
-
Emiten PPRE Pakai Strategi ESG Bidik Kepercayaan Investor Global
-
Rupiah Meloyo, Ini Jurus Jitu BI, OJK, dan Bank Tingkatkan Pasar Keuangan
-
Waskita Karya Jual Saham Anak Usaha di Sektor Energi Senilai Rp179 Miliar
-
Industri Keuangan Syariah Indonesia Masih Tertinggal dari Malaysia