Suara.com - Konsultan Keuangan dari Australia Indonesia Partnership for Economic Governance (AIPEG), Nia Nadya menilai perkembangan perusahaan pembayaran atau multifinance (leasing) di Indonesia harus diwaspadai. Ini menyangkut risiko perbankan.
Dia memaparkan risiko perbankan di perusahaan leasing semakin ketat. Ini ditandai dengan penurunan down payment perkreditan oleh Otoritas Jasa Keuangan. Dikhawatirkan akan banyak kreditur yang gagal bayar.
"Indonesia harus berhati-hati melihat perkembangan perusahaan multifinance," kata Nia di Jakarta, Selasa (25/8/2015).
Nia mengatakan sistem multifinance mendapatkan pinjaman dari bank. Ini akan memperbesar risiko perbankan, termasuk gagal bayar.
Saat ini perkembangan pertumbuhan perusahaan multifinance memang tidak tumbuh pesat. Namun sejak pelambatan perekonomian, OJK mengeluarkan kebijakan penurunan uang muka (down payment/DP) pembiayaan kendaraan bermotor.
Ini untuk merespon turunnya penjualan motor dan mobil. Kebijakan ini juga untuk mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional. Aturan OJK itu membolehkan pengkredit membayat DP hanya 10 persen. Padahal sebelumnya dibatasi 30 persen.
Rinciannya, untuk kendaraan roda dua dan tiga, perusahaan pembiayaan yang non performing financing kurang dari 5 persen, uang muka atau down payment menjadi 15 persen untuk konvensional dan 10 persen untuk syariah dari sebelumnya yang 20 persen.
"Tapi memang karena kondisi perekonomian yang melesu, jadi turun lagi 10 persen. Makanya itu juga salah satu tantangan, kalau mau mengeluarkan kebijakan jangan terburu-buru. Jadinya naik turun," kata dia.
Tag
Berita Terkait
-
Pansel Temukan Jejak Transaksi Mencurigakan pada Empat Capim KPK
-
Indonesia Terjepit Jika Terjadi Perang Kurs di Asia
-
Sudah Tepat Gunakan Kartu Kredit? Jawab Dulu 3 Pertanyaan Ini
-
DPR Dukung Penambahan Dana Desa dan Subsidi Tepat Sasaran
-
Pemerintah Harus Jaga Kestabilan Harga Pangan dan Kebutuhan Pokok
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
INET Umumkan Rights Issue Jumbo Rp1,78 Triliun, Untuk Apa Saja Dananya?
-
Tukad Badung Bebas Sampah: BRI Gandeng Milenial Wujudkan Sungai Bersih Demi Masa Depan
-
Lowongan Kerja KAI Properti untuk 11 Posisi: Tersedia untuk Semua Jurusan
-
Cukai Tembakau Tidak Naik, Ini Daftar Saham yang Diprediksi Bakal Meroket!
-
BRI Peduli Salurkan Ambulance untuk Masyarakat Kuningan, Siap Layani Kebutuhan Darurat!
-
IHSG Cetak Rekor Pekan Ini, Investor Asing Banjiri Pasar Modal Indonesia
-
Cara Hemat Rp 10 Juta dalam 3 Bulan untuk Persiapan Bonus Natal dan Tahun Baru!
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Beda Jenjang Karier Guru PNS dan PPPK, Apakah Sama-sama Bisa Naik Jabatan?