Ekonom senior dari Universitas Indonesia Emil Salim menilai kereta cepat Jakarta-Bandung belum diperlukan. Ini karena jarak Jakarta-Bandung terlalu dekat untuk ukuran kereta cepat, yakni 180 kilometer.
"KA cepat bukan prioritas, sebab dia (kereta cepat) berguna untuk jarak jauh, misalnya Jakarta-Sumatera, kalau Jakarta Bandung akan 'waste resource' (membuang sumber daya)," kata Emil saat ditemui usai Munas Badan Pembinaan Pensiunan Pegawai (BP3) di Kementerian Perhubungan Jakarta, Jumat (28/8/2015).
Emil menambahkan, penguatan dolar AS juga akan menyebabkan biaya yang dikeluarkan menggunakan dolar dan sangat mahal.
"Saya anggap ini boros dan tidak urgent (terburu-buru) apalagi dolar sedang langka," katanya.
Dia juga mengaku khawatir KA cepat akan merusak sistem KA yang sudah ada, untuk itu disarankan agar memperbaiki infrastrukturnya terlebih dahulu.
"Lebih baik perkuat bantal-bantal KA, kereta cepat seluruh infrastruktur, rail, komunikasi, keselamatan, itu sepenuhnya satu paket," katanya.
Mantan Menteri Perhubungan itu menjelaskan jika kereta api cepat dengan biaya sekitar Rp60 triliun ini jadi beroperasi, waktu tempuh Jakarta-Bandung cuma 34 menit saja, sementara itu masyarakat masih banyak yang belum bisa menikmati air bersih dan energi listrik.
Menurut dia, program kereta cepat tidak lebih prioritas jika dibandingkan dengan pembangunan "tol laut" (sebutan untuk transportasi laut Barat-Timur RI dengan kapal besar).
"Saya menyambut baik 'tol laut', tapi di tengah-tengah program 'tol laut' muncul kereta api cepat di Jawa," katanya.
Menurut dia, pembangunan kereta cepat tidak memiliki pengaruh yang besar jika dibandingkan dengan "tol laut" yang jangkauannya sangat luas.
Investor asing, terutama Jepang dan Cina, dinilainya hanya menyasar proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya, karena sekali mendapatkan proyek Jakarta-Bandung maka otomatis proyek yang lebih besar akan terealisir karena sistem operasinya akan sama.
Proyek kereta api cepat Indonesia yang diwacanakan sekelas Shinkansen dengan kecepatan 300 kilometer per jam akan melayani rute Jakarta-Bandung. Namun, dalam dokumen studi kelayakan Jepang, terdapat wacana rute kereta cepat ini juga akan melayani konektivitas ke Cirebon, bahkan hingga Surabaya.
Untuk rute Jakarta-Bandung, kereta cepat akan memangkas waktu tempuh perjalanan dari dua hingga tiga jam menjadi sekitar 34 menit. Jepang sudah terlebih dahulu melakukan studi kelayakan tahap pertama dan menyerahkan proposal kepada pemerintah.
Menurut data Bappenas, dari proposal Jepang diketahui biaya pembangunan rel dan kereta cepat sebesar 6,2 miliar dolar AS. Sedangkan, Cina yang melakukan studi kelayakan setelah Jepang mengajukan penawaran senilai 5,5 miliar dolar AS.
(Antara)
Berita Terkait
-
Prabowo Mau Manfaatkan Uang Sitaan Koruptor, Ini Pos-pos yang Bakal Kecipratan
-
KPK Bidik Proyek Whoosh, Menteri ATR/BPN Beberkan Proses Pembebasan Lahan untuk Infrastruktur
-
Tegas! Ketua Banggar DPR Sebut Danantara yang Wajib Bayar Utang Whoosh
-
Jadi Piutang, WIKA Masih Tunggu Pembayaran Klaim Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung Rp 5,01 T
-
Negara Tanggung Jawab Siap Lunasi Utang Kereta Cepat Jakarta Bandung Rp 119,35 Triliun
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pilihan Baru BBM Ramah Lingkungan, UltraDex Setara Standar Euro 5
-
Pelanggan Pertamina Kabur ke SPBU Swasta, Kementerian ESDM Masih Hitung Kuota Impor BBM
-
Kementerian ESDM Larang SPBU Swasta Stop Impor Solar di 2026
-
59 Persen Calon Jamaah Haji Telah Melunasi BIPIH Melalui BSI
-
Daftar Lengkap Perusahaan Aset Kripto dan Digital yang Dapat Izin OJK
-
CIMB Niaga Syariah Hadirkan 3 Produk Baru Dorong Korporasi
-
Negara Hadir Lewat Koperasi: SPBUN Nelayan Tukak Sadai Resmi Dibangun
-
Kemenkop dan LPDB Koperasi Perkuat 300 Talenta PMO Kopdes Merah Putih
-
Kantor Cabang Bank QNB Berguguran, OJK Ungkap Kondisi Karyawan yang Kena PHK
-
Sepekan, Aliran Modal Asing ke Indonesia Masuk Tembus Rp240 Miliar