Suara.com - Pemerintah Indonesia diprediksi akan memenangkan Cina dalam proyek pembangunan kereta api cepat pertama di Asia Tenggara. Dua sumber pemerintah mengatakan hal itu.
Sumber itu mengatakan bocoran keputusan kepada Reuters. Mereka yang tidak ingin disebutkan namanya karena alasan keamanan diplomatik itu mengatakan jika kedua sudah melobi pejabat di kementerian terkait untuk menjalani proyek senilai 5 miliar dolar Amerika Serikat itu.
Seperti dilansir Reuters, proyek kereta cepat Indonesia ini disebut sebagai pembuka jalan untuk proyek selanjutnya di Kuala Lumpur Malaysia dan Singapura. Proyek itu akan diumumkan oleh Menteri Perekonomian Darmin Nasution, Rabu (2/9/2015) besok.
"Indonesia condong ke arah Cina. Cina dianggap tidak membebani pemerintah Indonesia dari sisi keuangan. Selain itu sudah ada persetujuan tentang keselamatan kerja.," kata seorang sumber.
Sumber lain mengatakan jika Indonesia ingin membagi rata proyek infrastruktur 'tingkat tinggi'. Sebab Jepang sudah membangun sistem transportasi massal di Jakarta. Selain itu mendapatkan protek pembangkit listrik batu bara.
Proyek kereta api cepat itu akan dibangun dengan jarak 150 km atau 94 mil. Kecepatan kereta mencapat 300 km perjam. Sehingga Jakarta-Bandung bisa ditempuh 38 menit, dari jarak tempuh normal 3 jam menggunakan kereta diesel. Jika proyek ini jadi, Indonesia berharap untuk memperpanjang proyek untuk menghubungkan Jakarta dengan kota Surabaya.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe pekan lalu mengirim utusan untuk menawarkan kesepakatan yang lebih menarik menjelang batas waktu keputusan pemenang tender. Jepang awalnya diyakini telah memenangkan kontrak setelah menyelesaikan studi kelayakan dengan nilai 3 juta dolar AS.
"Ini adalah kompetisi yang ketat antara Cina dan Jepang, dan lebih kompetitif baik," kata Menko Kemaritiman Rizal Ramli kepada wartawan beberapa waktu lalu.
Untuk diketahui Cina meminjamkan uang
Cina adalah menawarkan Rp73 triliun pinjaman dengan tenor 50 tahun, dan tingkat bunga 2 persen dalam dolar AS. Sementara Jepang memberikan pinjaman Rp60 triliun dengan tenor 40 tahun, dan tingkat bunga 0,1 persen dalam yen. (Reuters)
Berita Terkait
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
Pilihan
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
Terkini
-
Pembangunan Akses Tol Bitung oleh Paramount Land Capai 80 Persen
-
PNM Bersama Holding Ultra Mikro Wujudkan Akses Keuangan Merata
-
Leony, Warisan Bisa Dikecualikan dari Pajak Penghasilan Tapi BPHTB Mengintai
-
Luhut Temui Aliansi Ekonom Indonesia, Bahas 7 Tuntutan ke Pemerintah
-
Cadangan Migas Baru Ditemukan di Muara Enim
-
Bandara Supadio Mulai Layani Penerbangan Internasional
-
Kemendag Ultimatum Gold's Gym, Harus Ganti Rugi Anggota Usai Penutupan Gerai Mendadak
-
Menkeu Purbaya Resmi Guyur Dana Jumbo Rp 200 Triliun ke Perbankan
-
Pabrik Baja di Surabaya Tumbang Imbas Gempuran Produk Impor
-
Emas Antam Kembali Mahal, Harganya Rp 2.095.000 per Gram