Suara.com - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange melonjak, Sabtu (3/10/2015). Ini menghentikan penurunan lima sesi berturut-turut setelah laporan ketenagakerjaan AS yang mengecewakan menekan dolar.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember naik 22,9 dolar AS, atau 2,06 persen, menjadi menetap di 1.136,6 dolar AS per ounce.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan ekonomi AS menambahkan 142.000 lapangan kerja pada September. Ini jauh di bawah perkiraan pasar 200.000 lapangan kerja. Pemerintah juga menurunkan secara tajam kenaikan lapangan kerja untuk Agustus.
Data tersebut mendorong para investor mempertimbangkan kembali ekspentasi untuk kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve AS, yang melemahkan dolar dan mengangkat daya tarik logam mulia. Para analis juga menunjukkan bahwa investor akan melupakan kenaikan suku bunga 2015 karena pasar tenaga kerja AS menyusut dengan partisipasi tenaga kerja jatuh ke tingkat terendah 38-tahun.
Bank sentral AS telah memantau secara tajam data ketenagakerjaan dan inflasi sebagai dua alat pengukur utama untuk membantu mempengaruhi rencana untuk mulai menaikkan suku bunga pertama dalam hampir satu dekade.
Umumnya, kenaikan suku bunga akan mendorong dolar AS lebih tinggi. Analis mencatat emas dan dolar AS biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti melemahnya dolar AS dapat menjadi positif bagi komoditas yang dihargakan dalam dolar, sementara dolar yang lebih kuat dapat menekan komoditas.
Logam lainnya yang naik adalah perak untuk pengiriman Desember bertambah 75,2 sen atau 5,18 persen menjadi ditutup pada 15,263 dolar AS per ounce. Sementara platinum untuk pengiriman Januari naik 4,3 dolar AS atau 0,48 persen menjadi ditutup pada 909,5 dolar AS per ounce.
Sementara itu, Kurs dolar AS melemah terhadap mata uang utama lainnya. Ini disebabkan hal yang sama, yaitu data ketenagakerjaan AS yang buruk
Tingkat pengangguran bertahan di 5,1 persen pada September. Selama tahun ini, tingkat pengangguran dan jumlah penganggur masing-masing turun sebesar 0,8 persentase poin dan 1,3 juta. Data tersebut mendorong para investor mempertimbangkan kembali perkirakan untuk kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve AS, yang menekan dolar.
Pada akhir perdagangan di New York, euro menguat ke 1,1225 dolar AS dari 1,1185 dolar pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,5193 dolar AS dari 1,5132 dolar. Dolar Australia naik ke 0,7032 dolar AS dari 0,7031 dolar.
Dolar dibeli 119,88 yen Jepang, lebih rendah dari 119,92 yen pada sesi sebelumnya. Dolar bergerak turun menjadi 0,9707 franc Swiss dari 0,9777 franc Swiss, dan melemah menjadi 1,3189 dolar Kanada dari 1,3257 dolar Kanada. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
Pilihan
-
HP Mau PHK 6.000 Karyawan, Klaim Bisa Hemat Rp16,6 Triliun
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah Tahan Seharian Tanpa Cas, Cocok untuk Gamer dan Movie Marathon
-
5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
-
Hari Ini Bookbuilding, Ini Jeroan Keuangan Superbank yang Mau IPO
-
Profil Superbank (SUPA): IPO Saham, Harga, Prospek, Laporan Keuangan, dan Jadwal
Terkini
-
HP Mau PHK 6.000 Karyawan, Klaim Bisa Hemat Rp16,6 Triliun
-
Bankir Ini Nilai Penggunaan AI Jadi Masa Depan Industri Keuangan
-
Operasional KRL Sampai Jam Berapa di Malam Tahun Baru? Simak Jadwalnya
-
Aguan dan Salim Mau Ciptakan Kawasan Bisnis Tepi Laut
-
Meski Banyak Tekanan Pasar Properti Tetap Tumbuh, Didukung Kebijakan Pemerintah
-
OJK: Minat Investor Asing ke Sektor Perbankan Masih Tinggi, Ini Faktornya
-
APINDO Ingatkan Pemerintah Tak Ulangi Kekacauan Penetapan UMP Tahun Lalu: Harus Pakai Formula!
-
Harga Emas Kompak Naik! Cek Rincian Terbaru Logam Mulia di Pegadaian Hari Ini
-
Riset: 77 Persen UMKM Masih Lakukan Pencatatan Keuangan Secara Manual
-
Gaji Petani Kakao Indonesia Bisa Tembus Rp 10 Juta per Bulan, Ini Rahasianya