Suara.com - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa sore (3/11/2015), bergerak menguat 125 poin menjadi Rp13.544 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.669 per dolar AS.
"Nilai tukar rupiah mengalami penguatan terhadap dolar AS seiring dengan sentimen positif di dalam negeri, salah satu yang diapresiasi pasar yakni Oktober yang mencatatkan deflasi sebesar 0,08 persen," ujar Analis Pasar Uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto di Jakarta.
Ia menambahkan dengan terjadinya deflasi pada Oktober, maka inflasi tahun kalender Januari-Oktober 2015 mencapai 2,16 persen, inflasi yang rendah itu memberi harapan di pasar keuangan bahwa Bank Indonesia akan melonggarkan kebijakan moneternya.
"Diharapkan Bank Indonesia memperlonggarkan kebijakan moneternya yang dapat mendorong konsumsi domestik meningkat," katanya.
Selain itu, lanjut dia, adanya harapan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) pada kuartal III 2015 menambah sentimen positif bagi nilai tukar domestik. Sedianya, data PDB kuartal III 2015 akan diluncurkan pada Kamis (5/11) nanti.
"Diproyeksikan PDB kuartal III 2015 akan tumbuh sebesar 4,8 persen atau lebih baik dari kuartal sebelumnya yang sebesar 4,67 persen. Jika data yang diluncurkan sesuai proyeksi maka PDB kuartal III akan menjadi titik balik bagi perekonomian Indonesia," katanya.
Ia juga mengatakan bahwa kondisi perekonomian Indonesia yang relatif lebih stabil dibandingkan negara tetangga juga akan menarik minat invesor asing masuk ke Indonesia yang pada akhirnya akan mendorong nilai tukar rupiah kembali menguat.
"Diharapkan momentum perbaikan ekonomi dapat terjaga ke depannya," ucapnya.
Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova menambahkan bahwa faktor global masih menjadi salah satu faktor yang bisa menahan nilai tukar rupiah melanjutkan penguatan terhadap dolar AS.
"Sentimen dari rencana kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (Fed fund rate) masih membayangi pergerakan rupiah ke depan," katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Selasa (3/11) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp13.594 dibandingkan hari sebelumnya atau Senin (2/11) Rp13.682 per dolar AS.
Berita Terkait
-
Nilai Tukar Rupiah Drop Lagi, Ini Pemicunya
-
Nilai Tukar Rupiah Melemah pada Akhir Pekan, Ini Penyebabnya
-
Ditutup Terpuruk di Rabu Sore, Rupiah Diprediksi Terus Melemah Terhadap Dolar AS
-
Nilai Tukar Rupiah Merosot Lagi Jumat Petang, Ini Pemicunya
-
Rupiah Kalah dari Semua Mata Uang Asia, Ada Apa dengan Ekonomi RI?
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
Terkini
-
OJK Rilis Daftar 'Whitelist' Platform Kripto Berizin untuk Keamanan Transaksi
-
Terkendala Longsor, 2.370 Pelanggan PLN di Sumut Belum Bisa Kembali Nikmati Listrik
-
Menperin Minta Jemaah Haji Utamakan Produk Dalam Negeri: Dapat 2 Pahala
-
OJK Sorot Modus Penipuan e-Tilang Palsu
-
Pertamina Rilis Biosolar Performance, BBM Khusus Pabrik
-
UMKM Kini Bisa Buat Laporan Keuangan Berbasis AI
-
Jelang Nataru, Konsumsi Bensin dan LPG Diramal Meningkat, Pertamina Siagakan 1.866 SPBU 24 Jam!
-
Darurat Komunikasi di Aceh: Saat Internet Mati Begitu Listrik Padam, Siapa yang Bertanggung Jawab?
-
Perluas Jangkauan Pelayanan, KB Bank Resmikan Grand Opening KCP Bandung Taman Kopo Indah
-
Distribusi BBM di Sebagian Wilayah Aceh Masih Sulit, Pertamina: Kami Terus Untuk Recovery