Suara.com - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan perekonomian nasional pada 2016 akan menghadapi sejumlah risiko eksternal, terutama dari Cina yang perekonomiannya sedang melambat.
"Perlambatan di Cina itu akan sangat memengaruhi, lebih dibanding unsur global lainnya bahkan unsur domestik," kata Menkeu saat jumpa pers sosialisasi APBN 2016 di Jakarta, Selasa (3/11/2015).
Lebih lanjut Menkeu menjelaskan Cina saat ini merupakan salah satu negara tujuan ekspor Indonesia, padahal perlambatan ekonomi sedang terjadi di negara tersebut yang disebabkan oleh turunnya kontribusi dari sektor investasi.
Kondisi tersebut, lanjut dia, bisa melemahkan kinerja ekspor nasional dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan, karena apabila perekonomian di Cina melemah maka permintaan atas komoditas asal Indonesia menjadi berkurang.
"Kita harus mengubah ekspor ke Cina, tidak bisa terus-terusan mencoba ekspor komoditas. Kita harus bergerak ke ekspor produk jadi karena itu yang dibutuhkan Cina, yang saat ini ekonominya didorong oleh konsumsi," ujarnya.
Untuk itu, kata Menkeu, pemerintah menyiapkan antisipasi agar ekonomi tidak rentan terhadap tekanan eksternal antara lain mendorong kinerja investasi serta memperkuat sektor konsumsi rumah tangga dengan menjaga daya beli masyarakat.
"Prioritas kami saat ini adalah di pembangunan infrastruktur, ketahanan pangan, jasa pariwisata dan penguatan industrialisasi di sektor manufaktur, terutama yang berbasis sumber daya alam," jelasnya.
Menkeu memastikan pemerintah tidak lagi bergantung pada ekspor komoditas mentah yang tidak bernilai tambah tinggi dan hanya menciptakan keuntungan sesaat, apabila ingin meningkatkan efisiensi perekonomian di masa mendatang.
Pemerintah menetapkan asumsi pertumbuhan ekonomi 5,3 persen dalam APBN 2016, yang diputuskan dengan mempertimbangkan risiko eksternal yang berasal dari ketidakpastian global, kebijakan moneter negara maju dan perlambatan ekonomi Cina.
Sebagai antisipasi terhadap risiko global tersebut, pemerintah memperkuat ketahanan ekonomi domestik dan mengalokasikan anggaran untuk berbagai program pembangunan serta pemberdayaan masyarakat dalam APBN.
Salah satu antisipasi tersebut adalah pemerintah menganggarkan belanja infrastruktur sebesar Rp310 triliun dalam APBN 2016 serta menambah alokasi dana transfer ke daerah dan dana desa hingga mencapai Rp770,2 triliun. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
Terkini
-
Mekanisme Buyback TLKM, Pemegang Saham Wajib Tahu
-
BI Perpanjang Batas Waktu Pembayaran Tagihan Kartu Kredit
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
BRI Umumkan Dividen Interim 2025 Rp137 per Saham, Didukung Laba Rp41,2 Triliun
-
Pengusaha Masih Males Ambil Utang ke Bank, Dana Kredit Nganggur Capai Rp2.500 Triliun
-
Efek Banjir Sumatra, Kemenkeu Permudah Cairkan Dana Transfer ke Daerah Terdampak Bencana
-
Kemenkeu Salurkan Dana Rp 4 Miliar ke Korban Banjir Sumatra
-
Ikuti Jejak Rupiah, IHSG Meloyo Hari ini Balik ke Level 8.600
-
Harap Bersabar, Pemerintah Umumkan UMP 2026 Paling Lambat 24 Desember
-
Purbaya Akui Ada Kementerian Lelet Serap Anggaran, Dana Dikembalikan Tembus Rp 4,5 T