MasterCard Safety and Security Index™ mengungkapkan bahwa konsumen di kawasan Asia Tenggara dan Greater China menyatakan bahwa pencurian identitas dan berbagai penyalahgunaan kartu ATM menjadi dua masalah keamanan utama yang dikhawatirkan oleh masyarakat saat melakukan pembayaran elektronik.
Dalam siaran pers yang diterima Suara.com, Jumat (6/11/2015), empat puluh dua persen (42%) konsumen di Asia Tenggara (Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam) merupakan negara yang paling khawatir terhadap penipuan ataupun kecurangan terkait dengan penggunaan ATM, seperti pencurian kartu, penggandaan kartu maupun skimming. Sedangkan negara-negara di Greater China (China, Hong Kong, dan Taiwan) memiliki kekhawatiran terhadap hal yang sama sebesar 31%.
Konsumen di kawasan Asia Tenggara (35%) dan Greater China (32%) memiliki kekhawatiran yang tidak jauh berbeda terkait dengan pencurian identitas. Hal ini termasuk pencurian data personal seperti rincian data bank, identitas personal, alamat, dan tanda tangan yang dicuri melalui website. Pada kedua kawasan tersebut, diketahui bahwa kekhawatiran tersebut tidak berasal langsung dari pengalaman pribadi masyarakat, melainkan dari hasil pemberitaan mengenai pencurian tersebut di media massa.
Dalam indeks ini juga diungkapkan bahwa secara keseluruhan, konsumen di kawasan Asia Tenggara serta Taiwan dan Hong Kong merasa lebih aman untuk bertransaksi langsung di toko dibandingkan dengan pembayaran secara online. Meskipun demikian, China menjadi satu-satunya negara dimana para konsumennya merasa bahwa pembayaran online lebih aman dibandingkan dengan pembayaran langsung di toko; bahkan melebihi Singapura.
Ketika berbicara mengenai transaksi online, hampir setiap konsumen di Greater China telah melakukan pembayaran online sejak tahun lalu. Sedangkan konsumen di China itu sendiri (62%) lebih memilih untuk menggunakan digital wallets dalam pembayaranonline, melebihi konsumen di Hong Kong (14%) dan Taiwan (29%).
Sementara itu, MasterCard Safety and Security Index™ juga memperkuat fakta bahwa bank senantiasa memainkan peran penting dalam menjamin keamanan pembayaran bagi konsumen di Asia Tenggara. Hal ini disebabkan oleh tingginya tingkat kepercayaan konsumen kepada bank serta kepercayaan konsumen bahwa bank dapat membantu mereka untuk mengatasi isu-isu yang muncul terkait dengan keamanan transaksi pembayaran. Bank seringkali menjadi garis perlindungan terdepan dan solusi bagi korban penipuan transaksi online – hampir setengah dari seluruh konsumen di Asia Tenggara yang pernah mengalami kejahatan terkait dengan penggunaan ATM langsung mendatangi bank penerbit kartu mereka sebagai langkah pertama untuk meminta saran.
“Fakta bahwa mayoritas pemegang kartu memiliki hubungan baik dengan bank, juga memiliki korelasi yang mendalam terhadap sentimen mengenai siapa yang paling bisa mereka percaya untuk menjamin keamanan saat melakukan pembayaran elektronik. Hal ini tercermin dari hasil penelitian dari para konsumen di kawasan Asia Tenggara dan Greater China. Bagaimanapun, khususnya di Singapura, selain bank, konsumen juga menaruh kepercayaan yang besar pada pemerintah yang telah memberikan sebuah aturan negara yang kuat serta reputasi secara keseluruhan yang baik terkait dengan keamanan pembayaran,” ujar Ari Sarker, Co-President, MasterCard, Asia Pacific.
Melalui penelitian tersebut juga dinyatakan bahwa tidak ada satupun responden di Asia Tenggara mempercayai website lokal. Hal ini disebabkan mereka masih menganggap bahwa pelaku bisnis e-commerce lokal masih harus melakukan banyak perbaikan untuk menjamin bahwa standar keamanan pembayaran yang digunakan telah memenuhi ketentuan internasional dan membangun kepercayaan konsumen saat bertransaksi online.
Di Greater China, terlepas dari bank dan pemerintah, pelaku bisnis atau pedagang juga dianggap memiliki tanggung jawab dalam menjamin keamanan transaksi pembayaran, dimana 28% konsumen dalam kawasan tersebut akan menemui pedagang sebagai usaha pertama mereka dalam mencari solusi pembayaran yang aman. Selain itu, pedagang dalam kawasan ini juga membantu menyelesaikan 40% dari permasalahan transaksi pembayaran online.
Berita Terkait
-
Bankir Ini Nilai Penggunaan AI Jadi Masa Depan Industri Keuangan
-
Ayu Ting Ting Tak Masalah Jadi ATM Orangtua: Emang Tugas Gue, Ada Masalah?
-
Panik Uang di ATM Mendadak Hilang? Segera Lakukan 5 Hal Ini
-
3 Fakta Mobil Bank Bawa Uang Rp 4,6 Miliar Terbakar Habis
-
Gaptek, Hotman Paris Tak Gunakan ATM dan Selalu Bawa Gepokan Uang Dolar di Dompet
Terpopuler
- 6 Sepatu Adidas Diskon 60 Persen di Sports Station, Ada Adidas Stan Smith
- Kronologi Lengkap Petugas KAI Diduga Dipecat Gara-Gara Tumbler Penumpang Hilang
- 5 Moisturizer dengan Alpha Arbutin untuk Memudarkan Flek Hitam, Cocok Dipakai Usia 40-an
- 15 Merek Ban Mobil Terbaik 2025 Sesuai Kategori Dompet Karyawan hingga Pejabat
- 10 Mobil Terbaik untuk Pemula yang Paling Irit dan Mudah Dikendalikan
Pilihan
-
Viral Tumbler Tuku di Jagat Maya, Berapa Sebenarnya Harganya? Ini Daftar Lengkapnya
-
Tidak Ada Nasi di Rumah, Ibu di Makassar Mau Lempar Anak ke Kanal
-
Cuaca Semarang Hari Ini: Waspada Hujan Ringan, BMKG Ingatkan Puncak Musim Hujan Makin Dekat
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
Terkini
-
Akhirnya Bebas, Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi: Terima Kasih Profesor Dasco
-
Aturan Baru Menkeu Purbaya: Kopdes Merah Putih Jadi Syarat Pencairan Dana Desa
-
Pertama Kalinya di Indonesia, Fitur AI Bisa Analisis Pasar Saham dan Kripto
-
Banjir Ganggu Pasokan BBM di Sumatera, Bahlil: Kita Lagi Putar Otak
-
Banjir Sumatera Dikaitkan dengan Tambang Ilegal, Ini Tanggapan Kementerian ESDM
-
Nilai Tukar Rupiah Merosot Lagi Jumat Petang, Ini Pemicunya
-
IHSG Keok Jelang Akhir Pekan, Saham-Saham Apa Saja yang Tetap Cuan?
-
Lotte Land-Vasanta Group Serah Terima Tepat Waktu Hunian Komersial di Tengah Tren Proyek Molor
-
WNI Pilih Kerja ke Luar Negeri, Purbaya: Kegagalan Kita Ciptakan Lapangan Kerja Dalam Negeri
-
Harita Nickel Masuk Daftar Perusahaan Tambang yang Penuhi Standar Perlindungan HAM