Suara.com - Harga minyak merosot untuk hari ketiga berturut-turut pada Jumat (Sabtu pagi WIB 7/11/2015), setelah laporan pasar pekerjaan AS yang bergairah atau "bullish" mengirim dolar naik tajam.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember, turun 91 sen menjadi menetap di 44,29 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange dibandingkan sehari sebelumnya.
Di perdagangan London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Desember, turun 56 sen menjadi berdiri di 47,42 dolar AS per barel.
Harga minyak mentah merosot setelah AS merilis laporan ketenagakerjaan Oktober yang secara mengejutkan lebih kuat dari perkiraan, menunjukkan ekonomi masih tumbuh pada tingkat kuat, dengan tingkat pengangguran turun menjadi 5,0 persen didukung penciptaan 271.000 lapangan pekerjaan baru, hampir dua kali lipat jumlah pada September.
Itu memicu harapan tinggi bahwa Federal Reserve AS akan meningkatkan suku bunga pada Desember, pada gilirannya mendorong greenback naik 1,2 persen terhadap euro dan 1,1 persen terhadap yen menutup satu pekan dengan keuntungan kuat.
Karena harga minyak mentah dalam dolar, kenaikannya memperlemah daya beli mereka yang menggunakan mata uang lainnya.
"Pasar sudah menggambarkan kita akan memiliki kenaikan suku bunga, angka-angka mendukung perasaan itu," kata Andy Lipow dari Lipow Oil Associates.
Penurunan lainnya dalam hitungan rig di Amerika Utara dari perusahaan jasa minyak Baker Hughes sedikit menopang harga. Hitungan, yang mengukur aktivitas pengeboran di Amerika Serikat dan Kanada, jatuh pada minggu lalu menjadi 956 rig, turun 10 rig dari seminggu sebelumnya dan lebih rendah dari 1.379 setahun yang lalu.
Sementara itu AS secara resmi menolak proyek pipa Keystone XL yang dimaksudkan untuk mengalirkan lebih banyak minyak mentah dari Kanada Selatan menuju kilang-kilang penyulingan di Teluk Meksiko. Penolakan itu tidak mengejutkan setelah penundaan bertahun-tahun, tetapi mengirim harga saham pemilik jaringa pipa TransCanada turun 4,6 persen. (Antara)
Berita Terkait
-
Harga Minyak Dunia Stabil, Investor Pantau Negosiasi Damai Rusia-Ukraina dan Keputusan OPEC
-
Rupiah Menguat Kamis Sore, Gosip dari Amerika Jadi Pemicu Utama
-
Rusia-Ukraina Mau Damai, Harga Minyak Dunia Kembali Merosot
-
Harga Minyak Stabil, Pasar Cermati Sinyal Perdamaian Rusia-Ukraina
-
Harga Minyak Dunia Stabil, Ditahan Dua Faktor: Damai Rusia-Ukraina dan Sanksi AS
Terpopuler
- 6 Sepatu Adidas Diskon 60 Persen di Sports Station, Ada Adidas Stan Smith
- Kronologi Lengkap Petugas KAI Diduga Dipecat Gara-Gara Tumbler Penumpang Hilang
- 5 Moisturizer dengan Alpha Arbutin untuk Memudarkan Flek Hitam, Cocok Dipakai Usia 40-an
- 7 Sabun Muka Mengandung Kolagen untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Tetap Kencang
- 15 Merek Ban Mobil Terbaik 2025 Sesuai Kategori Dompet Karyawan hingga Pejabat
Pilihan
-
Polemik RS dr AK Gani 7 Lantai di BKB, Ahli Cagar Budaya: Pembangunan Bisa Saja Dihentikan
-
KGPH Mangkubumi Akui Minta Maaf ke Tedjowulan Soal Pengukuhan PB XIV Sebelum 40 Hari
-
Haruskan Kasus Tumbler Hilang Berakhir dengan Pemecatan Pegawai?
-
BRI Sabet Penghargaan Bergengsi di BI Awards 2025
-
Viral Tumbler Tuku di Jagat Maya, Berapa Sebenarnya Harganya? Ini Daftar Lengkapnya
Terkini
-
BRI Sabet Penghargaan Bergengsi di BI Awards 2025
-
Kabar Kenaikan Gaji PNS Tahun 2026, Ada 2 Syarat
-
Kementerian ESDM Buka Peluang Impor Gas dari AS untuk Penuhi Kebutuhan LPG 3Kg
-
Bisnis AI Kian Diminati Perusahaan Dunia, Raksasa China Bikin 'AI Generatif' Baru
-
Waskita Karya Rampungkan Transaksi Divestasi Saham Jalan Tol Cimanggis - Cibitung Rp3,28 Triliun
-
Dukung Mitigasi Banjir dan Longsor, BCA Syariah Tanam 1.500 Pohon di Cisitu Sukabumi
-
Magang Nasional Gelombang III Segera Digelar, Selanjutnya Sasar Lulusan SMK
-
Banjir Sumatera Telan Banyak Korban, Bahlil Kenang Masa Lalu: Saya Merasa Bersalah
-
Mulai 2026 Distribusi 35 Persen Minyakita Wajib via BUMN
-
Akhirnya Bebas, Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi: Terima Kasih Profesor Dasco