Suara.com - Sedikitnya tiga konsultan asing saat ini sedang mengkaji pembangunan infrastruktur Blok Minyak dan Gas (Migas) Masela.
Gubernur Maluku Said Assagaff di Ambon, Rabu, mengatakan, hasil kajian nantinya dijadwalkan dipaparkan pada 4 Desember 2015.
"Konsultan nantinya memaparkan hasil kajian kepada gubernur maupun DPRD Maluku untuk menjadi bahan pertimbangan guna memutuskan idealnya infrastruktur dibangun di darat ataukah pengolahan terapung di laut," ujarnya.
Kajian tersebut dipertimbangkan untuk merekomendasikan pembangunan infrastruktur yang strategis dalam rangka pemberdayaan masyarakat.
"Terpenting pengelolaan yang memiliki nilai tambah untuk kesejahteraan masyarakat. Saya tidak mempermasalahkan pembangunannya di darat atau pun laut karena diutamakan adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat," kata Gubernur.
Dia tidak mau gegabah dalam memutuskan tahapan strategis tersebut karena menyangkut masa depan Maluku.
"Saya berusaha optimal meletakkan kerangka pengembangan Blok Migas Masela yang benar sehingga tidak merugikan masyarakat Maluku di kemudian hari," ujar Gubernur.
Karena itu, dia juga telah berbicara dengan Menteri Kordinator (Menko) Bidang Kemarintiman Rizal Ramli soal rencana pengembangan infrastruktur Blok Migas Masela.
"Saya saat ketemu Menko Rizal di Jakarta, beberapa waktu lalu, sekaligus memohon diberikan waktu untuk mengkajinya seoptimalnya dengan tujuan menyejahterakan masyarakat," tegas Gubernur.
Sebelumnya, Menko Rizal memerintahkan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk mengkaji pengembangan infrastruktur Blok Migas Masela.
Blok yang diperkirakan beroperasi pada 2024 tersebut memiliki banyak kandungan gas dengan potensi mencapai 10,7 triliun cubic feet (tcf). Karena itu, ada rencana membangun infrastruktur pengolahan gas.
Menurut Rizal, jika dihitung secara finansial, balik modal atau Internal Rate of Return (IRR) blok tersebut mencapai 15,04 persen dan menyumbang pendapatan negara hingga US$ 43,8 miliar.
Ini adalah blok gas yang termasuk sangat besar potensinya," katanya.
Rizal mengungkapkan, ada dua pilihan pembangunan infrastruktur gas tersebut pertama membangun faslitas pengolahan terapung di laut dengan teknologi terbaru yang memakan biaya US$ 19,3 miliar.
"Ada usul dari Shell untuk membangun floating unit untuk memproses gas itu di atas laut ini. teknologi ini relatif baru. Shell melakukan di negara lain. Di Indonesia yang kedua," ujarnya.
Pilihan kedua adalah membangun jaringan pipa sepanjang 600 kilometer (km) dari blok Masela yang terletak di Laut Arafuru menuju Pulau Aru dengan investasi US$ 14,6 miliar sampai US$ 16 miliar.
"Pipanya itu kita bikin 600 km. Jadi dari lokasi ditemukannya gas, kita bangun pipa ke Aru," tandas Rizal. (Antara)
Berita Terkait
-
Tak Mau Ceplas-ceplos Lagi! Menkeu Purbaya: Nanti Saya Dimarahin!
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Setahun Berjalan, Hilirisasi Kementerian ESDM Dorong Terciptanya 276 Ribu Lapangan Kerja Baru
-
Bahlil Siap Bersih-Bersih Pejabat Kementerian ESDM yang Main Mata
-
Indonesia dan Brasil Sepakat Perkuat Kerja Sama Energi
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- STY Siap Kembali, PSSI: Tak Mudah Cari Pelatih yang Cocok untuk Timnas Indonesia
Pilihan
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
-
Barcelona Bakal Kirim Orang Pantau Laga Timnas Indonesia di Piala Dunia U-172025
-
Menkeu Purbaya Pamer Topi '8%' Sambil Lempar Bola Panas: Target Presiden, Bukan Saya!
-
Hore! Purbaya Resmi Bebaskan Pajak Bagi Pekerja Sektor Ini
-
Heboh di Palembang! Fenomena Fotografer Jalanan Viral Usai Cerita Istri Difoto Tanpa Izin
Terkini
-
Kredit BJBR Naik 3,5 Persen, Laba Tembus Rp1,37 Triliun
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
-
MedcoEnergi Umumkan Pemberian Dividen Interim 2025 Sebesar Rp 28,3 per Saham
-
Penyeragaman Kemasan Dinilai Bisa Picu 'Perang' antara Rokok Legal dan Ilegal
-
Meroket 9,04 Persen, Laba Bersih BSI Tembus Rp 5,57 Triliun di Kuartal III-2025
-
Asabri Beri Kesempatan Gen Z Berkarir di Industri Dapen Lewat Program Magang Nasional
-
Menavigasi Revolusi Kendaraan Listrik ASEAN: Peran VinFast di Pasar Global Baru
-
Genjot Pemanfaatan EBT, RI Targetkan 60 Persen Listrik dari Sumber Terbarukan
-
Menkeu Purbaya Pamer Topi '8%' Sambil Lempar Bola Panas: Target Presiden, Bukan Saya!
-
Hore! Purbaya Resmi Bebaskan Pajak Bagi Pekerja Sektor Ini