Suara.com - Pada November 2015, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk tidak menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate di level 7,5 persen. Penahanan suku bunga itu sendiri sudah dilakukan BI sejak beberapa bulan terakhir.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara menjelaskan, hal tersebut dilakukan agar tidak terjadi aliran dana keluar atau capital outflow. Pasalnya, Indonesia masih ketergantingan bantuan modal dari luar negeri.
"Tujuannya ini agar menahan aliran dana keluar yang berlebihan. Makanya kita memutuskan untuk menahan suku bunga. Selain itu, kita kan juga bertugas menjaga inflasi, nah ini yang kami lakukan," kata Mirza saat ditemui di Jakarta, Kamis (26/11/2015).
Ia menjelaskan, saat ini sedikitnya sekitar 37 persen pendanaan surat utang pemerintah (SBN) berasal dari luar negeri untuk membiayaai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Saat ini kita defisit ekspor-impor barang dan jasa, itu defisitnya dalam mata uang asing, sehingga harus benar-benar menjaga modal asing itu tetap ada di Indonesia, pelonggaran suku bunga biasanya berdampak pada nilai tukar dan juga transaksi berjalan, kalau defisitnya membesar, ini memberikan sinyalemen negatif pada pasar sehingga menarik dananya dari Indonesia," tegasnya.
Selain itu, penanaman modal asing (PMA) yang masuk ke Indonesia harus seimbang antara ekuita dan pinjamannya. Hal ini dilakukan agar bayar bunga tidak terlalu tinggi.
"Kalau nggak imbang sama aja bohong, bayar bunganya juga tinggi. Sekarang modalnya 1 loannya 10 sehingga PMA harus bayar bunga luar negeri," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Fakta-fakta Demo Timor Leste: Tekanan Ekonomi, Terinspirasi Gerakan Warga Indonesia?
-
Alasan Eks Menteri Sebut DJP 'Berburu Pajak di Kebun Binatang': Masalah Administrasi Serius
-
Nama Pegawai BRI Selalu Dalam Doa, Meski Wajahnya Telah Lupa
-
Pemerintah Siapkan 'Karpet Merah' untuk Pulangkan Dolar WNI yang Parkir di Luar Negeri
-
Spesifikasi E6900H dan Wheel Loader L980HEV SDLG Indonesia
-
Kartu Debit Jago Syariah Kian Populer di Luar Negeri, Transaksi Terus Tumbuh
-
BRI Dukung JJC Rumah Jahit, UMKM Perempuan dengan Omzet Miliaran Rupiah
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Bahlil 'Sentil' Pertamina: Pelayanan dan Kualitas BBM Harus Di-upgrade, Jangan Kalah dari Swasta!
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina