Suara.com - Pakar ekonomi dan bisnis dari Universitas Brawijaya Candra Fajri Ananda mengatakan skema divestasi saham PT Freeport Indonesia melalui pasar modal dengan makanisme penawaran umum perdana saham atau "initial public offering" (IPO) tidaklah akan menyelesaikan masalah.
"IPO adalah pilihan terakhir, dan bukan solusi yang terbaik," kata Candra Fajri Ananda usai menjadi pembicara diskusi "Indonesia Tanpa Freeport" di Cikini, Jakarta, Minggu (6/12/2015).
Ia menjelaskan, jika dibeli sahamnya oleh seorang pengusaha pun, tidak akan menyelesaikan masalah tambang emas Papua tersebut, yaitu mengenai kesejahteraan masyarakat sekitar dan juga keuntungan ekonomis bagi bangsa Indonesia juga.
"Kalau dilempar ke pasar modal, bisa saja nanti dibeli oleh pihak Freeport lagi, melalui mitra-mitranya, kan yang mampu membeli saham Freeport saat ini adalah pemiliknya sendiri yang modalnya kuat," kata Candra Fajri yang juga merupakan Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur.
Candra juga mengingatkan bahwa yang terpenting adalah mampu membuat masyarakat sejahtera dan menguntungkan bagi perekonomian nasional.
Ia menyarankan, bisa saja dikelola oleh BUMN, atau bahkan dijadikan BUMN, sehingga bisa memberi banyak dampak bagi Indonesia, dengan catatan kontrak Freeport tidak diperpanjang.
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai skema divestasi saham PT Freeport Indonesia melalui pasar modal dengan makanisme penawaran umum perdana saham atau "initial public offering" (IPO) merupakan jalan terbaik sebagai sarana pemerataan pendapatan.
"IPO adalah jalan terbaik agar pemerataan pendapatan melalui kepemilikan saham bisa dilakukan, saya mengusulkan agar rakyat Indonesia, terutama Papua bisa menikmati secara khusus, kalau Pemda ingin masuk lebih dulu silahkan," ujar Direktur Utama BEI Tito Sulistio.
Menurut dia, pembatasan pembelian saham PT Freeport Indonesia oleh investor domestik dimungkinkan terjadi. Freeport Indonesia bisa mengajukan persyaratan khusus kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan BEI jika ada kekhawatiran pelepasan saham nantinya akan didominasi oleh asing.
Senada dengan BEI, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga menilai akan ada dampak positif jika perusahaan tambang PT Freeport Indonesia melakukan divestasi saham melalui mekanisme "initial public offering" atau IPO di pasar modal.
Menurut OJK, jika Freeport Indonesia melakukan divestasi saham melalui mekanisme IPO di bursa saham, akan menambah produk dipasar modal sehingga bisa juga meningkatkan kapitalisasi pasar. (Antara)
Berita Terkait
-
Pakar Beberkan Keuntungan Negara dalam Penambahan Saham Freeport 12 Persen
-
Bahlil Sebut Pasokan Bahan Baku Emas Terganggu Atas Insiden Freeport
-
ESDM Ingatkan Freeport Indonesia, Longsor Tambang Jangan Sampai Terulang
-
Kementerian ESDM Tunggu Hasil Audit Sebelum Tindak Lanjuti Insiden GBC
-
ESDM Wanti-wanti Freeport Indonesia, Insiden Longsor Tambang Jangan terulang!
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- 5 HP RAM 8 GB Paling Murah Cocok untuk Gamer dan Multitasking Berat
Pilihan
-
Indonesia Ngebut Kejar Tarif Nol Persen dari AS, Bidik Kelapa Sawit Hingga Karet!
-
Prabowo Turun Gunung Bereskan Polemik Utang Whoosh
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
-
Barcelona Bakal Kirim Orang Pantau Laga Timnas Indonesia di Piala Dunia U-172025
-
Menkeu Purbaya Pamer Topi '8%' Sambil Lempar Bola Panas: Target Presiden, Bukan Saya!
Terkini
-
Pemerintah Dorong Investasi Lab & Rapid Test Merata untuk Ketahanan Kesehatan Nasional
-
Indonesia Ngebut Kejar Tarif Nol Persen dari AS, Bidik Kelapa Sawit Hingga Karet!
-
Prabowo Turun Gunung Bereskan Polemik Utang Whoosh
-
Transaksi Belanja Online Meningkat, Bisnis Logistik Ikut Kecipratan
-
Regulator Siapkan Aturan Khusus Turunan UU PDP, Jamin Konsumen Aman di Tengah Transaksi Digital
-
Kredit BJBR Naik 3,5 Persen, Laba Tembus Rp1,37 Triliun
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
-
MedcoEnergi Umumkan Pemberian Dividen Interim 2025 Sebesar Rp 28,3 per Saham
-
Penyeragaman Kemasan Dinilai Bisa Picu 'Perang' antara Rokok Legal dan Ilegal
-
Meroket 9,04 Persen, Laba Bersih BSI Tembus Rp 5,57 Triliun di Kuartal III-2025