Suara.com - Bank Indonesia mengharapkan adanya langkah penataan strategi dan prioritas industrialisasi yang terpadu dan terintegrasi dengan seluruh kebijakan terkait. Langkah ini diperlukan untuk meningkatkan daya saing industri dan ekspor dalam era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
"Terpenting ke depan untuk meningkatkan daya saing industri dan ekspor dalam MEA adalah melakukan kembali penataan strategi dan prioritas industrialisasi yang terpadu dan terintegrasi dengan seluruh kebijakan terkait," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Hendar di Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (7/12/2015).
Menurut dia, kebijakan tersebut juga harus diarahkan pada penguatan integrasi industri di domestik sebagai bagian dari jaringan produksi global (global value chain).
"Lalu meningkatkan peran korporasi industri, peran UMKM juga sangat penting untuk mengisi keterbatasan kemampuan Pemerintah dalam pembangunan ekonomi, UMKM sebagai salah satu pilar ekonomi Indonesia, karena masih rendahnya daya saing industri dan ekspor nasional dibandingkan negara-negara tetangga," katanya.
Dalam 10 tahun terakhir, pangsa sektor industri dalam PDB cenderung menurun akibat struktur ekspor yang kembali bergeser ke komoditas SDA dan terbatasnya insentif pendorong transformasi industri.
Menurut Hendar, pangsa ekspor produk industri nasional terhadap total ekspor menurun dari 57 persen menjadi 43,7 persen.
Sebagai contoh, di Banten sebagai salah satu daerah berbasis industri di Jawa, pangsa sektor industrinya terhadap PDB menurun sebesar 10 persen.
Kurangnya daya saing ekspor dan industri nasional sejalan dengan belum mendukungnya fasilitas perdagangan dan sistem logistik dibandingkan negara tetangga yang telah terlebih dahulu melakukan reformasi ekonomi.
"Kurang siapnya industri nasional menghadapi Free Trade Area (FTA) menyebabkan akses pasar industri domestik semakin tergerus dengan semakin agresifnya negara tetangga di kawasan dalam memanfaatkan FTA," ujarnya.
Produktivitas tenaga kerja di Indonesia juga masih rendah dibanding negara-negara lain di ASEAN berdasarkan survei yang dilaksanakan oleh McKinsey Global Institute (MGI) dan Global Competitiveness Report 2014-2015.
Perlunya langkah penataan strategi dan prioritas idustrialisasi yang terpadu serta terintegrasi tersebut, kata dia, karena implementasi MEA sudah di ambang pintu yang ditandai dengan era zero-tariff barrier pada akhir Desember 2015.
"Hal ini menimbulkan pertanyaan besar dan mendasar bagi kita yaitu seberapa besar kemampuan kita menciptakan daya saing yang kompetitif dan memanfaatkan MEA sebagai peluang untuk berperan sebagai pelaku utama dari rantai produksi global, ataukah kita nantinya hanya akan menjadi target pasar saja," katanya menambahkan. (Antara)
Berita Terkait
-
Bos SMGR Akui Persaingan Industri Semen RI Makin Ketat
-
Belanja di Jepang Kini Bisa Bayar dengan QRIS GoPay
-
Deputi Gubernur BI Filianingsih Hendarta Diperiksa KPK
-
Usai Diperiksa KPK, Deputi Gubernur BI Jelaskan Aturan Dana CSR
-
Pejabat Aktif Kemenperin Ditunjuk Jadi Ketua Umum GAIKINDO Periode 2025 - 2028
Terpopuler
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
Terkini
-
Menkeu Purbaya Janji Hentikan Sisa Anggaran Menumpuk di Akhir Tahun
-
Bos SMGR Akui Persaingan Industri Semen RI Makin Ketat
-
Pertamina Mau Gabung 3 Anak Usaha, DPR: Sesuai Keinginan Danantara
-
Rusun Jadi Fokus Solusi Pemukiman yang Semakin Mahal di Jakarta
-
Tidak Gratis, Pindahkan Rp 200 Triliun ke 5 Bank Menkeu Purbaya Minta Bunga Segini!
-
BNI Sambut Penempatan Dana Pemerintah, Tapi Minta Beberapa Penjelasan
-
5 Perumahan di Bekasi Utara Cocok untuk Milenial, Harga Mulai Rp 300 Jutaan
-
Rp 70 Miliar Milik Nasabah Hilang Karena Dibobol? Ini Kata BCA
-
Pengamat: Reshuffle Prabowo Lebih Bernuansa Politis Ketimbang Respons Tuntutan Publik
-
Kisah Harjo Sutanto: Orang Terkaya Tertua, Pendiri Wings Group