Suara.com - Credit Suisse Research Institute kemarin, Senin (7/12/2015) merilis Global Wealth Report tahunan yang keenam, berfokus pada bagaimana kelas menengah telah berkembang sejak tahun 2000.
Laporan tersebut menunjukan bahwa jumlah dan kekayaan kelas menengah secara global bertumbuh cepat sebelum krisis finansial, namun pertumbuhannya telah melambat setelah 2007 dan kesenjangan yang meningkat telah menciutkan porsi kekayaan kelas menengah di setiap wilayah dunia.
Temuan-temuan utama bagi Indonesia mencakup :
• Kekayaan rumah tangga total di Indonesia, dalam nilai mata uang USD saat ini, turun sebesar 7% sejak pertengahan 2014 sampai pertengahan 2015 menjadi USD1,5 triliun; dalam nilai mata uang nasional, angka tersebut justru naik 4,6%.
• Kekayaan rata-rata dalam rupiah telah meningkat secara terus-menerus sejak 2008 dengan laju tahunan rata-rata 5,5%. Akan tetapi, dalam nilai mata uang USD, depresiasi nilai tukar sebesar 32% telah menyebabkan kekayaan per orang dewasa merosot. Terlepas dari kemunduran ini, kekayaan per orang dewasa telah berlipat lebih daripada tiga kali dalam nilai mata uang USD sejak tahun 2000 dan telah meningkat lima kali lipat dalam mata uang rupiah.
• Seperti di banyak negara berkembang, kekayaan pribadi di Indonesia sebagian besar terdiri atas aset riil, yang mencakup 86% aset bruto rumah tangga.
• Utang pribadi rendah, rata-rata 6% di Indonesia.
• Hanya 4,4% populasi dewasa Indonesia yang tergolong ke dalam kriteria kelas menengah, namun kekayaan kelas menengahnya telah bertumbuh sebesar 249% sejak 2000 menjadi USD351 milyar, yang mencerminkan 24% kekayaan seluruh Indonesia.
• Di puncak piramida kekayaan, jumlah miliuner USD di Indonesia diproyeksikan akan naik 54% dalam lima tahun mendatang sehingga mencapai 151.000 orang pada 2020, dibandingkan dengan 98.000 jiwa saat ini.
• Di Indonesia kini terdapat 987 individu UHNW (berkekayaan bersih ultra tinggi), dengan kekayaan bersih lebih daripada USD50 juta, 8,9% lebih tinggi daripada 2014.
Michael O’Sullivan, Chief Investment Officer bagi UK & EEMEA, Private Banking and Wealth Management Credit Suisse mengatakan bahwa sudah enam tahun berturut-turut ekonomi global mengalami pertumbuhan PDB riil di atas 3%, ditopang oleh pertumbuhan yang masih cepat—meskipun telah menurun—di sejumlah pasar besar baru dan melesatnya laju pertumbuhan sejumlah negara maju, terutama di Eropa.
Kebijakan moneter setiap negara mulai berbeda-beda, dimana the Fed kemungkinan akan menapaki jalur yang semakin ketat, sementara bank-bank sentral di negara-negara lain justru melonggarkan atau mempertahankan kebijakan.
"Hal ini sampai taraf tertentu menjelaskan perubahanperubahan relatif dalam hal kekayaan dalam setahun terakhir. Ke depannya, kami memperkirakan ekonomi global akan meningkat sedikit, dengan ekonomi Cina yang mulai stabil seiring transisi yang negara itu lakukan menuju konsumsi dan jasa," kata Michael dalam keterangan tertulis, Senin (7/12/2015).
Dengan latar belakang ini, kekayaan diperkirakan akan terus menanjak dan dapat bertumbuh dengan laju tahunan 6,6% (termasuk inflasi), mencapai USD345 triliun pada 2020.
John Woods, Chief Investment Officer Asia Pacific, Private Banking and Wealth Management menambahkan, “Di seluruh dunia, jumlah, kesehatan, dan sumber daya kelas menengah dipandang sebagai faktor-faktor kunci dalam penentuan kecepatan dan keberlanjutan pembangunan ekonom."
Berita Terkait
-
Siapa Orang Terkaya di Indonesia? Sosoknya Dicari Tahu gegara Klaim Firdaus Oiwobo Tajir Punya Gunung
-
Daftar 10 Orang Terkaya Indonesia Januari 2025, Prajogo Pangestu Belum Terkalahkan!
-
Siapa Orang Terkaya di Indonesia Sekarang? Ini Daftarnya Versi Forbes
-
Apa Itu Wealth Tax? Usulan Pengganti PPN 12 Persen, Pajak Buat Orang Terkaya di Indonesia
-
Haji Isam Orang Terkaya Nomor Berapa? Crazy Rich yang Dampingi Prabowo Ketemu Investor Jepang
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
Terkini
-
Kekayaan Ridwan Kamil dan Atalia Praratya yang Dikabarkan Cerai
-
Merger BUMN Karya Tuntas Awal 2026, BP BUMN Ungkap Update Terkini
-
Target Harga BUMI di Tengah Aksi Jual Saham Jelang Tahun Baru
-
HET Beras Mau Dihapus
-
Dana Jaminan Reklamasi 2025 Tembus Rp35 Triliun, Syarat Wajib Sebelum Operasi!
-
Harga Beras Bakal Makin Murah, Stoknya Melimpah di 2026
-
DJP Blokir 33 Rekening Bank hingga Sita Tanah 10 Hektare ke Konglomerat Penunggak Pajak
-
Emiten TRON Perkuat Bisnis Kendaraan Listrik, Jajaki Pengadaan 2.000 Unit EV
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
DJP Kemenkeu Kantongi Rp 3,6 Triliun dari Konglomerat Penunggak Pajak