Suara.com - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin sore (114/12/2015), bergerak melemah sebesar 19 poin menjadi Rp14.011 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.992 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Senin mengatakan bahwa mata uang rupiah turun menembus level Rp14.000 per dolar AS menyusul potensi kenaikan suku bunga AS (Fed fund rate).
"Menjelang pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 15-16 Desember mendatang, pelaku pasar menahan untuk masuk ke aset di negara-negara berisiko, termasuk Indonesia sehingga laju rupiah cenderung mengalami koreksi," kata Ariston Tjendra.
Di sisi lain, lanjut dia, penurunan harga komoditas dunia juga masih masih membayangi tinjauan/outlook ekonomi Indonesia, yang mana Indonesia merupakan salah satu produsen minyak sawit terbesar di dunia dan eksportir batu bara.
"Akumulasi faktor kenaikan suku bunga di AS serta merosotnya harga komoditas memberikan tekanan bagi rupiah," katanya Sementara itu, pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova mengharapkan bahwa bank sentral AS/The Fed tidak menunda kembali rencananya untuk menaikkan suku bunga acuannya sehingga ketidakpastian di pasar keuangan berkurang.
"Ketidakpastian masih menyelimuti pasar keuangan pasar global, termasuk di Indonesia mengenai rencana the Fed, diharapkan kenaikan suku bunga tidak ditunda seperti pada pertemuan FOMC sebelumnya," katanya.
Meski mata uang rupiah melemah, ia mengatakan pelemahannya masih cenderung terbatas menyusul aksi Bank Indonesia yang aktif menjaga fluktuasi di pasar valas domestik.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada hari Senin (14/12) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp14.076 dibandingkan hari sebelumnya (11/12) di posisi Rp13.937 per dolar AS. (Antara)
Berita Terkait
-
Stok BBM di SPBU Swasta Langka, Pakar: Jangan Tambah Kuota Impor, Rupiah Bisa Tertekan
-
Dikhawatirkan Langgar Konstitusi, Pengalihan Dana ke Bank Himbara Lemahkan Rupiah
-
Waspada! Rupiah Besok Diramal Merosot Setelah Reshuffle Kabinet
-
Rupiah Justru Perkasa di Tengah Reshuffle Kabinet
-
Rupiah Melemah ke Rp16.426 per Dolar AS, BI Janji Terus Jaga Stabilitas
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pengamat Bicara Nasib ASN Jika Kementerian BUMN Dibubarkan
-
Tak Hanya Sumber Listrik Hijau, Energi Panas Bumi Juga Bisa untuk Ketahanan Pangan
-
Jadi Harta Karun Energi RI, FUTR Kebut Proyek Panas Bumi di Baturaden
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
CORE Indonesia Lontarkan Kritik Pedas, Kebijakan Injeksi Rp200 T Purbaya Hanya Untungkan Orang Kaya
-
Cara Over Kredit Cicilan Rumah Bank BTN, Apa Saja Ketentuannya?
-
Kolaborasi dengan Pertamina, Pengamat: Solusi Negara Kendalikan Kuota BBM
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
Daftar Nama Menteri BUMN dari Masa ke Masa: Erick Thohir Geser Jadi Menpora
-
Stok BBM di SPBU Swasta Langka, Pakar: Jangan Tambah Kuota Impor, Rupiah Bisa Tertekan