Suara.com - Moskow memperkuat pembatasan ekonomi terhadap Ukraina dengan melarang impor makanan dari negara tetangga itu mulai tahun depan, ketika rezim perdagangan bebas Kiev dengan Uni Eropa (UE) mulai berlaku.
UE sendiri bereaksi keras terhadap kebijakan Rusia. UE akhirnya memutuskan pada Senin (21/12/2015) untuk memperpanjang sanksi ekonomi terhadap Rusia selama enam bulan lagi. Langkah UE ini dikecam Kementerian Luar Negeri Rusia sebagai langkah untuk menyabotase pelaksanaan upaya kesepakatan perdamaian Minsk awal tahun ini.
"Langkah-langkah ekonomi balasan akan diterapkan kepada Ukraina pada 1 Januari 2016, karena aksesi terhadap sanksi anti-Rusia diterapkan oleh Uni Eropa dan Amerika Serikat," Perdana Menteri Dmitry Medvedev mengatakan Senin (21/12/2015) pada pertemuan dengan deputinya.
Medvedev telah menandatangani keputusan pemerintah untuk memberlakukan larangan total pada impor produk pertanian dari Ukraina, yang meliputi bahan baku dan bahan makanan.
Ekspor Ukraina ke Rusia mencapai 10,7 miliar dolar AS pada 2014, menurut data resmi kepabeanan Rusia.
Pada Rabu, Presiden Vladimir Putin menandatangani keputusan menangguhkan kesepakatan perdagangan bebas Rusia dengan Ukraina yang dimulai pada 1 Januari 2016.
Menurut keputusan ini, Ukraina tidak akan lagi menikmati penanganan negara yang paling disukai dalam rangka kesepakatan perdagangan bebas Commonwealth of Independent States (CIS), serta sejumlah kebijakan preferensial di bidang migrasi, bea cukai, pemeriksaan karantina, dan investasi .
Pada 2014, Ukraina dan Uni Eropa menandatangani kesepakatan untuk menciptakan zona perdagangan bebas antara kedua belah pihak. Keluar dari kekhawatiran dari Moskow, blok yang memutuskan untuk menunda pelaksanaan perjanjian sampai 1 Januari 2016.
"Kami telah berulang kali mengatakan kepada pihak berwenang Ukraina bahwa pelaksanaan perdagangan dan perjanjian ekonomi dengan Uni Eropa mempengaruhi kepentingan kita dan menciptakan risiko keamanan ekonomi kita. Ada beberapa putaran perundingan, yang tidak menghasilkan hasil," kata Medvedev.
Dia juga memerintahkan pemerintah untuk mempersiapkan proses pengadilan yang ditujukan untuk mengembalikan tiga miliar dolar AS utang Ukraina kepada Rusia, yang jatuh tempo pada Minggu.
Pada Jumat, Perdana Menteri Ukraina Arseny Yatsenuk mengumumkan Ukraina telah memutuskan untuk memberlakukan moratorium pada pembayaran utang multi-miliar dolar kepada Rusia. (Antara)
Berita Terkait
-
Ekonomi Global Bakal Melambat di 2026, Bagaimana Kondisi Indonesia?
-
Airlangga Sebut 2025 Jadi Whirlwind Year: Ekonomi Dunia Diterjang Badai Ketidakpastian
-
Hana Bank Ramal Dinamika Ekonomi Dunia Masih Panas di 2026
-
Organisasi Internasional Sebut AI Bakal Jadi Penolong Ekonomi Dunia Bisa Tumbuh Tinggi
-
Ekonomi Dunia di Ambang Melambat, Bos BI Ungkap Biang Keroknya
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Purbaya Resmi Tarik Pajak dari Pelanggan ChatGPT RI
-
Nadi Logistik Pulih! Jalur Khusus Bireuen Aceh Utara Kembali Terhubung, Ekonomi Lintas Timur Bangkit
-
Update Harga Pangan 29 Desember: Bawang, Cabai, Hingga Beras Kompak Turun
-
Bahlil Sebut Stok BBM RI Aman 20 Hari Kedepan
-
OJK Buka Skema Asuransi Kredit, Pindar Didorong Tumbuh Lebih Sehat
-
Kilang Balikpapan Beres, Bahlil Yakin Indonesia Tak Perlu Impor Solar Lagi
-
Aturan Rekening Dormant Berdasarkan Regulasi OJK Terbaru
-
Logistik Aceh Kembali Bernapas: Jembatan Bailey Krueng Tingkeum Resmi Difungsikan
-
Jelang Tutup Tahun, Transaksi Tokopedia & TikTok Shop Melonjak Hingga 58 Persen
-
Akses Jalan Nasional Aceh Mulai Normal, Kementerian PU Kebut Pemulihan Pascabanjir dan Longsor