Bank Indonesia (BI) mengantipasi kebutuhan masyarakat menjelang Natal dan libran akhir tahun 2015 dengan mempersiapkan pelayanan sistem pembayaran. Tujuannya agar dapat melayani kebutuhan masyarakat mengalami peningkatan kebutuhan uang tunai.
Oleh sebab itu, BI melakukan optimalisasi distribusi dan persediaan uang tunai di Kantor Pusat dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia di daerah serta peningkatan layanan kas kepada masyarakat. "Selain itu, dari sisi sistem pembayaran non tunai Bank Indonesia juga telah mengantisipasi kemungkinan lonjakan transfer baik yang dilakukan baik melalui sistem Real Time Gross Settlement (RTGS) maupun Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)," kata Tirta Segara, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI dalam pernyataan resmi, Selasa (22/12/2015).
Kebutuhan uang (outflow) periode Desember 2015 diproyeksikan sebesar Rp80,7 triliun, sementara realisasi outflow pada tahun sebelumnya sebesar Rp72,9 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 10,7%. Outflow tertinggi diperkirakan terjadi di wilayah Jabodetabek yang mencapai Rp22,3 triliun diikuti oleh Sulampua Rp11,6 triliun, Kalimantan Rp7,7 triliun , Sumbar, Kepri dan Jambi Rp7,3 triliun, Jatim Rp7 triliun, Jateng dan DIY Rp6,8 triliun, Sumut dan NAD Rp5,6 triliun, Jabar dan Banten Rp5,4 triliun, Bali dan Nusa Tenggara Rp3,9 triliun serta Sumsel, Babel, Bengkulu dan Lampung Rp3,1 triliun. BI memandang persediaan uang secara nasional mencukupi untuk kebutuhan uang menjelang Natal dan Akhir Tahun, baik dari sisi jumlah total maupun jumlah per pecahan.
Untuk memastikan kecukupan kebutuhan uang menjelang Natal dan Tahun Baru 2016, BI meningkatan distribusi dan persediaan uang tunai di Kantor Pusat dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia serta peningkatan layanan kas kepada stakeholders. Peningkatan distribusi dan persediaan uang tunai di Kantor Pusat dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia dilakukan melalui: pertama, peningkatan frekuensi dan kuantitas pengiriman uang dari Kantor Pusat kepada Kantor Perwakilan Bank Indonesia.Selain itu, BI akan bekerjasama secara intensif dengan penyedia jasa transportasi darat dan laut, dan; ketiga, meningkatkan koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk meningkatkan kualitas perencanaan pemenuhan kebutuhan uang.
Terkait peningkatan layanan kas kepada stakeholders, BI akan berkoordinasi dengan perbankan untuk meningkatkan peran perbankan dalam penukaran uang kepada masyarakat. "Juga bekerjasama dengan pihak eksternal seperti perbankan, polisi air dan media massa dalam pelaksanaan kas keliling dan penyampaian operasional kegiatan layanan kas BI menjelang Natal dan Akhir Tahun," ujar Tirta.
Infrastruktur dan layanan sistem pembayaran non tunai juga telah disiapkan untuk mengantisipasi peningkatan transaksi pembayaran non tunai. Transfer dana melalui SKNBI Generasi II yang diimplementasikan pada 5 Juni 2015 kini dapat lebih mudah, cepat, dan terjangkau, karena pelayanan transfer telah dilakukan hingga 5 kali dalam sehari, dan transfer dana paling lama 2 jam sudah harus dikirim oleh bank setelah menerima amanat dari nasabah. Dalam menghadapi lonjakan transaksi, BI akan optimal bekerja sama dengan Perbankan.
Sejak dicanangkannya Gerakan Nasional Non Tunai pada tanggal 14 Agustus 2014, BI berupaya mendorong penggunaan layanan pembayaran non tunai. Tujuanya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penggunaan instrumen non tunai (less-cash society/LCS). "sehingga berangsur-angsur terbentuk suatu komunitas atau masyarakat yang lebih menggunakan LCS dalam melakukan transaksi atas kegiatan ekonominya sebagai alternatif uang kertas dan uang logam terutama uang pecahan kecil," tambah Tirta.
Berita Terkait
-
Ekonomi Dunia di Ambang Melambat, Bos BI Ungkap Biang Keroknya
-
The Fed Pangkas Suku Bunga, Apa Dampaknya Terhadap Perbankan Indonesia?
-
Hati-hati QRIS Bodong, Modus Ini Dipakai Pelaku
-
Bos BI Senang Pemerintah Guyur Dana Rp 200 Triliun ke Bank, Likuiditas Luber
-
Pahitnya Ekonomi RI: Lesunya Konsumsi Rumah Tangga Imbas Cari Pekerjaan Sulit
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
Terkini
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
Kemenhub 'Gandeng' TRON: Kebut Elektrifikasi Angkutan Umum, Targetkan Udara Bersih dan Bebas Emisi!
-
Harris Arthur Resmi Pimpin IADIH, Siap Lawan Mafia Hukum!
-
Fakta-fakta Demo Timor Leste: Tekanan Ekonomi, Terinspirasi Gerakan Warga Indonesia?
-
Alasan Eks Menteri Sebut DJP 'Berburu Pajak di Kebun Binatang': Masalah Administrasi Serius
-
Nama Pegawai BRI Selalu Dalam Doa, Meski Wajahnya Telah Lupa
-
Pemerintah Siapkan 'Karpet Merah' untuk Pulangkan Dolar WNI yang Parkir di Luar Negeri
-
Spesifikasi E6900H dan Wheel Loader L980HEV SDLG Indonesia
-
Kartu Debit Jago Syariah Kian Populer di Luar Negeri, Transaksi Terus Tumbuh
-
BRI Dukung JJC Rumah Jahit, UMKM Perempuan dengan Omzet Miliaran Rupiah