Suara.com - Harga minyak dunia menguat pada Rabu (Kamis pagi WIB 24/12/2015), setelah data persediaan AS menunjukkan penurunan lebih besar dalam pasokan minyak mentah daripada yang telah perkirakan banyak analis.
Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) atau light sweet untuk pengiriman Februari, naik 1,36 dolar AS atau sekitar 3,8 persen menjadi ditutup pada 37,50 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Di perdagangan London, patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman Februari menguat 1,25 dolar AS menjadi menetap di 37,36 dolar AS per barel.
Kenaikan terjadi setelah Departemen Energi AS melaporkan bahwa persediaan minyak mentah AS turun 5,9 juta barel untuk pekan yang berakhir 18 Desember. Laporan juga menunjukkan impor minyak AS turun sekitar 13 persen dari pekan sebelumnya.
Aspek-aspek lain dari laporan yang kurang menguntungkan terhadap mengatasi kelebihan pasokan telah memukul keras harga minyak selama tahun lalu. Produksi minyak domestik naik sedikit dan persediaan di pusat perdagangan yang dipantau cermat di Cushing, Oklahoma, juga meningkat.
Namun, laporan itu cukup untuk mengangkat minyak dari posisi terendah multi-tahun.
"Hal utama setelah aksi jual yang berlangsung lama, laporan persediaan saat ini telah mendorong orang untuk membeli ke pasar dan berpikir ini mungkin titik terendah," kata Michael Lynch dari konsultan Strategic Energy & Economic Research.
Analis Citi Futures Tim Evans mengatakan penurunan pasokan minyak, sementara tak terduga, jatuh ke dalam pola bersejarah perusahaan-perusahaan mengurangi kepemilikan mereka untuk tujuan pajak.
"Ini terlihat sangat banyak seperti permaianan penyimpanan akhir tahun yang khas, dengan kilang-kilang Gulf Coast memangkas persediaan untuk mengurangi pajak sesuai harga pada stok minyak mentah akhir tahun," kata Evans.
Untuk hari kedua berturut-turut, patokan AS WTI ditutup di atas harga Brent, patokan Eropa.
Para analis mengatakan keuntungan dalam kontrak AS bisa jadi hasil dari berlakunya undang-undang yang mencabut larangan 40 tahun pada ekspor minyak mentah AS minggu lalu. Langkah ini menciptakan pasar-pasar baru bagi pemasok AS dan bisa memperketat persaingan untuk Brent di beberapa pasar seperti Thailand dan Amerika Selatan, kata Andy Lipow dari Lipow Oil Associates.
(Antara)
Berita Terkait
-
Shell Rugi Rp 456 Miliar Akibat Volatilitas Harga Minyak
-
Menteri ESDM Bahlil Usul ke DPR ICP 2026 di Kisaran 60 sampai 80 Dolar AS per Barel
-
Setelah Naik Tinggi Imbas Perang Iran-Israel, Harga Minyak Dunia Akhirnya Stabil
-
Harga Minyak Dunia Makin Anjlok Setelah Kondisi Perang Iran-Israel Kondusif
-
Ada Konflik Iran-Israel, Komisi XI DPR RI Ingatkan Pemerintah Waspadai Lonjakan ICP
Terpopuler
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
Terkini
-
Cadangan Migas Baru Ditemukan di Muara Enim
-
Bandara Supadio Mulai Layani Penerbangan Internasional
-
Kemendag Ultimatum Gold's Gym, Harus Ganti Rugi Anggota Usai Penutupan Gerai Mendadak
-
Menkeu Purbaya Resmi Guyur Dana Jumbo Rp 200 Triliun ke Perbankan
-
Pabrik Baja di Surabaya Tumbang Imbas Gempuran Produk Impor
-
Emas Antam Kembali Mahal, Harganya Rp 2.095.000 per Gram
-
IHSG Loyo Sepekan, Asing Bawa Kabur Rp 31,59 Miliar
-
Menkeu Purbaya Janji Hentikan Sisa Anggaran Menumpuk di Akhir Tahun
-
Bos SMGR Akui Persaingan Industri Semen RI Makin Ketat
-
Pertamina Mau Gabung 3 Anak Usaha, DPR: Sesuai Keinginan Danantara