Suara.com - Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) Hanafi Rais berharap pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 31 Januari 2015 dapat berjalan dengan adil dan membawa kesejahteraan untuk masyarakat Indonesia.
"Bukan hanya free trade, tetapi juga harus fair trade. Itu yang kami selalu ingatkan kepada pemerintah agar menjamin semangat keadilan dan sejalan dengan roh konstitusi," kata Hanafi di sela-sela acara Refleksi Akhir Tahun 2015 Partai Amanat Nasional di kantor DPP PAN, Jakarta, Selasa (29/12/2015).
Menurut Hanafi, pemberlakuan MEA ini harus mendorong pemain-pemain Indonesia menjadi pemain utama dan dominan di negara ASEAN lainnya, baik melalui BUMN maupun swasta.
Lebih lanjut, kata Hanafi, apa pun yang dilakukan pemerintah terkait MEA dan kerja sama internasional termasuk masalah kontrak PT. Freeport, pemerintah harus memegang apa yang menjadi kepentingan nasional.
"Politik luar negeri kita bebas aktif, jangan terpasung oleh kepentingan yang dominan dari negara lain," ucap Hanafi yang juga menjabat Wakil Ketua Komisi I DPR RI itu.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan bahwa seharusnya masyarakat Indonesia tidak perlu takut dengan pemberlakuan MEA pada 31 Desember 2015, karena sebenarnya negara lain justru takut negaranya akan kebanjiran produk dan tenaga kerja Indonesia (TKI).
Sejumlah pimpinan dari negara tetangga, seperti Vietnam, Laos, Myanmar, Singapura, Brunei Darussalam dan Malaysia dalam berbagai kesempatan, menurut Presiden Jokowi, berkali-kali kepadanya menyatakan kekhawatiran terhadap Indonesia saat dibukanya pasar MEA.
Namun, Presiden Jokowi dalam beberapa kesempatan juga menyampaikan bahwa masih banyak masyarakat dan pengusaha yang takut akan pasar bebas di kawasan Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).
"Yang perlu saya ingatkan bahwa mereka saja takut pada kita. Kok kita ikutan takut. Jangan takut, jangan khawatir. Harus persiapkan diri, apa yang kurang dan perlu diperbaiki," ujar Presiden.
MEA adalah bentuk integrasi ekonomi ASEAN dalam artian adanya system perdagaangan bebas antara Negara-negara asean. Indonesia dan sembilan negara anggota ASEAN lainnya telah menyepakati perjanjian Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). (Antara)
Berita Terkait
-
5 Fakta di Balik Video Viral Anggota DPRD Langkat Pesta di Kapal Mewah Danau Toba
-
PAN Dukung Pembangunan Kembali Ponpes Al Khoziny, tapi Desak Audit Menyeluruh Dulu
-
Potret Primus Yustisio Ngaji di KRL, Gaya Merakyat di Tengah Sorotan Tunjangan Fantastis DPR
-
PAN Beri Sanksi Keras! Eko Patrio dan Uya Kuya Didepak dari Kursi DPR
-
Dari Vokalis Band ke Senayan: Kisah Transformasi Pasha Ungu dan Jebakan Hoaks yang Mengintai
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
DPR Sebut Revisi UU P2SK Bisa Lindungi Nasabah Kripto
-
Hotel Amankila Bali Mendadak Viral Usai Diduga Muncul di Epstein Files
-
Ekspansi Agresif PIK2, Ada 'Aksi Strategis' saat PANI Caplok Saham CBDK
-
Tak Ada Jeda Waktu, Pembatasan Truk di Tol Berlaku Non-stop Hingga 4 Januari
-
Akses Terputus, Ribuan Liter BBM Tiba di Takengon Aceh Lewat Udara dan Darat
-
Kepemilikan NPWP Jadi Syarat Mutlak Koperasi Jika Ingin Naik Kelas
-
Kemenkeu Salurkan Rp 268 Miliar ke Korban Bencana Sumatra
-
APVI Ingatkan Risiko Ekonomi dan Produk Ilegal dari Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok
-
Kapasitas PLTP Wayang Windu Bakal Ditingkatkan Jadi 230,5 MW
-
Pembeli Kripto Makin Aman, DPR Revisi UU P2SK Fokus ke Perlindungan Nasabah