Suara.com - Ekonom dari Invesco Hong Kong Limited, sebuah perusahaan manajemen investasi, pada Rabu (6/1/2016) memperkirakan bahwa AS akan tetap menjadi lokomotif bagi ekonomi dunia, dan pasar saham global akan terlihat bergejolak pada 2016.
Kepala Ekonom Invesco John Greenwood mengatakan pada konferensi pers bahwa AS akan terus menjadi pendorong utama bagi pertumbuhan global pada 2016, dengan kenaikan suku bunga Federal Reserve AS baru-baru ini sebuah indikator bahwa pertumbuhan berada pada pijakan yang kuat.
Ia memperkirakan kenaikan suku bunga AS akan terjadi empat kali tahun ini, dengan pertumbuhan 0,25 persentase poin setiap kali.
Greenwood mengatakan "hard landing" atau pelambatan ekonomi secara mendadak yang dapat mengakibatkan guncangan terhadap ekonomi di daratan Tiongkok tidak mungkin tahun ini dan ia memperkirakan pertumbuhan PDB 6,6 persen pada 2015 dan pertumbuhan IHK 1,6 persen di daratan pada 2016.
Dia juga menyebutkan bahwa pelemahan negara-negara berkembang baru-baru ini adalah koreksi dari langkah-langkah stimulus yang berlebihan di pasar tersebut menyusul penurunan 2008/09 di negara-negara maju. Negara-negara berkembang utama akan terus pulih sampai 2016 dari episode "overheating" (terlalu panas).
Direktur investasi Invesco untuk Asia, Paul Chan mengatakan pertumbuhan rendah, suku bunga rendah dan tingkat pengembalian yang rendah akan berlanjut sampai 2016, disertai dengan peningkatan volatilitas pasar ekuitas.
Chan mengatakan AS akan menjadi titik terang, mencatat bahwa pertumbuhan pendapatan di AS mendukung kinerja lebih baik ekuitas AS. Dan mirip dengan perusahaan-perusahaan AS, buyback saham di Jepang telah melonjak dan dia memperkirakan mereka akan mendapatkan momentum.
Adapun untuk daratan, meskipun RMB (yuan) lebih lemah adalah deflasi, perkembangan penting adalah "rebound" dalam IPO, Chan mengatakan, aktivitas IPO akan meningkat sama pada 2016.
Selanjutnya, permintaan yang kuat dari investor daratan akan membuat obligasi luar negeri Tiongkok relatif lebih stabil dibandingkan pendapatan tetap beberapa negara Asia lainnya, negara berkembang atau negara maju.
(Antara)
Berita Terkait
-
Gelandang 14 Tahun Asal Cirebon Curi Perhatian di Amerika Serikat, Tertarik Bela Timnas Indonesia
-
Amerika Serikat dan Venezuela Memanas: Kapal Induk Dikerahkan ke Laut Karibia, Ini 5 Faktanya
-
Ancaman Tarif AS Kian Nyata! BI Waspada, Aliran Modal Asing dari Emerging Market Terus Berfluktuasi
-
Rupiah Tumbang Dihantam Sentimen Global dan Lokal
-
Gubernur Bank Indonesia Waswas Ekonomi Global Masih Bergejolak
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Stagnan, Tapi Antam Masih Belum Tersedia
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
Terkini
-
OJK Minta Industri Asuransi Terlibat MBG dan Bencana Alam
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Stagnan, Tapi Antam Masih Belum Tersedia
-
Harga Emas Dunia Stagnan Awal Pekan, Waspada Tekanan Jual di Tengah Rally Saham
-
Laba Bersih NCKL Melambung 35 Persen di 9M25, Manajemen Ungkap Laporan Hari Ini
-
Rahmad Pribadi Jamin Ketersediaan Pupuk Subsidi hingga Akhir 2025
-
Fundamental Kuat dan Prospektif, BRI Siapkan Buyback Saham
-
LRT Jabodebek Bisa Tap In dengan QRIS NFC Android, iPhone Kapan Nyusul?
-
Harga Emas Dunia Diramal Bertahan di Atas US$ 4.000, Emas Lokal Bakal Terdampak?
-
6.000 Karyawan Kena PHK, CEO Microsoft Lebih Berminat Gunakan AI
-
Tol Padaleunyi Terapkan Contraflow Selama 10 Hari Pemeliharaan Jalan, Cek Jadwalnya