Suara.com - Pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution berencana akan membentuk tim khusus yang melibatkan beberapa kementerian/ lembaga sebelum Indonesia bergabung dalam Trans Pasific Partnership (TPP).
“Sebelum gabung TPP, kami akan membentuk tim khusus yang nantinya mereka akan membuat kajian lebih mendalam mengenai TPP. Misalnya, dari strateginya, strategi apa yang bisa ditempuh. Nanti ini akan dilaporkan kepada Presiden,” kata Darmin usai menggelar rapat koordinasi dengan beberapa menteri di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Rabu (13/1/2016).
Namun, pihaknya masih belum bisa menjelaskan secara gambling terkait perkembangan keikutsertaan Indonesia dalam TPP tersebut. Pasalnya, terkait TPP ini masih memasuki pembahasan awal, sehingga belum ada yang bisa dijelaskan secara panjang lebar kepada publik.
“Belum lah, ini masih pembahasan awal. Nanti kalau sudah ada pembahasan lebih lanjut pasti akan dibicarakan. Kalau tadi (Rakor) baru mengungkapkan strategi-strategi apa yang bisa ditempuh, baru itu yang dibicarakan,” tegasnya.
Sekedar informasi, TPP adalah pakta perdagangan antar-negara-negara di Asia Pasifik yang meliputi 12 negara, yaitu AS, Jepang, Brunei, Chile, New Zealand, Singapura, Australia, Kanada, Malaysia, Meksiko, Peru, dan Vietnam. Dalam pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Barrack Obama bulan September lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan keinginan Indonesia untuk bergabung dalam TPP.
Perjanjian ini diklaim sebagai perjanjian dagang paling komplit dan berstandar paling tinggi, termasuk mengatur hak kekayaan intelektual, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan mekanisme penyelesaian sengketa antara negara dengan investor asing. Negosiasi TPP disepakati antar-negara peserta tanggal 5 Oktober 2015 lalu, namun masih memerlukan persetujuan parlemen masing-masing negara sebelum bisa berlaku.
Berita Terkait
-
Mendag Dorong Pembentukan Indonesia Belarus Business Council
-
Punya Pasar 179,8 Juta Jiwa, RI Bidik Peluang Dagang Lewat FTA Indonesia - EAEU
-
HKG ke-53: Tri Tito Karnavian Serukan Kader PKK Bersatu Capai Indonesia Emas
-
Tingkatkan Ekonomi, Saatnya Indonesia Bangun Industri Terintegrasi Pelabuhan di ALKI
-
Tolak Kebijakan Penghapusan TKD, Guru di Palangka Raya Gelar Unjuk Rasa
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
SMGR Raih Skor 94,79 dari Keterbukaan Informasi
-
Menaker Mau Tekan Kesenjangan Upah Lewat Rentang Alpha, Solusi atau Masalah Baru?
-
Pati Singkong Bisa Jadi Solusi Penumpukan Sampah di TPA
-
BRI Terus Salurkan Bantuan Bencana di Sumatra, Jangkau Lebih dari 70.000 Masyarakat Terdampak
-
LPDB Koperasi Akselerasi Penyelesaian NRB Lewat Sinergi Pusat dan Daerah
-
Laporan CPI: Transisi Energi Berpotensi Tingkatkan Pendapatan Nelayan di Maluku
-
SPBU di Aceh Beroperasi Normal, BPH Migas: Tidak Ada Antrean BBM
-
Purbaya Gelar Sidang Debottlenecking Perdana Senin Depan, Selesaikan 4 Aduan Bisnis
-
Purbaya Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI: 5,2% di 2025, 5,4% pada 2026
-
Menaker Yassierli Klaim PP Pengupahan Baru Hasil Kompromi Terbaik: Belum Ada Penolakan Langsung