Bisnis / Properti
Minggu, 21 Februari 2016 | 13:52 WIB
Ilustrasi bangunan apartemem. (www.commons.wikimedia.org)

Suara.com - Berinvestasi dalam bentuk apartemen masih lebih aman dibandingkan instrumen lainnya di tengah iklim pertumbuhan ekonomi yang cenderung melambat. Ini diklaim seorang pengusaha properti.

"Dalam situasi seperti saat ini, perlu pertimbangan yang kian matang dalam melakukan investasi. Menginvestasikan uang di bank cenderung nilainya terus berkurang akibat inflasi, sedangkan investasi ke saham beresiko tinggi terutama jika kita tidak punya kemampuan yang memadai," kata Direktur Utama PT Binacitra Tataswasti, Harry Gunawan dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (21/2/2016).

Pengusaha properti itu menyatakan perlambatan ekonomi seperti saat ini seakan tidak berimbas ke bisnis properti yang menurutnya proyek hunian bertingkat diprediksi akan bertumbuh pada 2016.

"Saya memiliki prediksi bisnis properti, khususnya yang bertingkat tidak akan terkena imbas perlambatan ekonomi seperti saat ini secara global, bahkan akan mengalami pertumbuhan, namun untuk besarannya saya masih belum pasti tapi saya yakin demikian," katanya.

Sebab ada beberapa keuntungan dalam berinvestasi di bidang apartemen antara lain, hak tinggal yang lebih fleksibel karena tidak diatur oleh pengelola dan adanya prospek investasi selain dari capital gain (kenaikan harga unit) juga melalui rental income (penghasilan yang didapatkan melalui uang sewa).

Prospek keuntungan tersebut bisa didapatkan dengan memilih unit yang memiliki lokasi, kualitas konstruksi dan jenis fasilitas yang tersedia berkategori baik.

"Ini menjadi kunci penting untuk melihat apakah investasi di apartemen tersebut dapat menjadi baik. Bila ketiga hal di atas baik, nilai apartemen cenderung stabil, bahkan naik dari waktu ke waktu," ujarnya.

Kendati demikian, Harry melanjutkan hal tersebut di atas juga akan lebih memberikan nilai tambah bagi konsumen jika unit apartemen memiliki angsuran yang ringan.

"Angsuran tersebut memiliki nilai tambah tersendiri bagi konsumen. Saat ini kami sendiri sedang menggarap proyek apartemen The LINQ Residences di kawasan kemayoran yang memiliki semua fasilitas kunci itu dan angsuran per bulan yang ringan seperti kosan di kawasan yang sama," ucapnya.

Komplek apartemen yang dibangun di atas lahan seluas 2,6 hektare, dengan total luas bangunan dan fasilitas mencapai 127.000 meter persegi, dengan total investasi sebesar Rp2 triliun dan target pembangunan proyek yang memakan waktu sekitar tiga tahun ini, akan memiliki angsuran sebesar Rp5,6 juta perbulan.

The Linq yang digarap PT Binacitra Tataswasti sebagai anak perusahaan PT Kencana Graha Global (KG Group) dan berada lokasi strategis di kawasan Kemayoran ini untuk tahap pertama akan dibuka 1.500 unit dari total 2.000 unit, dengan harga berkisar Rp800 juta.

Sementara itu, Direktur Utama Pusat Pengelolaan Komplek Kemayoran(PPKK) Dwi Nugroho berharap dengan kehadiran The Linq di Kemayoran dapat memberikan nilai tambah untuk Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara, khususnya kawasan Kota Bandar Baru Kemayoran.

"Harapan kami, dengan kehadiran The Linq, dapat memberikan nilai tambah di DKI Jakarta sekaligus menjawab kebutuhan pasar, seiring dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi domestik saat ini dan ke depanya. Serta menjadi bagian dari rencana pusat bisnis (Central Business District/CBD) kedua yang dicanangkan di daerah Kemayoran," ujarnya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, apartemen The Linq ini akan berdiri di atas lahan seluas sekitar 2,6 ha, tepatnya di jalan Trembesi Blok D-3, Kemayoran, Jakarta Utara yang terdiri dari satu Tower Furnished Apartment, tiga Apartemen Tower (A, B, C), Town Houses dan fasilitas pendukung. Adapun total luas bangunan dan fasilitas mencapai sekitar 127.641 meter persegi dengan pemandangan padang golf di sekitarnya dan lansekap Pantai Ancol yang tak jauh lokasinya. (Antara)

Load More