Suara.com - Ketua Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia Bustanul Arifin mengatakan harga beras di Indonesia tergolong termahal di dunia meski telah diimbangi dengan peningkatan subsidi pupuk dan subsidi benih.
"Ini yang membuat negara-negara produsen beras ramai-ramai ingin memasukkan beras ke Indonesia," kata Bustanul saat menjadi pembicara dalam Seminar Nasional "Desain Kebijakan Perberasan Dalam Rangka Mendorong Peningkatan Produksi Padi, Daya Saing Usaha Tani Padi dan Kesejahteran Petani di Yogyakarta, Selasa (23/2/2016).
Ia mengatakan rata-rata harga beras premium di Indonesia saat ini mencapai Rp12.000 per kilogram (kg) dan beras medium mencapai minimal Rp10.000 per kg. Sementara harga beras di negara-negara produsen beras lainnya seperti Thailand, Vietnam, dan India masih berkisar 350-400 dolar AS per ton yang jika dikirim ke Indonesia ditambah ongkos kirim dan ongkos angkut masih berkisar Rp6.000 hingga Rp7.000 per kg.
"Mana bisa kita bersaing dengan menolak impor. Mereka yang lebih murah akan mengalir ke tempat yang lebih mahal. Pasar kita menarik bagi mereka," kata Bustanul yang juga guru besar ekonomi pertanian Universitas Lampung itu.
Bustanul menduga masih tingginya harga beras di Indonesia, selain disebabkan terjadinya ekonomi biaya tinggi juga kemungkinan dipicu adanya kebocoran subsidi pupuk maupun benih.
Subsidi pupuk yang dicanangkan pemerintah pada 2015, menurut dia, telah dianggarkan mencapai Rp39,5 triliun, namun kenyataannya di lapangan harga pupuk bersubsidi masih mahal berkisar Rp2.200 per kg, padahal seharusnya bisa mencapai Rp1.950 per kg.
"Untuk benih juga disubsidi di atas Rp1 triliun, ternyata mencari benih sampai sekarang masih susah," kata dia.
Oleh sebab itu, Bustanul berharap agar pemerintah dapat mengevaluasi kembali upaya peningkatan produktivitas beras sehingga Indonesia dengan jumlah penduduk mencapai 250 juta jiwa tidak hanya menjadi pasar menarik bagi negara-negara produsen beras lainnya.
"Saya tidak rela Indonesia yang sebesar ini cuma dijadikan pasar. Kita harus mampu memproduksi untuk memenuhi kebutuhan sendiri kalau bisa kita ekspor," kata dia.
Kepala Sub-Bidang Irigasi dan Rawa Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Wasito Hadi mengatakan tingginya harga beras di Indonesia antara lain disebabkan beras yang beredar kebanyakan adalah beras premium. Sementara untuk memproduksi beras medium susah dilakukan karena mutu gabah beras petani rendah akibat dampak elnino.
"Beras medium yang dicari Bulog kan minimal kadar airnya 25 persen, sementara karena dampak elnino kadar airnya menjadi di bawah 20 persen, sehingga harus digiling menjadi beras premium," kata dia.
Selain itu, lanjut Wasito, tingginya harga beras juga disebabkan faktor skla usaha tani yang masih rendah dengan rata-rata luas lahan 0,2-0,3 hektare. Padahal seharusnya, menurut dia, luas lahan pertanian idealnya minimal 2 hektar yang paling tidak dapat digarap secara berkelompok.
Di samping itu, kebanyakan masih menggunakan cara tradisional dan belum menerapkan penggunaan teknologi pertanian. Mengacu hasil analisis Badan Pusat Statistik (BPS), 48 persen ongkos produksi di Indonesia dihabiskan untuk biaya tenaga kerja.
"Kalau saja dengan sistem mekanisasi dengan skala usaha minimal 2 hektar dengan digarap secara berkelompok mungkin akan lebih efisien," kata dia. (Antara)
Berita Terkait
-
Air Beras Solusi Ampuh untuk Kecantikan Wajah, Simak Cara Pembuatannya!
-
Mendagri Tito Jelaskan Duduk Perkara Pemkot Medan Kembalikan Bantuan Beras 30 Ton ke UAE
-
Harga Pangan Bergerak Turun Hari Ini, Cabai hingga Beras Ikut Melunak
-
Pemerintah Tegaskan Tak Ada Impor Beras untuk Industri
-
Harga Pangan Nasional Melemah, Cabai hingga Beras Kompak Turun
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
Terkini
-
Pemerintah Susun Standar Nasional Baru Pelatihan UMKM dan Ekraf
-
Stok Di Atas Rata-rata, Bahlil Jamin Tak Ada Kelangkaan BBM Selama Nataru
-
Kadin Minta Menkeu Purbaya Beri Insentif Industri Furnitur
-
Siap-siap, Bank Mandiri Mau Bagikan Dividen Interim Rp 100 per Saham
-
UMKM Terdampak Banjir Sumatera Dapat Klaim Asuransi untuk Pemulihan Usaha
-
Harga Perak Sempat Melonjak Tajam, Hari Ini Koreksi Jelang Akhir Pekan
-
Danantara Bangun 15.000 Hunian Sementara untuk Korban Banjir Sumatera
-
Viral di Medsos, Purbaya Bantah Bantuan Bencana Sumatra dari Luar Negeri Kena Pajak
-
Indodax Setor Kewajiban Pajak Kripto, Mulai dari PPh hingga PPN Transaksi Digital
-
IHSG dan Rupiah Kompak Loyo Hari Ini