Suara.com - Perdana Menteri Cina Li Keqiang mengatakan negara-negara G20 harus meningkatkan koordinasi dan kerja sama untuk mengatasi pelambatan ekonomi dunia.
"Para anggota G20 harus meningkatkan koordinasi kebijakan makronya, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi masing-masing negara, dan pertumbuhan ekonomi global," katanya, dalam sambutannya melalui video pada pertemuan menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara G20 di Shanghai, Sabtu (27/2/2016).
PM Li mengatakan pertemuan puncak G20 di Hangzhou, Cina, pada September mendatang bertemakan "Ekonomi Dunia Yang Inovatif, Dinamis, Interaktif dan Bertoleransi,".
Terkait itu, para anggota G20 hendaknya meningkatkan koordinasi kebijakan ekonomi makronya, selain untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di masing-masing negara, juga harus dipertimbangkan dampaknya terhadap dunia luar demi memelihara dan mendorong bersama kestabilan pasar moneter internasional.
Tak hanya itu, lanjut PM Li, seluruh negara G20 hendaknya mendorong maju reformasi struktur, mendukung inovasi, memperlonggar pengontrolan, mendorong persaingan, memperluas keterbukaan, dan membangkitkan pertumbuhan ekonomi.
"Kita bersama, juga hendaknya menyempurnakan pengelolaan ekonomi dan moneter global, terus mendorong reformasi badan moneter internasional, menyempurnakan sistem mata uang internasional, memperdalam kerja sama perpajakan internasional dan membentuk sistem ekonomi internasional yang lebih adil, rasional dan terbuka," katanya.
Pada kesempatan itu, Li Keqiang mengatakan Cina mampu mengatasi pelambatan ekonomi yang dihadapinya, bersama-sama negara anggota G20 mencari solusi terbaik bagi melambatnya ekonomi global. Ia mengatakan meski ekonomi Cina mengalami pelambatan, ekonominya relatif stabil, dan yakin mampu mengatasi pelambatan tersebut.
"Karena itu kami juga yakin dengan bersama-bersama kita mampu mengatasi situasi ini," katanya.
Sementara itu Gubernur Bank Sentral Cina Zhou Xiaochuan mengatakan Cina memiliki beberapa perangkat dan ruang kebijakan moneter, untuk pertumbuhan ekonomi yang stabil.
"Kami akan terus melakukan kebijakan moneter yang stabil, khususnya untuk mendukung serta memelihara pertumbuhan domestik yang sehat serta stabil. Kami pantau setiap perkembangan dinamika yang terjadi, dan terus merumuskan solusi yang sesuai untuk meminimalkan risiko dari pelambatan ekonomi yang sedang terjadi," ujarnya.
Pertumbuhan ekonomi Cina pada 2015 tercatat 6,9 persen atau mengalami pertumbuhan paling lambat sejak 1990. Sebagai kekuatan ekonomi terbesar Kedua dunia, performa ekonomi Cina sangat mempengaruhi ekonomi dunia.
Berita Terkait
-
Wuling Tergeser, Siapa Saja 5 Mobil China yang Kini Menguasai Indonesia?
-
Indonesia Telanjang Digital di Depan Cina: Kalau Mereka Matikan Internet Hari Ini, Selesai Kita
-
30 Tahun Tanpa Perawatan, Rusun Bidara Cina Kondisinya Memprihatinkan
-
6 Ramalan Shio Hari Ini 14 Agustus 2025: Kabar Baik dan Ujian Datang Bersamaan
-
6 Shio yang Paling Beruntung Hari Ini, Rezeki Lancar dan Hubungan Harmonis
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Seluruh Gubernur Wajib Umumkan Kenaikan UMP 2026 Hari Ini
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
Terkini
-
Bisnis Mixue Hadir di Amerika Serikat, Netizen: McDonald's Ketar-ketir?
-
Seluruh Gubernur Wajib Umumkan Kenaikan UMP 2026 Hari Ini
-
Ini Strategi Ketergantungan Impor Komponen Kapal Sebesar 80 Persen
-
Iri dengan China? Trump 'Kebelet' Minta Harta Karun Mineral RI
-
Jhonlin Group Kirim 16 Alat Berat ke Aceh Guna Percepatan Penanganan Banjir
-
Gandeng Travelio, Perumnas Sulap Apartemen Jadi Aset Investasi Smart Management
-
Viral Roti O Tolak Pembayaran Uang Tunai Bisa Langgar Aturan, Ini Sanksinya
-
Daftar Jalan Tol Kena Diskon Selama Libur Natal dan Tahun Baru 2026
-
Industri Petrokimia Dinilai Punya Peluang Besar Berkembang di Indonesia
-
Cadangan Gas Turun, PGN Ungkap Tantangan Industri Migas Nasional