Suara.com - PT Bank Pembangunan Daerah Jabar Banten (Bank BJB) membukukan laba bersih sebesar Rp1,38 triliun pada 2015 atau meningkat 24,7 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya, kata Direktur Utama Bank BJB Ahmad Irfan pada Analys Meeting kinerja Bank BJB sepanjang 2015 di Jakarta, Senin (29/2/2016).
"Laba bersih BJB tahun 2015 senilai Rp1,38 triliun, tumbuh 24,7 persen year to year (yoy)," kata Ahmad Irfan.
Ia menyebutkan faktor utama yang menjadi penyumbang laba bersih bank itu bersumber dari pendapatan bunga bersih sebesar 11,5 persen yoy dan pendapatan non bunga yang tumbuh 10,9 persen yoy.
Pada forum analys meeting itu, Dirut Bank BJB menyampaikan paparan kinerja tahun 2015 di hadapan pada analis pasar modal dan pihak terkait yang berkepentingan.
Ia menyebutkan, selain kinerja positif peningkatan laba perusahaan, total aset perusahaan milik daerah Jabar dan Banten itu juga mencatat kenaikan aset sebesar 16,9 persen sehingga saat ini total aset Bank BJB senilai Rp88 triliun.
"Kenaikan itu kontribusi dari kenaikan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 17,1 persen. Posisinya senilai Rp67,6 triliun," katanya.
Pencapaian itu, kata dia tidak terlepas dari dukungan kegiatan-kegiatan pemasaran dan promosi yang telah dilakukan perusahaan maupun pengembangan jaringan dan layanan serta vitur produk-produk perseroan.
"Bank BJB komitmen untuk mencatatkan pertumbuhan bisnis yang berkualitas dan berkelanjutan," katanya.
Sementara itu dari sisi portofolio kredit, pembiayaan yang telah disalurkan bank yang berkantor pusat di Jalan Naripan Kota Bandung itu pada 2015 mencapai Rp55,3 triliun atau naik sebesar 12 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
"Dari seluruh segmen kredit, pembiayaan konsumer tercatat tumbuh sebesar 13,8 persen yoy atau menjadi Rp38,2 triliun," kata Irfan.
Sedangkan total nasabah juga mengalami peningkatan dari 350.466 nasabah menjadi 364.827 nasabah. Pertumbuhan juga dicatat kredit korporasi dan komersial secara signifikan menjadi sebesar Rp9,2 triliun atau naik 35 persen yoy.
Di sisi lain peningkatan kinerja juga dicatat bank dengan ticker BJBR itu dalam peningkatan kualitas asetnya. Hal itu tercermin dari tingkat NPL atau rasio kredit bermasalah yang turun cukup signifikan dari 4,1 persen pada akhir 2014 menjadi 2,9 persen per akhir Desember 2015.
"Dengan kondisi ekonomi yang lebih baik pada 2016 dibandingkan tahun lalu, perseroan bertekad melanjutkan trend peningkatan ini," kata Ahmad Irfan.
Selain itu, pada 2016 BJB juga akan terlibat dan hadir dalam berbagai pembiayaan infrastruktur strategis di Indonesia, khususnya di Jawa Barat bersinergi dengan perbankan BUMN dalam konsorsium proyek jalan tol, bandara dan lainnya. (Antara)
Berita Terkait
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Ketua KPK Pastikan Akan Memanggil Ridwan Kamil Terkait Korupsi Iklan BJB, Tapi...
-
KPK 'Obok-obok' Rekening Ridwan Kamil Sekeluarga, Jejak Duit Korupsi BJB Ditelusuri Sampai ke Akar!
-
KPK Telusuri Aliran Uang Korupsi Bank BJB ke Keluarga Ridwan Kamil
-
Ridwan Kamil Siap-siap, KPK Akan Panggil Dalam Waktu Dekat Terkait Kasus Pengadaan Iklan Bank BJB
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
Terkini
-
Dari Jalan Cepat hingga Fashion Show, Begini Cara Seru Peserta BPJS Jaga Kesehatan
-
Sektor Produksi Jadi Penopang, BRI Salurkan KUR Rp130,2 Triliun hingga September 2025
-
Sama dengan Indonesia, Malaysia Kantongi Tarif 19 Persen dari Amerika Serikat
-
BPJS Kesehatan Luncurkan Gerak Sehat Prolanis: Dorong Masyarakat Aktif Cegah Penyakit Kronis
-
ASEAN dan China Upgrade FTA Versi 3.0, Hapus Hambatan Non-Tarif dan Buka Akses UMKM
-
Potensi EBT Melimpah, Pemerintah Sinkronisasi Aturan Soal Transisi Energi
-
Mau Lepas Ketagihan Impor LPG, Bahlil Mulai Proyek Hilirisasi Batu Bara Jadi DME pada 2026
-
Rupiah Dibuka Stagnan Pada Awal Pekan Ini
-
Ancaman Tarif AS Kian Nyata! BI Waspada, Aliran Modal Asing dari Emerging Market Terus Berfluktuasi
-
OJK Umumkan 5 Bank Telah Gulung Tikar