Suara.com - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJB) merencanakan untuk memangkas suku bunga kredit secara bertahap menuju "single digit" merespon harapan pemerintah.
"Kami mendukung harapan pemerintah, insya Allah pada kuartal IV 2016 nanti sudah 'single digit'," ujar Direktur Utama Bank BJB, Ahmad Irfan, Jakarta, Senin.
Ia mengemukakan bahwa dalam melaksanakan tujuan itu perseroan akan mengikuti mekanisme pasar. Sebagai langkah awal, Bank BJB akan memangkas suku bunga deposito terlebih dahulu, sejauh ini pihaknya telah menurunkan suku bunga deposito hingga 75 basis poin.
Dengan suku bunga kredit yang menurun, lanjut dia, maka kinerja laba bersih perseroan pada tahun ini tidak sebesar pada tahun buku 2015 yang meningkat sebesar 24,7 persen menjadi Rp1,38 triliun.
"Target laba bersih perseroan diproyeksikan turun karena mengantisipasi penurunan suku bunga kredit itu. Tahun 2016 ini kami menargetkan pertumbuhan laba bersih sebesar 12 persen," katanya.
Ahmad Irfan juga mengatakan bahwa dalam rangka memperkuat modal untuk menghadapi aturan basel III, perseroan sedang mengkaji untuk menerbitkan surat utang atau obligasi subordinasi. Namun, sayangnya dia belum berkenan besaran nilai obligasi yang akan diterbitkan perseroan.
Terkait dividen, Ahmad Irfan mengatakan bahwa perseroan juga merencanakan untuk menurunkan rasio pembayaran dividen tahun buku 2015 menjadi 40 persen, lebih rendah dibanding tahun buku sebelumnya yang sebesar 63 persen.
Ia mengharapkan pemegang saham pengendali menyetujui rencana perseroan sehingga dapat menjaga rasio kecukupan modal (CAR) yang per akhir 2015 tercatat sebesar 16,2 persen. Perseroan menargetkan CAR sebesar 18 persen pada 2018 mendatang.
Dalam laporan keuangan Bank BJB tercatat, per akhir Desember 2015 total modal perseroan sebesar Rp6,74 triliun atau meningkat sekitar 17,2 persen jika dibandingkan pada akhir 2014 yang sebesar Rp5,75 triliun.
Mengacu laman resmi BJB, suku bunga dasar kredit (SBDK) BJB untuk kredit korporasi 10,80 persen, kredit retail 12,73 persen, kredit mikro 21,36 persen, kredit pemilikan rumah (KPR) 10,93 persen, dan kredit konsumsi non KPR 10,42 persen. (Antara)
Berita Terkait
-
KPK Ungkap Dugaan RK Terima Uang Hasil Korupsi Pengadaan Iklan di BJB
-
Nasib Mercy BJ Habibie usai Disita KPK dari Ridwan Kamil: Bakal Dilelang, Ini Skemanya!
-
Dilema KPK: Sita Mercy Antik Habibie dari Ridwan Kamil, tapi Pembayarannya Ternyata Belum Lunas
-
KPK Segera Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Ilham Habibie, Terkait Jual Beli Mobil Klasik?
-
Soal Peluang Jadi Tersangka Kasus BJB, KPK Akan Periksa Ridwan Kamil Dulu
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
Pilihan
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
-
Tak Hanya Soal Ekonomi! Celios Ungkap Jejak Tiongkok di Indonesia Makin Meluas, Ini Buktinya
-
3 Rekomendasi HP 5G Murah di Bawah Rp3 Juta Tebaru September 2025
Terkini
-
Netmonk dari PT Telkom Indonesia Berikan Layanan Monitoring Jaringan Mandiri
-
Tantangan Berat Tak Goyahkan PGAS: Catat Laba Bersih Rp2,3 Triliun di Tengah Gejolak Global
-
Menkeu Purbaya Minta Kepala BGN Jelaskan ke Publik soal Rendahnya Serapan Anggaran MBG
-
7 Pekerja Masih Terjebak di Tambang Bawah Tanah Freeport, ESDM Sebut Butuh Waktu 30 Jam
-
Setelah Jeblok, IHSG Akhirnya Bangkit Setelah Kekhawatiran Menkeu Baru Mereda
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Rahasia Berburu DANA Kaget: Tips Ampuh serta Link Aktifnya Klaim di Sini
-
Wujud Nyata Implementasi Tata Kelola Baik, Waskita Karya Raih Top GRC Awards 2025 Stars 5
-
Survei Bank Indonesia: Indeks Keyakinan Konsumen Alami Penurunan, Ini Faktornya
-
Tak Hanya Soal Ekonomi! Celios Ungkap Jejak Tiongkok di Indonesia Makin Meluas, Ini Buktinya